Saturday, December 29, 2007

The greetings, the opening, resolution and bookmarks (2)

Although it's been said many times, many ways,
Merry Christmas to you, and a very Happy New Year!

Ga kerasa udah satu tahun berlalu. Setahun yang lalu kurang beberapa hari, gue memulai blog ini dengan judul yang sama: The greetings, the opening, resolution and bookmarks. Itulah kenapa gue memberi tambahan angka 2 di postingan ini.

Pertama, tentang Christmas 2007. Tidak terlalu berasa juga ternyata, gregetnya, seperti tahun lalu. Gue bernatal di Aussie, benua kangguru. Untuk pertama kalinya seumur idup, bernatal ga di rumah sendiri. Pas Natal kami ada di Gold Coast, dimana ternyata Natal ga dirayakan meriah. Memang ada beberapa pohon Natal terpasang, tapi sisanya ga heboh, ga ada pawai2 atau perayaan kota. Bahkan terkesan agak dingin, auranya, atmosfernya, nyaris ga ada. Apalagi Gold Coast ternyata hampir sama dengan Bali, isinya turis semua yang dateng untuk liburan, menikmati suasana pantai dan surfing. Palingan cuma 30-40% aja orang asli Australianya.

Anyway, gue berdua kakak gue berhasil menemukan waktu yang pas dan gereja yang pas untuk merayakan Christmas Eve. 10 menit jalan dari hotel, jam 12 malem. Perayaannya bener2 sederhana, pohonnya juga ga besar, bahkan jemaatnya banyak juga yang dateng hanya dengan T-Shirt dan sendal jepit :D Tapi surprisingly, banyak juga ternyata Australiannya yang pingin memaknai Natal sebagai hari kelahiran Sang Mesias, bukan sekedar tradisi semata. Gerejanya lumayan penuh, sebagian Australian dan sisanya adalah turis2 yang lagi liburan. Sempet terbersit juga, aduh Natalnya agak kurang greget dibanding di 'rumah' sendiri alias di Indo, tapi toh Tuhan hadir di mana2, kan? Dan justru kesederhanaan itu yang penting.

Tahun barunya?
Belum dimasuki.. 2 hari lagi. Yang satu ini sudah tentu akan dirayakan di negeri sendiri, dengan segala kehangatannya. Tapi, ada juga hal2 memprihatinkan yang menutup tahun 2007 ini. Misalnya, bencana longsor di Tawangmangu, tempat masa kecil gue, yang merenggut 27 nyawa. Lalu ada bencana banjir di Jakarta yang sempet mutus jalan tol ke bandara. Lalu ada lagi isu global warming. Dari negara tetangga, Benazir Bhutto yang tewas ditembak. Bayangin orang2 yang kena dampak itu semua. Bersyukurlah kita yang aman, masih bisa berkumpul di tengah2 keluarga, or at least masih ada keluarga, teman, rumah yang nyaman, hidup cukup. Itu semua sangat berharga.

Kabar baik yang akan datang? Gue yakin banyak.. Hanya aja gue belum tau apa.

Resolusi?
Coba liat tahun lalu.
-manjangin rambut (sanggup ga ya?) --> Ini bener2 gagal
-makin pinter, setelah banyak sekali pembelajaran dan proses pendewasaan di taun 2006 --> Wah kepintaran ternyata sangat relatif.. tapi gue cukup yakin gue makin banyak ilmu
-dapet kerja (aminnnn!) plus gaji yg bisa mendukung obsesi sepatu gue, hihihi --> I worked! Really! Sebelum akhirnya resign setelah 11 bulan kerja :P
-have someone to share everything (aminnnn!) --> Nah yang ini juga belum.. Walaupun gue lagi highly demanded! :)
-ga nyolot (huahaha! Bisa ga yaaa?) --> Nyolot gue sangat jauh berkurang.. Tekanan kerjaan..
-jadi cewek (hihihi) --> Idem.. Sangat banyak bertambah sejak ngantor. Moga2 bisa terus lanjut setelah 'pensiun' ini..
-better in serving God --> Maaf Tuhan, malah berkurang..
-punya sepatu Jimmy Choo (I wish!) --> Dengan gaji pas2an? Ckckck..
-tambah tindik --> Ini berhasil, jelas. Ada 2 tindikan tambahan :)
-menghilangkan 5 kilo dari badan --> total2, paling cuma berkurang 2-3 kilo.. Hiks..
-bisa jalan2 lagi ke luar negri kalo semua mengijinkan :) --> Tahun 2007 gue dapet 2 kesempatan.. Korea dan Australia..

Resolusi tahun 2008:
-manjangin rambut (masih nyoba)
-dapet kerja lagi (kali ini gue memilih kerja di korporat)
-have someone to share (Amiiinnnn.. )
-better in serving God
-punya handphone U700!
-tattoo? berani ga ya?
-menurunkan 5 kilo!
-bisa jalan2 lagi ke luar negeri kalo situasi membolehkan :)
Apa lagi ya? Nanti nambah lagi deh kalo inget.

Bookmark? Hmm... Belum pasti semua kayaknya. Gue jalanin apa adanya aja deh..

Evaluasi 2007: Terlalu banyak hal yang terjadi sampe gue males ngelist. Yang pasti gaya penulisan blog gue jauh berubah dan makin baik. Banyak hard skill dan soft skill yang gue dapet; nambah banyak temen; pengalaman kerja yang berharga (11 bulan really means something); laptop baru hasil kerja; few wonderful dates; and else.

Shortly, I wish we all have a good year in 2007, and a perfect year in 2008..

Friday, December 14, 2007

Dewasa vs umur

Banyak orang pernah bilang, dan majalah2 juga, bahwa 'menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah sebuah pilihan'.

Gue sangat setuju dengan pernyataan itu. Setuju banget. Soalnya, bisa aja kan ada orang udah 30 taun tapi pemikirannya masih kekanak2an, belum mikir jauh? Sebaliknya, ada juga orang yang baru 22 atau 23 tapi pemikirannya udah matang, dan bisa diandalkan.

Masalahnya adalah kadang2 di mulut gampang, tapi dibawa ke keseharian nyatanya susah. Rasanya, semakin kita bertambah umur, makin pengen kita (baca: gue) kembali ke zaman kanak-kanak dahulu, ga perlu mikirin apa2, ga perlu mikir what to do next dalam konteks melanjutkan garis hidup. Cuma peduli sama maen2, teriak2, ketawa2, pundung, dan PR - kalo yg ini mgkn bagi sebagian orang, buat gue mah ga ngaruh ada atau ga ada PR :-P -

Menjadi dewasa buat gue adalah semakin mengerti hak dan kewajiban (klise, tentu, tapi emang demikian), makin besar tanggung jawab, baik yg tiba2 nempel di pundak kita ataupun yang emang kita inginkan. Menjadi dewasa bukan lagi melakukan tindakan spontan, I mean in a negative point of view, melainkan melakukan semuanya udah harus dengan perhitungan, pertimbangan, pikirin negatif positifnya, pikirin benefit cost rationya, mikirin bukan dalam jangka pendek aja tapi juga jangka panjang, misalnya dengan melakukan A, apa sih yang akan gue peroleh in the next, lets say, five years? Menjadi dewasa adalah mulai mengambil keputusan2 sendiri, ga lagi bergantung sama orang tua.

You choose it, you get it, and you have the risk.

Memang, akan ada banyak saat dimana kita (again, baca: gue) kembali berpikir seperti anak2, bertingkah seperti anak2, entah karena kita memilih demikian atau tanpa disadari. Impulsif, egois, mau menang sendiri, manja, ga peduli dengan hal lain. Ga pengen maju ke depan, dan cenderung memilih tetap di comfort zone. Gue, saat ini memilih untuk melepas tanggung jawab, dan kembali ke kandang, menjadi anak2 lagi, ga perlu mikirin kewajiban, in fact, ga ada kewajiban berkaitan dengan masa depan gue. Tapi gue ga peduli. I do like challenge, tapi sekarang gue memilih untuk mundur sejenak dan berpikir. Apakah itu bagian dari menjadi dewasa, atau kembali jadi anak2?

Dengan bertambahnya umur, apakah gue udah semakin dewasa? Apakah gue sudah memilih untuk jadi dewasa? Apa sih sebenarnya ukuran kedewasaan itu? Apakah bisa diukur dari adanya pemikiran untuk punya karier cemerlang, tabungan yang cukup, kesuksesan, kemapanan, ataukah (ampun, gue memang seorang cewek yang penuh dengan idealisme perempuan dan sekaligus kisah2 manis di buku dongeng) pemikiran untuk akhirnya berani berkomitmen, settle, punya seorang pasangan, kemudian keluarga?

Atau semata2 kedewasaan itu hanyalah cara berpikir?
Pada akhirnya, gue berpikir, seharusnya kedewasaan bisa kita peroleh seiring dengan bertambahnya usia. Gue cukup bahagia mengetahui bahwa kedewasaan gue berjalan beriringan, dan sama besarnya, dengan umur gue. Gue memilih untuk menjadi dewasa.

12 Desember jam 4 pagi, 26.

Sunday, December 9, 2007

So here I am..

We'll meet again
Don't know where
Don't know when
But I know we'll meet again some sunny day

Di kartu farewell gue, salah satu temen ada yang nulis, "Hope you'll find what you really searching for."

Apa ya yang sebenernya gue cari? Entahlah.. Yang jelas apapun itu, harus ada kebahagiaan di dalamnya. Dengan adanya kebahagiaan, gue percaya apapun pasti bisa gue jalani. Banyak uang, hidup bergelimang barang2 mewah, cantik or ganteng, pakaian bagus atau ngga, itu semua ga jaminan hidup jadi bahagia.

Teori gue, sampai kapanpun kita akan selalu mencari dan mencari dan mencari apa sih yang sebenarnya kita inginkan. Kita akan selalu nyari yang lebih baik. Pencarian itu tidak berkesudahan. Sama seperti harapan. Kalo kita berhenti menginginkan atau mengharapkan sesuatu, berarti hidup kita sudah akan berakhir. Walaupun kita misalnya udah jadi CEO, atau Presdir perusahaan multinasional bergengsi (aminnn!), tapi kita akan selalu mencari yang lebih baik. Selalu mencari apa yang sebenarnya kita inginkan.

Have you find what you are really looking for? What is it? Yakin ga lo bahwa itu yang lo inginkan? Are you sure? Are you sure that once you've reached that dreams, you don't want other things and you won't search for it?
Kalo salah satu radio terkenal di Jakarta bilangnya, "Think, think, think again!"

Anyway, gue akhirnya meninggalkan sumber ketidaknyamanan gue selama beberapa bulan terakhir. Gue ga menyesal pernah di sana, banyak sekali pembelajaran, ilmu, pengetahuan yang gue dapet selama di sana. Kemampuan gue bertambah, skill gue bertambah. But everything happened for a reason. Mungkin, dan gue percaya, ada tempat lain yang lebih membutuhkan gue. Ada tempat lain yang lebih baik. Ada tempat lain dimana gue lebih bisa menjadi berkat di sana. As I always said, there's always a blessing in disguise.

But I do sad. Bagaimanapun, banyak teman2 gue di sana. Teman2 yang senasib, sepenanggungan, teman2 berbagi kalo lagi bete2 urusan kerjaan, teman2 yang mau berbagi pengalaman dan kesenangan. Sekarang gue udah ga bareng2 lagi sama mereka. 11 bulan bukan waktu yang singkat, tapi kalo udah berakhir seperti ini, 11 bulan itu pendek. But I know we'll meet again some sunny day :)

Besides, gue juga sedih karena harus berakhir seperti ini. Gue pergi dengan patah hati, karena ternyata pekerjaan ini bukan 'jodoh' gue.

So here I am. I refuse to say pengangguran. Gue cuma sedang ingin istirahat. Sekarang ini gue akan hidup mewah dulu. Ga susah2, batasan hidup mewah gue sangat sederhana: Tidur sampai siang tanpa harus berat hati karena mikirin kerjaan, main game komputer sampai puas, ngedekor ulang kamar, baca novel2 yg ga sempat gue baca, nonton TV, DVD, jalan2 sesuka hati, berenang, bolak-balik Bandung Jakarta, nyanyi2. Ga usah lagi sakit berminggu2 gara2 stress, dan baru sembuh setelah ngajuin resign notification.

Menjelang 26, searching the meaning of life, single but happy..
That's my idea of life.

Friday, November 30, 2007

We'll meet again

So will you please say hello
To the folks that I know
Tell them I won't be long
They'll be happy to know
That as you saw me go
I was singing this song

We'll meet again
Don't know where
Don't know when
But I know we'll meet again some sunny day

Keep smilin' through
Just like you always do
Till the blue skies drive the dark clouds far away

We'll meet again
Don't know where
Don't know when
But I know we'll meet again some sunny day

(Words & Music by: Ross Parker & Hughie Charles, 1939)

Friday, November 23, 2007

This is the moment

I think, it finally hits me.

Belakangan ini gue banyak berpikir. Mungkin apa yang sedang gue jalanin sekarang ini terlalu menekan gue sehingga sisi impulsif gue keluar. Tapi toh gue emang berpikir ini udah waktunya. The time has come, and I'm going to make it realized soon, maybe in early next month. I just can take it no longer.

Gue banyak minta pendapat orang, temen2 deket gue, and for real, gue agak kesel karena hampir semuanya bilang, "Ya kalo lo merasa itu benar dan lo menginginkannya, then do it." I don't expect that kind of statement. What I need adalah sebuah pertimbangan yang bener2, mendalam, dan ga terkesan agak 'asal bunyi'. Gue butuh semua aspek yang mungkin ada atas tindakan apa yang akan gue ambil. Gue butuh semua positif dan negatifnya. Gue butuh alasan yang kuat. Bukan untuk melakukannya, tapi lebih ke memberi pengertian kepada diri gue sendiri. Ya gue merasa itu benar untuk dilakukan, tapi toh semua orang yang lagi kalut tentu akan merasa itu benar secara subjektif, kan? That's why I need an objective point of view. I need second opinion.

Dan gue juga coba memposisikan diri gue sebagai gue saat gue kasih pandangan sama temen2 gue yang pernah ada di posisi gue sekarang. Pertanyaan2 seperti, "Apa lo ga merasa itu terlalu cepat?" atau "Coba ditahan2in dulu, gimana?" atau "Apa lo ga mau nyari pengalaman dulu, paling ngga?" atau "Lah kan emang semua tempat selalu ada jelek bagusnya", "Itu kan bagian dari penempaan", dll.

F***, gue kemakan omongan sendiri pada akhirnya. Tapi pada pembelaan gue, I've had it for a year. So I think it's fine to be done. But again, itu hanya sebuah subjektivitas..

Sekali lagi gue temukan satu aspek dalam diri gue, yaitu bahwa gue adalah manusia yang terlalu sosial. Kali, ya. Gue ga bisa dengan budaya individualis, walau at some points I can be standing on my own. I always try my best to do everything, tapi gue tau gue ga akan maksimal kalo 'togetherness atmosphere' itu ga ada. It's not what I call 'a team' if I don't find a friendly situation.

I don't belong in here. Gue kehilangan diri gue sendiri di sini. I'm no longer who I am. Gue kehilangan kelogisan gue, gue kehilangan sisi positif gue, gue kehilangan 'sisi laki2' gue (all about the logic things), bahkan gue kehilangan kesenangan gue, gue kehilangan masa2 dimana gue bisa ketawa terbahak2 sampe sakit perut, gue kehilangan waktu untuk kesenangan gue.

Mungkin karena gue adalah totally a pleasure seeker?

Seorang temen pernah bilang, bahkan gue sendiri sering bilang, "Kalo mau maju, you should get out of your comfort zone." Sekarang gue rasa gue lebih memilih di comfort zone. But anyway, gue bisa kok masuk ke uncomfort zone and make life as long as it has a 'warm' atmosphere. I just cannot make it kalo ga ada suasana kebersamaan di sana. Itu aja sih sebenernya weakness gue.

Wednesday, November 21, 2007

Sekarang

Sekarang?
Apa yang lagi gue rasakan?

1. Lapar. Gue masi di kantor dan tadi siang makan dikit dan sekarang gue menderita lapar. Nyokap di Bandung, berarti ga ada makanan di rumah, berarti gue harus beli. Beli apa ya?

2. Kangeeeeeeeeennnnnnn berat sama nyanyi2 di choir. Padahal baru 3 minggu lalu gue pulang dari Korea abis lomba nyanyi2 sama Musicanova. Dan tadi liat foto2 Ivan di facebook (wah Van gue mempromotekan facebook lo), aduuuuuuhhhh kangennyaaaaaa.... Padahal di Koreanya sendiri gue hampir bosen, tapi begitu pulang malah pengen balik lagi.

3. Kinda blushing... Angels surrounding me and all of sudden my mood boosted and I feel good :)

4. Lelah. Dalam konteks, emotionally. Don't want to talk much about it. Walls have ears and eyes. Maybe soon I have to get out of here.

Friday, November 16, 2007

Medley dan masa lalu

Ada pertanyaan, "Jika anda bisa mengubah satu kejadian di masa lalu anda demi masa depan yang lebih baik, apakah itu?"

Apa ya yang akan gue ungkapkan sebagai jawaban?

Masalahnya gue adalah yang selalu mensyukuri semua yang terjadi pada diri gue, apa pun itu, apa adanya. Pertanyaan ini kan otomatis berkaitan dengan penyesalan, bukan? Gue jarang menyesali hal-hal yang terjadi sama gue. Baik atau buruk masa lalu, toh kita udah ada di masa kini, dan hal-hal itulah yang membangun kita menjadi seseorang yang lebih baik. Ga ada, or at least, jarang ada penyesalan.

Semua terjadi karena ada sebabnya. Bukan kebetulan. Paling tidak, apa yang kita anggap kebetulan, buat orang lain, atau buat Si Pencipta, bukanlah sebuah kebetulan. Misalnya, kayak gue nyetir kemaren. Macet. Trus mobil belakang asyik klakson. Sebel kan. Memangnya dia kira gue bisa maju juga ke depan? Ada alasannya lho kenapa gue berhenti. Ada alesannya kenapa sesuatu itu terjadi. Dan, seolah menguji gue sendiri, tiba-tiba ada motor nyela dan, "duk!" kena mobil gue. Sialan banget.. Just in time gue merenung bahwa semua itu ada alasannya! Duh!

Anyway, gue agak melenceng jadinya. Jadi curhat :P

Tapi, kalo gue dipaksa untuk menjawab, mungkin ada masa di mana gue pengen mengubah masa lalu. Misalnya waktu gue menyakiti hati temen2 gue Juli 2006. Tapi toh mereka udah memaafkan gue, and everything has back to normal.

Ada satu kejadian. Udah cukup lama, tahun 2003 kayaknya. Sampe sekarang gue masih belum bisa banget memaafkan diri gue, walau otak gue yang cukup waras berkata bahwa emang udah jalannya demikian, dimana Tuhan emang mengatur segalanya demikian.

Gue pergi seharian, nenek gue tinggal di rumah, dan gue baru ngasi kabar malem. Jadi seharian itu gue pergi ke Lembang ama temen2 gue, main, makan, hahahehe, ga jelas banget deh pokoknya. Dari pagi. Padahal gue bilang pas pergi paginya bahwa gue cuma ke kampus aja. Dan gue baru pulang rada malem.

Sebenernya sih udah biasa gue pulang malem, urusan nyanyi2 dan hedonisme itu membuat gue sering pulang malem. Tapi biasanya gue ngasi kabar sih. Kali ini, gue ga ngasi kabar sampe malem. Jadi waktu gue pulang, nenek gue marah2 kenapa gue ga ngabarin.

Itu adalah malam terakhir gue melihat dia dalam keadaan sehat walafiat dan berdiri tegak. Besok paginya jam 8, nenek gue kena stroke, dan beliau yang tadinya tegar, tegap, kuat, harus sakit selama satu setengah tahun, ga bisa lagi lari2, ga bisa lagi jalan2 berburu tukang sayur di depan, sampe akhirnya Tuhan panggil di pertengahan 2005.

Mungkin memang begitulah kehendakNya, tapi tak urung gue menyalahkan diri sendiri.
So, kalo gue bisa kembali ke masa lalu, gue berharap gue tidak pergi ke Lembang waktu itu, atau paling tidak, gue ngabarin nenek gue waktu gue mau ke Lembang. Atau apa lah, yang bisa menjadikan itu semua bisa berubah. Kalo saja gue ngabarin beliau, gue rasa beliau sekarang masih sehat, masih lari2 ke sana kemari, ngejar tetangga, ngejar tukang sayur..

Mellow ya gue kali ini? ;)

http://medleymovie.blogspot.com/

Wednesday, November 7, 2007

Glowing..glowing..in the dark..





Lucu ya bahwa ternyata perasaan bahagia bisa bikin wajah kita bersinar2 tanpa disadari. Terutama perasaan yang satu itu.. Yeah, everybody knowslah.

Lucu kalo nyadarin bahwa kalo kita lagi nginget2 seseorang yang 'penting', kita suka senyum2 sendiri. Mau di jalan, mau di toko, atau lagi apa kek, pasti rasanya seneng terus. Dan kita suka jadi tersipu2 sendiri tanpa alasan :D

Perasaan ini ternyata membawa perubahan sama pembawaan kita sehari2. Gue juga baru nyadarin itu setelah gue ngalamin sendiri. Maksudnya, setelah ada orang lain yg ngomong. Gue pernah begitu jatuh hati sama seseorang, dan selalu exciting waktu gue tau akan ketemu orang itu. Kejadian itu berlangsung selama beberapa lama, dan seorang temen bilang, "Wah, belakangan ini muka lo bersinar2 ya! Aura lo kayaknya cerah banget."

Sayangnya perasaan ini ga berlanjut, tapi gue seneng banget gue pernah mengalami masa2 indah itu. Gue ga nyesel. Makasih ya buat orang yang pernah bikin dunia gue bersinar2 :D We're still friends, though.

Sekarang ada temen deket gue yang selalu gue godain, "Aduh, yang lagi in love, mukanya berbinar2 terus nih.. Auranya berseri2 selalu.." dan gue sungguh2 waktu bilang itu, karena itu emang keliatan banget! Bukannya cuma sekedar ngegodain doang lho! There's something different about you.. ;) Tapi itu sih jangankan dianya, gue aja suka senyum2 sendiri kalo mikirin hubungan dia ama pacarnya. Sesuatu yang romantis banget, so sweet, so cute..

Gue sekarang lagi memulai lagi perjalanan gue. Entah apakah yang ini adalah 'ini', gue ga tau. I still barely know this guy. Let it flow ajalah.

Apa sih sebenernya yang bikin kita glowing kalo lagi in love? Apa tekanan darah yang naik ke muka dan bikin muka kita bersemu merah? Atau apa? Atau karena memang begitulah cinta itu? Bisa bikin orang berubah, bikin orang jadi seperti kayak bukan dirinya sendiri, bikin orang senyum2 sendiri, bikin orang bertingkah aneh?

I love being in love..

Thursday, October 25, 2007

Just smile..

Light up your face with gladness
Hide every trace of sadness
Although a tear may be ever so near
That's the time you must keep on trying
Smile, what's the use of crying
You'll find that life is still worthwhile
If you just smile

Kerja jadi marketing, sales, call center, PR, telemarketer, butuh stok senyum jauh lebih banyak daripada kerjaan lain. Setidaknya, semua kerjaan yang kerjanya ketemu orang, klien, baik secara audio (via telepon) maupun ketemu fisik. Itu yang gue rasain. Oke, kalaupun kerjanya ga ketemu orang, ketemu atasan juga harus punya stok senyum :P

Walaupun cuma lewat telepon, ga ketemu muka, senyum tetep dibutuhkan, karena itu akan pengaruhin nada bicara kita. Kalo kita lagi muram durja, walaupun orangnya ga liat kita, tapi pasti kerasa ada perbedaan dengan kalo kita neleponnya dengan ramah.

Di pekerjaan-pekerjaan itu, kita harus mengalahkan diri kita sendiri. Masalah pribadi, atau pun masalah pekerjaan, mau kesel kayak apapun, pas ketemu orang lain kita tetep harus senyum. Apalagi kalo orang itu ga ada hubungannya sama sekali dengan kekesalan kita. Kita ga punya hak untuk bete ama mereka.

Ini kejadian sama gue beberapa hari terakhir ini. Entah mungkin kecapean karena rangkaian konser, atau emang mood gue lagi acak-acakan, sampe kantor gue harus media konfirmasi. Hoalahh.. Belum lagi ditambah tekanan kerjaan yang numpuk. So little time so much to do.

Jadi, acara nelepon pun harus dengan senyum. Otherwise, yang ditelepon juga akan ga suka ama kita.

Seringkali waktu latihan, Ivan bilang, mimik itu penting kalo mau menghasilkan produksi suara yang bagus. Karena akan lain bunyinya kalo kita nyanyiin lagu riang dengan mimik cemberut.

Soal lainnya tentang senyum, senyum dan tertawa adalah cara lain mengolahragakan muka selain nangis. Kalo nyambungin dengan posting sebelumnya, di awal postingan ini disebut 'what's the use of crying', nah gunanya nangis adalah olahraga muka! -hahaha, tetep- Selain itu, nangis adalah cara lain, selain ketawa, untuk melampiaskan emosi. But anyway, semuanya punya waktunya masing-masing kan?

Gue punya motto, a smile when starting your day will brighten up the world for all day. And it really works for me :)

Monday, October 22, 2007

Mari menangis!

I hope you know, I hope you know
That this has nothing to do with you
It's personal, myself and I
We've got some straightenin' out to do
And I'm gonna miss you like a child misses their blanket
But I've got to get a move on with my life
It's time to be a big girl now
And big girls don't cry
Don't cry
Ini sepenggal dari lagunya Fergie, judulnya "Big girls don't cry".
Lucu juga mengingat dari pengalaman pribadi, seringkali sesuatu itu 'has thing to do with you'. Malah harusnya 'things'. Seringkali kelenjar air mata dipaksa olahraga justru karena something to do with other people. Ya, it's personal, karena hati kita yang sakit dan perasaan yang menderita, tapi itu pasti ada hubungannya dengan orang lain. Bahkan kalo kita nangis waktu kecil dulu karena digebukin nyokap, nangis karena sedih kan? Menurut pikiran anak kecil, "Duh, Mama ga sayang aku lagi." Kalo kita nangis karena patah hati, pasti ada orang lain yang ikut andil kan?
Lain halnya kalo nangis karena sedih kita ngerusakin mainan kita sendiri. Itu namanya menyesal, dan kebodohan anak kecil.
Dulu gue pernah nangis gara2 ga dijemput dari sekolah. Semua temen gue udah pulang, dan gue tinggal sendirian di sekolah. Masih siang sih, tapi anak 7 tahun akan berpikiran, "Huuu.. Aku dilupain Papa.." Nah, itu nangis model apa ya?
But back again, Fergie di lagunya bilang, I've got to get a move on with my life. Ini hal yang harus dipelajarin. Entah proses pembelajaran menuju kedewasaan, ataupun proses 'mengenal' seseorang. Kalo ga berhasil, ya harus move on. Jadikan ketidakberhasilan itu menjadi keberhasilan kita di lembar berikutnya.
Tapi trus dia bilang, it's time to be a big girl now, and big girls don't cry.
Gue agak ga setuju. Itu cuma sekedar ucapan untuk menenangkan anak kecil kalo orangtuanya udah ga punya cara lain untuk diemin anaknya. In fact, semakin besar kita, semakin sering kita nangis karena semakin banyak kita tahu hal2 jelek (ini kalo nangisnya bukan nangis bahagia) dan kita harus berhadapan dengan itu. Menyesal, sakit hati, menderita, kita pasti nangis.
Curhat: Gue pernah bangun subuh2 dan tiba2 berderai airmata selama sejam tanpa stop. Kayaknya semua cewek pernah mengalami itu. Ada seseorang yg pernah nanya itu sama gue, lucunya dia adalah salah satu yang bikin gue nangis :) Hihihihihi..
Airmata itu, atau nangis, baik untuk kesehatan. Itu adalah cara untuk mengolahragakan otot2 muka.
Mari teman2, kita nangis bersama!

Friday, October 19, 2007

Worst Excuses For A 'Sick' Day

This article is good. Explaining why and how to lie well :)

Taken from www.forbes.com, today (19 Oct), wrote by Matthew Kirdahy, titled "Worst Excuses For A 'Sick' Day".

What do murderers and members of the workforce milking their company for time off have in common? An alibi. Welcome to a discussion about lying to your boss and--sometimes--getting away with it. It's hardly criminal, so pardon the above analogy, but it could get you fired or at least ruin a colleague's day.

Everyone does it, and everyone knows it's shady. But whether or not that's the reason, managers appear more amenable nowadays to requests for these unscheduled days off.

In all likelihood, if you're reading this, you've lied to your employer at some point in your professional life so you could use a "sick" day when you're not actually ill. While you may not feel that you're an indispensable part of the operation, your unwarranted absence can cause a serious problem because someone usually suffers, even if it's not you.

Chances are, your boss has heard all the excuses in the book, so don't think you're reinventing the wheel when you call in before the day starts and say, "I was snowboarding off my roof last night while drunk and broke my leg" or "I'm feeling pregnant ... like my wife."

These are the kinds of responses Careerbuilder.com has gotten in a survey of hiring managers. The jobs Web site has conducted this research on sick-day alibis since 2004. In the last two years, the data have shown that 23% (2005) and 27% (2006) of managers have fired their employees for not having legitimate reasons for their "absenteeism."

After all, time is money to these people. According to CCH, a human resources information company, absenteeism costs large companies (those with 1,000 or more employees) an average of $760,000 annually. CCH no longer tracks what it costs these companies per employee.
The CCH research also tracks the reasons for absenteeism from 1995 to 2007. The data showed a marked decline in "personal illness" as a reason for calling out of work from 45% in 1995 to 34% in 2007. "Family issues" has always remained second, followed by personal needs, entitlement mentality and stress.

Careerbuilder.com offers one piece of solid advice: "Honesty is the best policy," said Jennifer Sullivan, spokeswoman for Careerbuilder.com. "Fortunately, more hiring mangers today and more employers today are much more understanding about needing that extra day off."
Note: "Day" is singular.

That's how the whole faking sick thing became a problem. People abused what had essentially become a privilege in the workplace by turning occasional into often. If you're fortunate enough to have a boss who is a human being, it's best to tell him or her that you're stressed to the max and need a day to use as few brain cells as possible, preferably slumped in front of the TV. Maybe you have other personal matters to tend to.

Addie Johnson will tell you. She's the author of The Little Book of Big Excuses, and she came up with the book idea when trying to juggle a "day job" with her pursuits in acting. She would think of 101 ways to call out of work for an audition.

In the book, she discusses the major pitfalls of calling in sick. Her best advice: "Don't call with every symptom known to man. Keep it simple sicky. If you're calling up with the flu, you don't need to tell your boss that you have nausea, vertigo and the shakes."

"Keep it simple, so you can get in and get out."

Thursday, October 18, 2007

Kepala vs. hati

Kenapa seringkali hati mengkhianati kepala, bukan sebaliknya?

Kepala bilang 'tidak', hati bersikeras bilang 'iya'. Pada akhirnya si hati yang cenderung menang, mengalahkan kepala dan akal sehat.

Rasanya gue udah pernah bikin posting tentang ini, entah kapan. Males browsing mundur lagi. Menandakan bahwa bukan cuma sekali ini kepala dan hati saling bersitegang, dan yang bikin tambah nyebelin, bikin orang yang punya jadi bete.

Kayak penyakit aja. Susah sembuhnya. Udah pernah dicoba untuk 'dioperasi' dan 'dikeluarkan', dengan harapan sembuh total dan bisa hidup biasa lagi. Tapi mungkin karena hati bermain terlalu dekat dengan api, muncul lagi penyakitnya. Munculnya di bagian yang sensitif, lagi. Padahal si kepala dari awal udah bilang, kalo ga mau kena bahaya, lebih baik mundur dan jaga kesehatan - jaga jarak. Mengabaikan peringatan itu, penyakitnya kambuh lagi deh. Akibatnya, sekarang metastase ke kepala. Sekarang jadi susah berlipat ganda. Ga mau keluar dari kepala. Ini bahaya, karena akal sehat dari kepala aja udah dikuasai penyakit itu.

Sekarang bingung deh gimana mau nyembuhinnya.
Penyakit yang muncul lagi yang baru bisa sembuh setelah dua tahun. Dua tahun menunggu dan mencari jawaban apakah itu bisa menjadi sebuah bakteri yang menguntungkan tubuh, atau malah menggerogoti dan bikin sakit. Kalo tahu bahwa itu akan jadi penyakit, udah sejak dulu gue tumpas dengan obat.

Hanya sebuah pemikiran. Orang yang galau biasa nulis sesuatu yang ga jelas.
Mungkin selama ini pun gue membohongi diri sendiri.
Tapi, sejujurnya, gue bahkan ga tau apakah gue mengharapkannya atau ngga.

Ada yang tahu cara ampuh untuk sembuh?
Ada yang tahu apakah kepala atau hati yang harus gue paksa sembuh?

Thursday, October 11, 2007

Discovery Travel and Living

Sejak masang jaringan televisi kabel Indovision sekitar bulan Maret kemaren, Discovery Travel and Living jadi salah satu channel favorit gue.

Isinya jalan2 dan makan dan pesta. Hampir semua shownya gue suka. Yang agak gue males nonton cuma Miami Ink. Isinya cuma tattoo2an. Paling ga seru deh.

Yang pertama kali gue tonton di channel ini adalah Five Star Insider, hostnya Angus Fontaine. Di iklannya, dia bilang sesuatu yang intinya dia adalah orang paling beruntung dengan pekerjaan yang paling hebat. Gue setuju banget. What experiences and trips he has. Luxurious banget. Kerjaannya jalan2, icip2 makanan enak, dan dibayar pula! Seperti dapet keuntungan dobel! Kita juga bisa sih, kayak dia, tapi bedanya kita harus keluar duit, sementara yang ini kan..huaaaaahhhh menyenangkan sekali! Tidur di penthouse, dapet layanan terbaik, dianter kemana2 pake mobil mewah, spa, massage, name it!

Terus ada Samantha Brown, yang spesialisasinya khusus keliling2 Eropa. Nama shownya Passport to Europe. Seneng banget jalan2 di Eropa! Menjalani seluruh daratan Eropa. Ada Perancis, Roma, Milan, Yunani, pokoknya semua pelosok Eropa. Bikin pengen ke Eropa lagi! Tiap ada tempat di mana gue (with my 'ancur' gang) pernah ke sana, gue pasti teriak2, "I was there! I was there!"

Terus ada acara masakan Asia yang hostnya Bobby Chin. Dia jalan2 keliling Asia dan menjajal dunia kuliner Asia, either dia yang masak or dia icip2. Sekali waktu dia pernah jalan2 di Hongkong (God I miss Hongkong), trus ke Kowloon (when we were in Hongkong, our hotel was is Kowloon), trus ada pasar yang depan hotel tempat kita nginep dulu.

Ada juga David Rocco yang khusus muter2 di Italia. Secara yaaa dia orang Italia. Ga perlu dibilang lagi betapa gue suka Italia. 2 minggu di Legnano n Milan,walau pas ngejalaninnya sampe hampir bosen, tapi setelah pulang, duh pengen balik lagi.

Lalu ada China Fast Forward yang didalangin David Wu. Dia jalan2 seputar Cina, Taiwan. Ada sekali waktu dia ke gedungnya Chiang Kai Sek, tempat kita dulu ngeronggeng di sana :)

Aaaaaahhhhhh pingin punya kerjaan kayak gitu!

Monday, October 8, 2007

Actions speak better? Really?

Action speaks better than words..

Masa sih? Apa iya? Buat gue, ada masanya action speaks better than words, tapi gue lebih sering mengalami, atau malah memilih, word speaks better than actions.

I'm a kind of people who needs statement through words. I prefer words. Actions also good, but it only supports. Actions supports words. Keduanya ga bisa berjalan seimbang, tapi akan saling mengimbangi. Kalimatnya agak ribet ya? Tapi gitu deh maksudnya.

Tapi toh itu hanya untuk beberapa kasus juga sih. Misalnya kalo gue sayang sama nyokap, I'm not the kind who will give statement such as "Mama, I love you", but I prefer to show it through actions. Toh ga mungkin ada anak yg ga sayang ama ibunya, kan?

Different way in romance situation. Sebagaimanapun hebatnya perlakuan si cowok sama gue, sedemikian jelasnya pun perhatian dia sama gue, tapi yang satu ini butuh pernyataan. Verbal. Statement. Ini bukan masalah status, tapi masalah hati n perasaan.

That's why I once said, "Semuanya tampak baik2 saja, semua tampak sempurna, tapi kenapa ga pernah ada kata2 itu ya? Apa sih yang salah?"

Maka jawabannya adalah "There is/was nothing wrong.. Hanya saja jalannya ga di sana."

At least I need statement, even it is only 'yes' or 'no'.

So, for everyone I know in this world, I love you.

Balada hair dryer

Hair dryer akan selalu jadi peralatan perang gue yang paling utama. Tanpa hair dryer, rambut gue akan jelek sepanjang hari. Bad hair day will effects more to me, than you ever thought.

Apalagi dengan rambut yang mulai gue panjangin - I need to makeover, really! - dan sekarang udah berbentuk bob dengan indahnya, kalo ga ada hair dryer, selamat lah gue. Bisa2 rambut gue ga ngembang, dan kempis aja, ga ada indah2nya. Dan gue ga suka kalo rambut gue ga sesuai dengan aturannya.

Dulu2 gue ga pernah pake hair dryer. Dia cuma dipake untuk saat2 genting aja. Misalnya, ngeringin buku tulis kalo kena ujan. Selain ngeringin si buku, hair dryer ini juga berjasa ngeritingin tuh buku. Kalo aja efeknya sama rambut sedemikian mudahnya..Ga perlu deh ngeluarin uang banyak2 untuk ngeritingin rambut. But anyway, toh rambut gue ga keriting, ga pengin dikeriting juga, so buat gue cukuplah peranannya sampe dengan buat ngeringin n ngeblow aja.

Beberapa hari yang lalu, si hair dryer ini mati pas lagi gue pake. Lagi mau buru2 ke kantor, tiba2 raungannya mulai melemah, melemah, kayak keabisan napas, tekanan darah yang turun terus... Pas gue liat bagian belakangnya, tiba2 kayak ada api kecil gitu, trus..

Mati deh dia. Aduh, kasian amat nasib si hair dryer yang setelah sekian lama mendampingi gue, bikin gue bahagia dan bikin rambut oke..

Situasinya cukup berbahaya buat gue. Untung gue masih punya satu lagi, yang biasa dibawa2 buat travel. Kekurangannya yang ini adalah - duh gue ga tau berterimakasih ya - doski kecil benerrrr bo.. Secara biasanya buat travelling. But it helped, really. Si kecil ini berjasa juga, walaupun gue jadinya selama beberapa hari harus bangun lebih pagi dari biasanya karena dia ngeringinnya lamaaaaaaa banget.

Then I bought the new one.
Ahhh, senangnya punya hair dryer baru! Warnanya merah, anginnya kenceng..

Saturday, October 6, 2007

Gue lelah!

The heat is continuing.

I find myself losing my self confidence at last, when a friend breaks a promise alias melanggar janji.

I don’t know apakah karena janjiannya dengan gue maka dia merasa it is fine to do that, or karena emang dia punya habit ga bisa memenuhi janji. I just don’t know, but when it happened several times, then I guess it is because it is me whom he made a promise to.

I’m losing my self confidence, dan gue sedih banget karena ternyata pernyataan gue kemungkinan benar. Once I told this friend that I’m not a significant friend for him; gue toh jarang dianggap sama dia. I thought I was wrong when this person replied, ‘who avoid you anyway?’

Bukan cuma sekali ini janjian ketemuannya batal terlaksana gara2 dianya punya janji lain. Okay, I’m just an old friend. Not the important one. Dia selalu punya janji2 yang lebih penting untuk ditepati daripada dengan gue. Gue sadar lah, gue bukan siapa2, pertemuan dengan gue sih bisa nanti2 aja, walaupun gue udah janjinya dari jauh2 hari. Berhubung dia tinggal di luar kota, mungkin ada orang2 lain yang lebih jarang ketemu dia daripada gue, so it is more important to meet them first. Actually, the real problem is not that; the problem is that he never told me that he had another meeting. This friend always left me behind, knowing nothing. Finally I always try to forget that he has forgotten we had an appointment to meet.

This is happened to me again today. Yesterday, I thought we had made an appointment to go hang out, since this friend told me he will be back to Jakarta for two days before headed back to the city he lives in. I have only a day, because I have to go to Bandung on Sunday. I was planned to go Saturday, but since he convinced me to go on Sunday, then I agreed. Malemnya, karena gue baru janjiannya sehari sebelumnya, I might ‘keduluan’, so I tried to confirm everything twice last night. But my message didn’t get a reply.

I tried again this morning, I even called, but he didn’t answer. That’s the time I started to worry if there’s anything happen to his cellphone, apa ilang, atau abis pulsa, or even he’s on something? I don’t know. So I messaged to the other number, which he finally replied.

Then, seperti yang bisa ditebak, temen gue ini udah ada janji lain, dan dia baru bisa pergi sama gue sore2an. Itupun belum pasti.

Trus kenapa ya dia ga ngasitau lebih awal, baru ngasitau belakangan, itupun sesudah gue SMS dia? Apa dia lupa punya janji dengan gue? Atau karena janjiannya dengan gue makanya dia merasa itu ga apa2?

Gue samasekali lupa dengan kebiasaan dia yang suka lupa bahwa dia punya janji dengan gue (as I told before bahwa gue selalu mencoba melupakan itu, krn seorang teman harusnya melupakan kebiasaan buruk temannya dan ngedoain supaya jadi lebih baik).
If I bring this up to him, I’m too afraid for being told as selfish, childish, or even too demanding. While, again, I’m just a friend. Not more than that.

But anyway, I slightly brought this thing up to this friend, bilang bahwa gue toh ga pernah dianggap. That was when he told me, “Who avoid you anyway?”

Akhirnya, dia bilang dia akan ngasi kabar jam 12 karena takut melanggar janji. I told him that I’ll wait. Nah, gue ga tau ya 12nya tuh siang atau malem, karena sampe gue nulis posting ini jam 5 sore, dia ga ngasi kabar apapun.

Apakah gue punya hak untuk kesal? Is it any wrong if I want to meet my friend, a friend who lives far away now? Is it any wrong if I want to spend a little more time because we rarely have time to hang out together?

At the end, gue jadi kehilangan kepercayaan diri gue. Apakah gue segitu ga pentingnyakah sampe dia bisa dengan gampangnya lupa bahwa gue ini ada? I guess I am… Dia bahkan lupa untuk ngabarin gue jam 12. I even checked my phone’s network just to make sure the network is fine so I won’t miss the message because of bad networking.

Gimana dia bisa memenuhi janjinya untuk pergi sama gue kalau bahkan janji untuk ngabarin aja dia ga bisa?
Apakah gue bisa menuntut hak gue sebagai teman?
Is it fine kalo gue mengalah dengan pikiran mungkin dia saking sibuknya sampe lupa ngabarin?
Apakah gue terlalu mengalah?

I decided to shut up. I decided to do nothing. Gue ga akan SMS untuk bertanya. I’m tired. If I’m not that important, then I guess I don’t have right to angry.

I also try to control myself when I find, this minute, the person is in YM, which he chooses to do instead of messaging me..

That's it. Gue lelah!

Thursday, October 4, 2007

The downs: What could be wrong?

Entah kenapa, my mood today is not in its best.

It might started from yesterday afternoon, but in my chaotic scene I didn't really feel it. Gue ga bisa ikut media training karena satu dan lain hal. Lalu, siangnya gue jadi bete setelah I called up my sister's friend who turns out to be my office's client, dia malah cuek2 aja. Gue kan jadi malu sendiri, kayak sok oke aja. Then, I rushed in preparing the copies of proposal we planned to be presented to the client. Alhasil, printernya jadi ngadat, mati, ga mau ngeprint, while in the same time I have to make 7 copies, and it was 3 pm already, so it was confirmed that we were late. However, the meeting went well (that was the only one good thing). We went back to office and got stuck. Ended up by went home at 8pm.

In the morning after, which is this morning, I lost my patience when a bunch of official cars cut my way seenak udelnya aja. And when I try to cut them again as my revenge, I nearly hit the last car! In fact, I think I've scratch it! Sumpah gue sampe deg2an.

Siang menuju sore ini my bad mood is mounting.
Kerjaan gue ada yg salah karena kecerobohan gue sendiri. Kenapa sih hal sesepele itu aja gue salah? Cuma salah ketik doang! Nyebelin banget! Pembelaan gue adalah gue copy paste template dari yg udah ada, berarti ga sepenuhnya kesalahan gue dong? Therefore I was excused becuase I'm still new at this. Dan gue ga suka dengan pernyataan itu. Ini bukan masalah gue masih baru, tapi lebih karena habit gue. Gue lebih rela disalahin karena sesuatu yg emang muncul dari guenya, bukan karena gue masih baru (agak aneh memang, but it's me). Trus juga masalah lain muncul. Actually it is not a big deal, tapi entah kenapa gue sensi berat hari ini. Kerjaan yang menurut gue udah bagus ternyata masih belum bagus.

Abis break makin males aja gue. Pingin cepet2 pulang. Setelah bales beberapa email buat klien, mendadak boost tuh si bad mood. Pada saat yang ga tepat one of my friends appeared on YM, and I know for sure that he usually good at healing my bad mood. Unfortunately mungkin karena guenya yang udah ngaco berat, gue malah marah2 sama dia and I said a quite sensitive thing about friendship, which I really regretted it right after those words came out.

Setelah itu, he informed me that I might go without Ida to Korea, because she was in a bad condition since she has been to tired that it might cause danger to her liver. Dan gue jadi sedih. Gue tau untuk kebaikan dia emang dia ga boleh pergi, but it still disturbs me. And I know my trip would not be as interesting as before. But why she doesn't tell me anything? Kalimat gue sebelumnya agak harsh, so change it to: I prefer to say that gue agak 'menanti2kan' kabar. She has not reply my SMS. Hmm, I think she probably busy, or even in the middle of the sickness. Who knows? But again it contributes also to my negative mood.

At the top, jadinya malah many questions popped up on 'why'. I know it's no good. So not good. I think I have to take anger or patience management. Kenapa sih begini? Kenapa sih begitu? Kenapa sih, kenapa sih, dan kenapa sih. Semua kekesalan itu hampir tumpah ke temen gue yg ketemu di YM itu. Buntutnya gue malah jadi merasa bersalah, karena toh ini bukan salah dia.

Sorry, my friend, for also bringing you down with me.

It's just one of my 'black' day.

Friday, September 21, 2007

Jakarta, Jakarta..

Dua hari belakangan ini, ga termasuk hari ini (karena gue belum pulang dari kantor), gue bener2 dibikin ampun2an sama yang namanya macet.

Pertama, karena menjelang buka puasa semua orang ribut berebutan pulang kantor (semua kantor di Jakarta) demi buka puasa di suatu tempat, entah di rumah atau emang ada janjian buka bareng.

Kedua, gue pulang kantor bersamaan dengan semua orang emang pulang kantor :P kalo udah gini ga tau deh siapa yang mau disalahin.

On Wednesday, I went home at four thirty, belum 500 meter jalan, gue udah berenti lagi, and I stopped there, stuck, for an hour. Di depan gas station Senopati. It sucks. Really. Emosi udah naik turun, sebentar tenang, sedetik kemudian maki2, dst dst.

The second stuck point was Tendean. Berebutan dengan metro mini, bis, kopaja. I drove calmly, tapi kalo 'kesentil' dikit pasti gue immediately explode. Jadi nyetirnya pelan2, sabar, tapi giliran ada yg mau nyela, gue pasti rusuh2 ga mau disela. Emang tuh ya oportunis! Ga bisa liat orang cape! Plus sakit kepala pula gue!

The third point was mid-Kuningan.
The next was jembatan Kuningan.
The next was Diponegoro.
The next was RSCM.
The next was Salemba.
The next was Pramuka.

Gue baru bisa pindah perseneling 3 setelah belok ke jalan masuk rumah.
Sebelumnya, gue baru bisa pindah perseneling 2 setelah di ujung Mampang yg mau belok Kuningan.

@#$%^&*()*!

Kamis, sama juga. 2,5 juga sampe rumah. Agak sedikit beda karena gue ga sakit kepala, and it gave a lot of difference.

Oh Jakarta, Jakarta, gimana mau maju kalo macet melulu?

Friday, September 7, 2007

Kompetisi Paduan Suara 4 Unpar

Kompas, 02 September 2007


A bit too small yah tulisannya.. Secara ngescan dari lembaran print. Dari Kompas Cyber Media ga bisa dicopy paste :P

Intinya adalah PSM Maranatha untuk kedua kalinya jadi juara umum alias Grand Champion KPS Unpar. Selain juara umum, mereka juga juara 1 di kategori Sacred Music n Folklore. Congratz Maranatha! Congratz Mas Bambang!

I was in Bandung when the competition held, plus Wimam juga pas lagi di Bandung, jadi gue ada temen nonton. Temen2 gue yang lain soalnya pada panitia, sibuk, dan gue jadi nonton sendirian.

Ngeliat keributan, kehebohan, kesibukan panitia, jadi agak bego kalo jadi penonton.. Tapi kan udah alumni, jadi pengin jadi penonton aja kali ini. Inget masa2 jadi panitia. Dari KPS 1-3, gue selalu terlibat di kepanitiaan, dan itu asik banget. Paling berkesan waktu KPS 3, gue jadi sie acara. Ketemu peserta, ngorganize acara2nya bareng Dody, Ida, Dede, Fofo, Dodo, Wimam.. Jadi kangen terlibat di acara2 kayak gitu lagi.

Anyway, balik lagi ke acara KPSnya. Lumayan agak banyak 'perbedaannya' dengan KPS lalu2. I don't know, mungkin emang gue agak subjektif liat kepanitiaannya. Tapi toh semuanya lancar, berakhir baik, meski ada kekurangan di sana-sini tapi kan semua acara juga pasti ada kurangnya. Tergantung kita bisa belajar dari situ atau ngga. Beberapa peserta mungkin agak komplain, tapi itu sih wajar n normal. Hihihihihihihihhi....

Dari pesertanya, banyak peserta yang emang udah ikut dari KPS yg lalu2, tapi banyak juga yg baru ikut kali ini. Seperti yg ditulis Kompas, penonton membludak pas grand final, dan itu bisa jadi tolok ukur kesuksesan. Banyak yang tertarik dan sangat minat untuk nonton peserta2 yg hebat2, yang menghibur.

Semoga KPS 4 ini semakin menambah khazanah kepaduansuaraan Indonesia, jadi tolok ukur kemajuan musik klasik pada umumnya, paduan suara pada khususnya. Mari kita patahkan anggapan selama ini bahwa musik paduan suara itu tidak punya nilai jual lebih, atau too high-class!

Viva la Musica!

Saturday, August 18, 2007

Dirgahayu Indonesia!

Yesterday, Indonesia celebrated its 62nd anniversary.

Entah kenapa denger lagu Indonesia Raya dikumandangin di siaran langsung di TV, gue merinding dan terharu. It's been such a long time after the last time I 'really' heard that song. Lagu kebangsaan, lagu kebanggaan. Walaupun beberapa waktu lalu sempet digoyahkan oleh penemuan2 yang menurut gue ga penting, yaitu bahwa katanya lagu itu ada versi aslinya atau rumor apapun yang negatif yang menerpa lagu itu, tapi gue tetep bangga dengan lagu itu. The song still 'move' me. Terlepas dari itu semua, yang harus diingat adalah maknanya. Pernah ga direnungkan secara mendalam maknanya, dijiwai bener2 lagu Indonesia Raya itu? Apalagi kalau dinyanyiin..bukan cuma sekedar selewat di diafragma, pita suara dan terus dipantulin ke langit lunak trus ke belakang gigi (perlu pake ilmu belajar vokal, hehe) dan menghilang di udara.

Selain itu, lagu itu juga penanda bahwa kita udah merdeka. Lagu itulah yang disiarin ke radio2 seluruh dunia di kala kita memutuskan untuk merdeka dulu, memutuskan bahwa udah saatnya kita berdiri sendiri, ga ditekan2 terus sama penjajah, time to decide what to do with our life, apa yang dilakukan, kebebasan untuk menentukan nasib sendiri!

Apa pernah juga disadari bahwa orang2 hebat jaman proklamasi dulu harus mempertaruhkan nyawanya untuk kita sekarang? Kita bisa jadi hebat seperti sekarang ini karena mereka. Apa pernah diingat bahwa mereka juga mempertaruhkan nyawa untuk bisa mengumandangkan lagu ini di mana2? Sekarang kita bebas menyanyikan lagu itu kapanpun di mana pun, tapi kita kayaknya ga pernah menyadari itu. Cuek bebek aja sekarang mah..Peduli amat.

Tapi, kalo di lagi di luar negeri, lagu itu sangat berasa menggetarkan. Apalagi kalo di lomba2 internasional, di mana kita mengusung nama Indonesia, kalo Indonesia Raya dikumandangkan, gue selalu berusaha nahan diri untuk ga meneteskan air mata. Lagu lain yang memberi gue pengalaman sama adalah lagu 'Tanah Air'. Selalu bikin terharu dan bikin kita ga bisa nyelesain lagu itu kalo kita nyanyiin.

So, kenapa untuk menyelami kedigdayaan lagu itu kita harus ada di luar negeri dulu? Kenapa kita ga bisa memperlakukan lagu itu sama di negara asalnya?

Another thing tentang hari kemerdekaan adalah, kenapa patriotisme dan nasionalisme kita kayaknya semakin lama semakin pudar, bukannya semakin matang seiring dengan umur negara yang bertambah? Apakah karena negeri ini ga lagi menjanjikan apa2? Atau kebanyakan janji2 kosong? Bukannya itu malah seharusnya tugas kita semua untuk menjadikan janji2 itu bukan lagi janji2 palsu, dan melakukan sesuatu untuk negara ini? Yang harus disesali adalah bahwa orang2 di atas terlalu egois dan ga mikirin negara ini. Pingin seenak udel aja. Tapi, kalo marah sama orang2 itu, jangan dilampiaskan ke negara dong! Kan bukan Indonesianya yang salah! Otomatis kan kita jadi membentuk sendiri mind set yg negatif atas negara kita ini.

Tentang perayaannya? A friend said perayaan2 rakyat seperti panjat pinang, makan kerupuk, balap karung, bukan perayaan yang menarik. From my point of view, pandangan itu ga benar. Justru itu yang asik. Really. Gue tidak melontarkan sarkasme. Itulah salah satu cara merayakannya. Perayaan2 rakyat seperti itu cuma ada di Indonesia, pada saat hari ulang tahun kemerdekaan. Itulah yang menarik. Sampai gue sebesar ini, kalo pas 17an gue lewat suatu daerah dan liat ada perayaan kayak gitu, seriously, I will stop and watch. Gue seneng nontonnya. Seru. Ga ada negara lain yang perayaannya kayak gitu. Tiap negara punya cara2 masing2 dan khas untuk merayakan sesuatu, jadi mari kita lestarikan, budayakan dan pelihara itu. Buat itu jadi kebanggan kita. Bukan dicela dan ditinggalkan. Apa kita mau ikut2 model perayaan negara lain? Ga kreatif dong. Bisanya nyontek :(

Satu lagi yang muncul di kepala gue adalah, kenapa ya kita ga pernah merayakan itu sepenuh hati? Emang sih enak, hari libur, ga perlu ngantor, tapi apa coba tujuannya pemerintah menetapkan itu sebagai hari libur? Supaya kita berhenti sejenak dari keseharian kita dan merenungkan kenapa kita ada di Indonesia, kenapa kita berkebangsaan Indonesia, kenapa kita bisa hidup bagus di Indonesia, and what to do about it. Kita harus bersyukur bahwa negara kita udah ga lagi dilanda perang. Coba liat negara lain, Timur Tengah yang kerjaannya perang dan deg2an mulu. Atau negara2 Asia Selatan yang kerjanya dilanda kelaparan hebat dan banjir mulu atau malah kekeringan mulu. Emang sih,negara kita ini juga masih banyak masalah, tapi apa yang udah kita capai sampe sekarang ini, wajib disyukuri.

Mari kita berbuat sesuatu untuk negara kita ini. Dikasih ke kita untuk diurus, bukan untuk dirusak dan ditinggalkan. Tuhan kasih kita negara yang indah, disyukuri dong.

Gue sadar banget bahwa dengan nulis ini gue juga mencela diri gue sendiri. Sering gue ga sadar bahwa Indonesia itu indah dan patut disyukuri.

Dirgahayu Indonesia!

Saturday, August 11, 2007

A Choir Celebration

I took the article from Kompas, 10 August 2007.


ASIAN Youth Choir 2007
Anak Muda yang Membanggakan

Sungguh luar biasa. Itulah kesan pertama saat menyaksikan pergelaran ASIAN Youth Choir atau AYC 2007 di Gedung Serba Guna Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, pada 27 Juli dan Usmar Ismail Hall, Jakarta, Minggu (29/7).

Kekaguman itu tidak mengada-ada. Pujian pantas diberikan kepada 30 pemuda-pemudi anggota AYC 2007, tidak hanya karena prestasi yang mereka capai, tetapi juga usaha yang mereka lakukan. Waktu persiapan yang begitu singkat, repertoar kelas dunia, anggota yang berasal dari beberapa negara di kawasan Asia, dan kendala bahasa dalam repertoar tentu bukan perkara mudah untuk mewujudkan sebuah paduan suara yang bagus.

Bisa dibayangkan, waktu yang tersedia untuk latihan hanya tiga hari. Malam sebelumnya, anggota yang sudah lolos audisi dan berasal dari Jepang, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia itu baru berkumpul, esok harinya mereka sudah dipacu untuk berlatih empat kali sehari, masing-masing dua jam. Pelatihan yang ekstra keras ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Anggota AYC 2007 kali ini memang "kurang lengkap" karena Rusia, China, Taiwan, India, Korea Selatan, dan Malaysia tidak menyertakan delegasinya.

"Tentu saja melelahkan. Akan tetapi, apa boleh buat, waktu yang tersedia hanya itu. Idealnya ya diperlukan waktu sekitar satu minggu," tutur Widiana Hartanthi, Project Manager AYC 2007.

Ivan dan Budi

Programa untuk pergelaran di Bandung dan Jakarta memang dibuat sama. Pergelaran diawali dengan menyuguhkan Kyrie yang merupakan cuplikan dari Missa Papae Marcelli (Misa Paus Marcellus) karya Giovanni Pierluigi da Palestrina. Karya dari abad ke-16 dengan gaya contrapunkt ini membuat komposisi dengan enam suara itu mampu membawa penonton larut dalam suasana doa. Suasana inilah yang ingin dipertahankan dengan suguhan kedua, Stabat Mater, juga karya Palestrina, disusul Ubi Caritas karya Stephen Caracciolo.

Masih dalam suasana doa, yang menarik dari bagian pertama konser AYC 2007 ini adalah ditampilkannya karya putra bangsa, Ivan Yohan, berjudul Ave Maria. Ivan Yohan yang banyak bergiat di Cantabile Sanggar Paduan Suara-Bandung sengaja menciptakan karya ini dengan tingkat kesulitan tinggi. Arahnya, komposisi ini diharapkan mampu berdiri sejajar dengan karya-karya klasik dari mancanegara. Alhasil, lagu Ave Maria ini ikut membangun suasana. Akhir babak pertama disuguhkan Benedic anima mea Domino, karya Jaako Mäntyjärvi.

Babak kedua, sengaja disuguhkan karya-karya "profan". Diawali dengan Rain Chant karya Murray Schafer, disusul Läksin mina kesäyönä käymään (As I set off me summernight) karya Leevi Madetoja, Two unaccompanied Part Songs karya Frederik Delius dan Dubbin’s Flowery Vale karya Matti Kallio. Yang juga menarik dari babak kedua ini adalah ditampilkannya karya Budi Susanto Yohanes, Gai Bintang, sebuah lagu Madura yang berarti menggapai bintang. Budi Susanto sendiri selama ini tinggal di Malang dan sengaja membuat repertoar yang memiliki tingkat kesulitan tertentu untuk bisa disertakan dalam perhelatan kali ini.

"Saya senang karya saya bisa ikut ditampilkan dalam kesempatan ini," tutur Budi susanto seusai pergelaran di Bandung.

Bagaimana pun juga, kehadiran karya Ivan dan Budi dalam percaturan repertoar yang mendunia ikut membuat kita semua bangga.

Kiprah Indonesia

Atas AYC 2007, Indonesia pantas bersyukur. Inilah untuk pertama kali AYC diselenggarakan di luar Jepang dan yang dipilih adalah Indonesia. Pemilihan Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan AYC 2007 tentu didasari kiprah negeri yang belum terbebas dari krisis ini dalam bidang paduan suara di tingkat internasional. Ini terbukti dengan makin banyaknya paduan suara dari Indonesia yang berhasil mengukir prestasi di ajang kompetisi internasional.

Awalnya, Asian Youth Choir (AYC) dibentuk pada tahun 1998 di Kota Niigata, Jepang. AYC dimaksudkan sebagai bagian Asia Culture Day. AYC sendiri merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun dan hingga kini sudah dilakukan lima kali di Jepang. Para penyanyi yang tergabung dalam AYC merupakan para penyanyi yang berusia 18-30 tahun dan berasal dari negara-negara Asia, yaitu Jepang, India, Rusia, China, Taiwan, Philipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, dan Indonesia.

Sejak awal, kegiatan AYC selalu berupa Music Camp dan konser-konser. Tahun 2000, mereka tampil dalam ASIAN Music Week di Yokohama.

Kepastian penyelenggaraan AYC 2007 di Bandung, Indonesia, muncul saat Batavia Madrigal Singers (BMS) mengadakan tur konser di Jepang akhir Juni lalu. Ivan Yohan dan Widiana Hartanthi adalah anggota BMS.

Jerih payah yang sudah dilakukan oleh anak-anak muda ini amat sangat menggembirakan dan membanggakan. (tonny d widiastono)

(Kompas, 11 Agustus 2007)


Bangga? Tentu.. Absolutely.
Pertunjukannya 29 Juli, I watched the concert with Ida, yang baru aja pulang dari Spanyol sama rombongan Perbanas.

Dari awal gue udah ngira it would be a great choir concert. Kenyataannya, begitu sampe sana gue ketemu banyak sekali orang2 dari kalangan choir..kayaknya malah ga ada yg bukan orang choir. Nostalgia! Really! Ke manapun kepala gue berputar, pasti ada yg gue kenal. Dan, senang sekali, gue masih dikenal di kalangan ini! Serasa reuni, kembali ke masa2 masih nyanyi. Feels like 'Gosh, this is my world! This is where I wanna be, if only I could!' I really miss this world! Dunia yg sama sekali beda dgn my daily life.. Kalo Hariyanto bilang, kayak dunia maya :P

It was a choir celebration. Sebuah pesta paduan suara. Semua orang2 hebat dari kalangan choir hadir. Ga perlu dibilang lah kalo soal penyanyinya. Gila aja yah tuh suara, materi vokalnya udah pada jadi. Bikin sirik :P

Other columns wrote that almost half of the singers are Unpar Choir member, disertai list panjang tentang prestasinya. Bangga? Tentunya! Siapa yang ngga? Gue ikut di beberapa prestigious event itu! Dan temen2 gue nyanyi juga di konser ini..Dody, Dede, Ivan, Terry, si Gorila, n banyak lagi.

Ivan paling banyak disebut2 dong..Hehehe..canggih lo Van :) Keren lah!

Tuesday, July 24, 2007

Old and Wise

As far as my eyes can see
There are shadows approaching me
And to those i left behind
I wanted you to know
You've always shared my deepest thoughts
You follow where i go

And oh when i'm old and wise
Bitter words mean little to me
Autumn winds will blow right through me
And someday in the mist of time
When they asked me if i knew you
I'd smile and say you were a friend of mine
And the sadness would be lifted from my eyes
Oh when i'm old and wise

As far as my eyes can see
There are shadows surrounding me
And to those i leave behind
I want you all to know
You've always shared my darkest hours
I'll miss you when i go

And oh, when i'm old and wise
Heavy words that tossed and blew me
Like autumn winds that will blow right through me
And someday in the mist of time
When they ask you if you knew me
Remember that you were a frined of mine
As the final curtain falls before my eyes
Oh when i'm old and wise

As far as my eyes can see

(lead vocal - colin bluntstone)

Oalahh..

Niat awal mau ganti template blog. Setelah tanya2 n nemu web addressnya, akhirnya nyoba2 tuh nyari yang bagus. Banyak sih, yang bagus, but the problem occured when I don't find the comments link on it.
Nanya Sisca. Nyari dari contoh template yang ada. Lalu copy paste.

Malah jadi ribet!
Akhirnya balik lagi ke template blogspot yang ada, tapi ga lagi pake yang blue dots itu.
Ternyata bagus juga.

Oalahh..Berjam2 ngabisin waktu dengan browsing, akhirnya baliknya ke situ2 juga..

Friday, July 20, 2007

Nobody does it better

Nobody does it better
Makes me feel sad for the rest
Nobody does it half as good as you
Baby, you're the best

I wasn't lookin', but somehow you found me
I tried to hide from your love light
But like heaven above me
The spy who loved me
Is keeping all my secrets safe tonight

And nobody does it better
Though sometimes I wish someone could
Nobody does it quite the way you do
Why'd you have to be so good?

The way that you hold me
Whenever you hold me
There's some kind of magic inside you
That keeps me from runnin'
But just keep it comin'
How'd you learn to do the things you do?

And nobody does it better
Makes me feel sad for the rest
Nobody does it half as good as you
Baby, you're the best

(Taken from "Spy Who Loved Me", James Bond 007, 1978
Lyrics by: Carole Bayer Sager
Music by: Marvin Hamlish)

Thursday, July 12, 2007

The old yoga club

Suddenly remember our yoga club.

Recently I did a little yoga at home, just to make sure I had a little sport to energize my life and physical condition. Not a routine yoga, just two to three days a week, each only half an hour. Hasilnya? Not bad.. Beside releasing my stress that I had to face in the office, also reducing my weight :) Already 3 kilos too much. Hehehe..

Then I remember my former yoga club. Our yoga club. Yang bulan Januari kemaren harus berenti setelah melewati 3 term.

There were 6 persons. Me, Terry, Jennyfer, Sisca, Andrae, and Tania. We had it twice a week, Wednesday and Friday. Wednesday at 3, and Friday at 2.

I miss the yoga club. Kumpul2nya, ketawa2nya, lucu2annya. Tiap kali mau mulai pasti selalu harus telepon Terry karena dia selalu terlambat, paling akhir dateng, malah kadang2 kelewatan telatnya :) Inget gimana tiap abis yoga kita selalu terkapar dan leha2 di karpet, kelaparan karena kita ga boleh makan sampe dua jam setelahnya. Ga inget mandi, males mandi, dan saat mau mandi badan udah dingin dan ga keringetan lagi sehingga males.

Now every person had move on.
I, in Jakarta, try to build my life.
Jennyfer, in Tokyo, tries to make new life there.
Tania, tries to continue her life as postgraduate student.
Sisca, still in Bandung, searches for career life.
Terry and Andrae, both try to make path for their future life.

So, guyz? How about a reunion 10 years later?

Sunday, July 8, 2007

Gossip!

Dasar gossipers..

Few days ago my friend asked me about my cousin returning to our office. Jadi gue tanya balik, "Lo tau dari mana? As far know: No." Setelah melalui perjuangan yg ga terlalu sulit ngorek2, akhirnya muncul satu nama dari mulut siapa berita konyol itu muncul. Selidik punya selidik, ternyata gosip itu udah nyebar sampe ke lantai bawah; Associates.

Another gossip strikes. Gosip yang ini gue taunya dari sobat2 gue di kantor. Beberapa hari sebelum pesta ultah kantor, mereka barengan pulang sama seorang associate dari bawah. Si associate ini nanya, "Eh, media tracker ada yang mau resign ya?" Setelah diselidiki, ternyata orangnya adalah.. Gue! Hahahaha! Berita itu malah katanya jauh lebih santer daripada berita kembalinya sepupu gue ke kantor ini.

Katanya, gue dikabarin ga akan memperpanjang kontrak gue pas habis Agustus ini.
What?? I never say that.. Gue cuma bilang bahwa kalo gue dapet kerjaan lain sebelum kontrak abis, berarti gue ga akan perpanjang.

Hahahaha!
Lucu juga! Akhirnya ada lagi yg gosipin gue setelah sekian lama ga digosipin!

Tuesday, July 3, 2007

Concert for D

Yesterday.. Okay, yesterday I was absent. Caught flu. Bersin2 spanjang hari dan bener2 ga fit. Secara selama di Bandung gue pulang malem terus, dan angin2an. Bandung lagi dingin, not to mention every movie theater I entered selama dua malem berturut2, dan mantel gue tipis. Good. Jadi seharian kemarin I stayed at home, watch TV, play The Sims, sembari nyicil monthly report gue.

So, kemarin Starworld nayangin konser ultahnya alm. Lady Di, tagged 'Concert for D'. 6 hours non-stop concert, dan performernya bagus2. Ditayangin tunda dari Wembley Stadium, London, dan itu megah banget. Salah satu pertunjukannya bahkan ada Swan Lake Ballet, from Act Finale, bagian di mana Odette diselamatin Prince Sigfrid. Keren banget, they performed ballet in an open stage. Bersama dengan pasukan2 angsanya, they looked fantastic dengan point shoes dan tutu klasik warna putih, with full orchestra playing Tchaikovsky's Swan Lake. I never watched ballet. Too expensive. Kaum proletar :) padahal gue suka banget ballet. It's a high class dance.

Lalu ada lagi serangkaian performance yg gue juga suka banget. Musicals, from Andrew Lloyd Webber. Mulai dari Jesus Christ Superstar, trus ada Music of The Night brought by Andrea Boccelli (it was awesome!), All I Ask of You brought by Sarah Brightman and Josh Groban (it was even better!), and the peak was from 'Joseph and The Amazing Technicolor Dreamcoat', Any Dream Will Do dibawain sama 3 orang pemeran Joseph.. one of them is Jason Donovan!

Transformers The Movie

























Last Friday we went to the movie Ciwalk XXI. There were me, Terry, Rini, Satriya, Sisca, Lambas,Feddy, and Hariyanto. We used Mandiri Debit Card as promoted that buy 1 get 1, yang mana satu kartu bisa dipake untuk 2 kali transaksi. So, with 2 cards we can get 8 tickets, @Rp12,500. Perfect.

I thought the movie is the kind of imaginary (yah emang iya juga sih) and frankly I wasn't really like on something robotic or imaginary science-fiction movie. Kayak model2 alien, atau laba2 yang tiba2 bisa jadi gede, or mutants.

So you know bahwa gue tadinya agak malas nonton Transformers, tapi toh ga ada ruginya nonton Rp12,500.

2 and a half hours from the time I entered the theater, I got out with a totally different thought. I have changed my mind. I must say that this movie is great. I really like this movie. Bahkan untuk ukuran gue yg sama sekali ga suka film2 fantasi - yg kadang2 suka kelewat berfantasi - gue suka banget film ini. Mungkin karena gue suka pesawat n futuristic cars. Can you imagine even a new Camaro and Pontiac can turn into an incredible robots?

I like when they transformed and the way they transformed.. So cool! Keren banget! Dari pontiac mewah abu2 jadi Kamerad Jazz, trailer merah-biru jadi Optimus Prime, camaro kuning jadi Bumblebee..

Monday, June 25, 2007

Experience and angels



All things happened will be stored in my memory and will be my precious experience. Experience is still my best teacher. Good or bad, those won't happen again, ga ada harganya, ga bisa dinilai dengan apapun. Ga bisa ditukar dengan apapun. Experience will give you lessons, and teach you to be a better person.

Talking about angels, don't you think that everyone around us is an angel? Orang2 yang selalu ada saat kita membutuhkan.

There were two angels we met in Paris last year. Two girls helped us to find a taxi to go back to our place, in the middle of the night. Kalo ga ada dua cewek itu, dan kita berada di saat yg ga tepat dan di tempat yg ga tepat, I really don't know what would we be right now.. :) Pas banget kita pas lewat situ dan pas banget mereka baru pulang kerja dan turun di apartemen itu. They were our angels. And many angels we met during our trip in Europe, in Jakarta, in every step of our life..

No need to mention friends and family lah ya.. Mereka sih udah pasti malaikat2 kita. Sadar atau ga sadar, mereka selalu ada buat kita. Entah disengaja ataupun enggak.

Have it crossed in your mind that even a passing-by-people also could be an angel? Seseorang yang nyebrang sembarangan dan menunda perjalanan kita, could be an angel. Mungkin dia menunda kita ketemu dengan sesuatu yang ga kita harapkan di depan sana? Kalo ga ada dia, mgkn kita harus berhadapan dengan 'sesuatu' itu? Mungkin aja, kan? Dan kita akan menemui mereka pada saat2 yg ga kita sadari, pada waktu2 yang kita ga sadari, di tempat yg bahkan menurut kita aneh, atau bahkan too familiar places.

So I thank all people that have touched, is touching, and will touching my life. They are all angels.

And makes me wonder, am I your angel? :)

Sunday, June 24, 2007

Au revoir!

Yesterday, my family lost a friend.

We have known him since back then in the early 1990, since I was an elementary student. He once come to our place in Tawangmangu, Solo, West Java, visited an herbal drug plantation managed by my father. In the mean time, my father still the head of this institution, before promoted to National Food and Drug Administration in Jakarta in 1996.

This man was a person we really respect. He shared and gave my father a lot of great thoughts, helped my father in developing his career path, and in Indonesia’s health world, he did bunches of contributions.

He even once used our-sold-red-kijang to go around the town! Can you imagine that? :)

Both our families become friends and we kept maintaining the good relationship. He and his wife, as well as their children, always asked me and my sister about our study, and very care about us. My father once even had a business trip to China with one of his sons. Then, the relationship was no longer become a business matter. It had expanded to a friendship. It was also because in the middle, we had a link to each other made by… How should I mention it? My ‘Pak De’. My Pak De had become his colleague first, which at first also in a business matter. Then, one of my cousins married to his niece. So, no wonder we getting close to each other. Not to mention sent Christmas greeting and Ied greeting. I like his wife’s cakes handmade. Sering juga ngirimin Samosa- kinda martabak but filled with curry..yummy – and batagor.

During my father’s last times, he visited my father regularly, supported us to keep strong and optimistic, even at last my father finally should gone to a Lovely Place up there :) but after all, he always nice to us.

Yesterday at 10.30 he passed away. I was called to be told about the shocking news. He passed away after collapsed and fell when opened a seminar in RSPP Jakarta.

Goodbye, Professor Sujudi, we will never forget you. You’ve been a very helpful, a very great person, a low profile man even you was an Indonesia’s Health Minister. You are a person we highly respect and admire. We have lost you, but this is God’s will; He will give you an even better and lovely life.

I always have this funny thing in my mind: When a person passed away, someone we know, I always imagine that my father up there, helped by angels, has set up a welcoming party, and the person to enter The Place will be welcomed by all people who have gone there first :)

Wednesday, June 20, 2007

Thoughts in my mind..

  • Kenapa ya ladies parking lot di mall2 harus ada? Itu kan namanya diskriminasi berat.. Belum tentu cewek2 lebih bodoh parkirin mobil. Buktinya sampe sekarang gue masih jago parkir mundur sekali jalan aja! Cowok2 belum tentu bisa! Dan yang lucunya, happened to me twice, sekali di Ciwalk sekali di Plz Senayan, seolah ada yg bisa baca pikiran gue, ladies parking lot lebih susah posisinya! Hahaha..
  • Tadi malem nonton discovery channel, programnya Air Crash Investigation. Betapa mengerikannya akibat yg timbul gara2 puntung rokok. Jadi ternyata ada passenger ngerokok di toilet, dan waktu matiin rokoknya, tnyata ga mati banget. And the panic began.. Smoke came out from the room, and the plane should lands immediately. Ga kebayang deh paniknya penumpang dan crews di sana. It ended up with 23 from 46 died. Ngeri ga sih?? Thanks God berpuluh-puluh kali gue naik pesawat, mulai sejak gue masih sangat kanak2 sampe udah ga inget lagi kapan (maybe when I was less than a year-old?) sampe tahun lalu gue naik pesawat, gue selamat. Tiga kali sih pernah ngalamin sedikit yg agak serem. Pertama waktu 1997 to Sydney, pesawat kena turbulensi. Yg kedua waktu berangkat ke Linz, 2000, ended up I vomited :P Yg terakhir waktu ke Taipei, berdasarkan cerita anak2 sih gue sampe pias. Kita nembus awan calon taifun :P Jadi berpikir waktu cowoknya temen gue meninggal gara2 kecelakaan Garuda recently. Ngeri banget ya..
  • Kemarin gue baca Reader's Digest English version, and there was an article about falling for someone before you meet the person. Okay, in other word, online dating. Sometimes crossed in my mind to do such thing, but I think I'm not that kind of person. Sounds classic, or even maybe because I'm too choosy, for me it's kinda impossible. I know, few of my friends met their soulmate online. Tapi akal gue belum bisa nerima hal2 kayak gitu. For me, it is still a fairy tale. Sangaaaaat jarang terjadi. More over, I'm a choosy person.. I want to date someone with good looking. And I know many girls have same thoughts as me. Cuma pada ga mau ngaku aja kali. Ntar dibilang ga 'open'. But I'm an open minded person kok.. I only choose not to do it. Ga nyepet siapa2 loh yaaa :)
  • I took a quiz, titled "What kind of single are you?" and the answer is: I'm a choosy person! Gue seorang pemilih! Hahaha.. I don't mind. This is who I am. What so wrong about being single? Single itu enak.. Sometimes I do need someone who I can call my own, but so far I enjoy myself being single. Jadi kenapa ada orang yg sepertinya bingung banget being single? I know.. Haram hukumnya menyamaratakan kemampuan orang. Tapi toh kadang2 terpikir juga kalo gue bisa, why others can't? I can survive by my own. I bravely face the world on my own. Again.. Ga nyepet siapa2 loh yaaa :)
  • Last night I saw travel n living channel. Globe trekker. Tau jalan2nya kali ini ke mana? Italy! Waaaaaaahhhh.. Mulai dari Colosseum, Piazza Navona, Piazza Spagna, trus jembatan yang banyak patung2 malaikat kiri kanannya -I set the picture I took by myself as the FS' background- dan di sana kita berempat foto bayangan! Foto bayangan aja kudu pake senyum paripurna! Hahaha.. Trus museum yg ada kudanya di tengah kota, yg ada api dari mangkuk, trus kita ga boleh ke atas oleh satpam yg cewek itu karena udah terlalu sore! Trus ada jalan2 ke kota lama tempat kita wkt itu foto sama Napoleon, the last but not least, Fontana di Trevi! That what I miss!
  • I just read Cosmopolitan Men. Dan isinya nggak banget nget! Cosmopolitan Female aja gue cela2 setengah mati, yang ini gue cela2 tiga perempat mati! Isinya cuman tentang cewek2, but an 'easy' one, sex, dan narsisme pria. Bener2 deh tuh majalah. Mungkin target marketnya cowok2 young executive gitu, yang sadar fashion dll. I admit gue suka cowok yang metroseksual dan fashionable, tapi kalo cowok itu bacaannya Cosmo men.. Aduh, nilainya langsung jatuh deh :P Kenapa sih bacaannya ga sedikit smart seperti Business Week, Globe Asia - sedikit? Hahaha.. Itu majalah yg sangat smart.. Even I like those magz. Eksmud harusnya lebih demen lagi dong - yah apa kek! Times kek, Gatra, Tempo, apa kek!

Tuesday, June 19, 2007

Good article!





Last week I got this article from The Wall Street Journal.
Funny, it felt like I got an acknowledgment from what I have known during these times.

I always said, "A smile in the morning when you start your day, would lead you to a a more even better day that day."

Agak sakit mata sih bacanya, but I think from the title you could have a description about what it said.

Wednesday, June 13, 2007

Legnano (part 3)


Ambulance itu warna putih, dengan garis merah di sampingnya. Seukuran ambulance pada umumnya. Tapi ga kayak di Indo yg bentuknya ga ada idungnya, ini kayak model2 mobil yg ada idungnya. Sama kaya di film (again). Kayak kotak sabun gitu.

They drove slow and gently, dan suara sirene nembus malem. Abah was told not to let me sleep, and I know as well bahwa gue ga boleh tertidur. Padahal ngantuknya gila, sakit mulai berubah jadi rasa ngantuk. If I fall asleep, I might not wake up ever.

Jadi sepanjang jalan Abah ngajak ngobrol, he said it was alright to close my eyes if I feel dizzy, but try not to sleep,and keep my ears open. Sesekali gue buka mata, coba liat ke luar, tapi karena gue berbaring jadi yg gue liat cuma pohon n lampu2 jalan. Gue liat2 dalem ambulance. Lengkap banget bo! Jangan harap deh ambulance di Indo kayak gini. Believe me, I know it. Dulu waktu bokap masih ada, beberapa kali dia pernah diangkut ambulance dan gue ikut di dalemnya. Ga kaya gini deh!

Sebelah kanan gue ada tabung oksigen kecil, ada masker oksigen, tensimeter, anything you need for first help. Lupa apa aja sih, tapi semua yg penting untuk pertolongan pertama ada di sana. Sebelah kiri gue ada jok kecil, which now Abah sat on there, dan berbagai perlengkapan paramedic.

Finally we got to the hospital, where they immediately took me to the ER. Abah cuma boleh nganter sampe ruang depan, masuk ke pintu selanjutnya I must go and fight by myself. He encouraged me, he said he will wait right there if I finished. Beneran, gue takut. I didn’t know what would happen in there.

Gue dibawa ke satu bilik, ada ranjang n ada dokter udah nunggu gue di sana, lengkap dengan pasukan nurses. Gue dibantu turun dari ranjang untuk naik ke ranjang satunya (honestly I forget the detail. Apakah gue diangkat pindah atau gue disuruh bangun dan pindah?). Dan di ranjang itu, penderitaan selanjutnya dimulai.

What made me more afraid adalah bahwa di situ gue sendirian. I didn’t know these people. They even speak in different language, a language I really don’t understand.

They surrounded me and took away the ice bag. Udah cair juga lagian. I was told to stay calm, not to panic. Mungkin itu ya yg mereka bilang. Secara ngomong bahasa Italy. Tapi mereka juga baik, walau cerewet tapi mereka dgn bahasa mereka berusaha nenangin gue, encouraging me.

Sekian detik kemudian, I never know that kind of pain before. They shaved my hair, dan tentunya itu kena lukanya, dan area sekitarnya yg memar. Pake silet bo. Omigod. Spontan teriak dong. Rambut gue bagian itu dicukur abis, dan kerikan silet itu perih banget. Belum cukup itu semua, setelah bersih dari rambut, mereka nyiram lukanya dengan alkohol. Dan diseka pake kapas dengan ga pelan2. Please deh. Gimana gue ga teriak2?

Yang bikin tambah kesel, tau dokternya bilang apa? “Miss, I know that you are so much in pain, but please keep quiet!” Lah lu mana tau sih ini sakit kayak apa?? Kalo ga inget lagi di’beresin’, gue pasti udah bangun dan maki2 tuh dokter.

Sebaliknya, gue berusaha tenang. Kalo ga tahan, baru deh gue sedikit ngerang. Sisanya? Gigit bibir. Jadi, selama luka gue dijahit - tadi tuh belum dijahit lho - I tried so hard not to scream. Tears fell down, Omigod sakitnya.. I got five stitches. Tanpa bius. Gue merasakan dengan syaraf gue sendiri, yg bangun 100%, jarum itu keluar masuk kulit kepala gue, benang yg kasar keluar masuk kulit kepala gue. Sampe lima kali. Tajam, sakit, perih, sereset waktu benangnya ditarik..

Setelah itu salah satu dari perawat bilang, “Ok!” and I knew it was over. Thank God. Dibersihin sekali lagi, this time gently, dan lukanya lalu ditutup perban putih besar. Setelah itu kepala gue dibungkus sesuatu seperti topi yg melekat di kepala, kayak yg dipake atlet sepeda di dalem helm mereka. Putih, jaring2, dan dikalungin ke bawah dagu supaya ga geser2.

Satu perawat tersenyum sama gue, dan dengan bahasa Inggris yg seadanya dia nanya apakah gue masih kesakitan. Yeah, of course, tapi gue cuman senyum n ngangguk. She then asked me to change my position to get injection. Kapan sih gue terakhir disuntik? SD?

Setelah disuntik, dokternya nyamperin – kali ini dia baik bo – dan bilang 10 hari lagi gue harus kembali untuk lepas jahitan. Sebaiknya gue juga cek ke dokter pribadi gue (yeah, right, di Indonesia?). Besok gue harus kembali ke sana untuk foto radiology dan lain2. Now I may go home.

Dituntun perawat, gue jalan pelan2, agak sempoyongan. Pintu ngebuka, and there they were.. Berenam. Ida, Dody, Wimam, Ivan, Didut, Abah. I sat on the chair, Ida n Abah makein jaket. Baru gue liat saat itu piama gue banyak noda darah.

Semua pada ngelilingin gue. Relieved, atau emosi segala macem, tiba2 ga bisa dicegah gue nangis. Hehehe.. Akhirnya lewat juga ya.. And I was not alone :)

Seseorang dari rumah sakit berbaik hati nganterin kita pulang ke hotel. Susah cari taxi. Apalagi jam 3 pagi kayak gitu. Jam 3?? Yup.. Sayangnya dia cuma bisa ngangkut tiga orang. Jadi yg pergi gue, Ida, Abah. Maap teman2 :P apalagi, gue belakangan diceritain, mereka baru banget aja nyampe.. Took 20 minutes to get there, and they were walking.

Sampe hotel, belakangan gue diceritain bahwa pihak hotel ga mau nanggung kejadian tersebut. Haha..ya sudahlah, toh gue juga selamat kan..Si concierge yg tadi nganterin secangkir hot tea. Ida bantuin gue siap2 tidur, benerin posisi dll. Minum teh, dikasi ponstan (punya Dody), dan ngobrol2 bentar.

Beberapa menit kemudian anak2 nyampe, langsung pada ke kamar. The next thing was: Taking a picture! Momen2 kaya gini harus diabadikan. Won’t happened again :D
Gue mulai ngantuk, efek suntikan n ponstan, dan anak2 juga pada cape. Satu2 mulai balik ke kamar masing2.

Begitulah kita mengakhiri hari. I closed my eyes on Sunday, 12 June 2006, 03.45 a.m.

What a day. What a night.
Thank you, my friends, thank God.