Nah, ini dia. Berbicara tentang pasangan (dalam hal ini, buat gue berarti sang lelaki), orang-orang selalu menyebut soulmatenya, pujaan hatinya, atau apalah itu namanya, sebagai The Right One. Buat cewek-cewek adalah The Right Man, buat cowok-cowok ya The Right Woman. Mudah-mudahan ga usah ada tengah-tengahnya, ya. Intinya, The Right One adalah orang yang tepat.
Mengesampingkan posisinya dalam arti harafiah ada di sebelah mana, The Right Man akan selalu menjadi tangan kanan si cewek, panutan, pemimpin, orang yang paling dipercaya. Vice-versa, The Right Woman adalah sang penolong, pendukung, orang yang paling bisa menjadi wakil dan tangan kanan si cowok.
Oke, bagaimana nasib The Left? Ga boleh bilang nasibnya ga seberuntung si kanan sih, apalagi Tuhan juga menciptakannya. Jadi pasti punya keunggulan juga. Di antaranya, ya menjadi tangan kanannya si tangan kanan. Bingung? Yup. Gue juga mulai agak bingung. Bukan berarti jadi ada dua tangan kanan, ya. Tapi kalau dipikir lagi, kalau ngisi TTS pun, lawan 'kanan' adalah 'kiri'.
Tiba-tiba aja sih, terbersit kenapa kayak kebetulan aja si Left ini menjadi lawannya si Right. Selain arti proposisinya.
Coba kita coba tilik 'left': bentuk lampau dari 'leave' atau pergi. Meninggalkan.
So. The Right Guy: Pria yang tepat. The Left Guy: Pria yang pergi, a.k.a tidak tepat.
Jadi sebetulnya, kiri dan kanan apakah berlawanan? Tidak sejalan? Ngga juga. Tanpa tangan kiri, tangan kanan ga punya pasangan untuk pegangan tangan, pasangan untuk ditangkupkan kala berdoa... :)