Saturday, December 29, 2007

The greetings, the opening, resolution and bookmarks (2)

Although it's been said many times, many ways,
Merry Christmas to you, and a very Happy New Year!

Ga kerasa udah satu tahun berlalu. Setahun yang lalu kurang beberapa hari, gue memulai blog ini dengan judul yang sama: The greetings, the opening, resolution and bookmarks. Itulah kenapa gue memberi tambahan angka 2 di postingan ini.

Pertama, tentang Christmas 2007. Tidak terlalu berasa juga ternyata, gregetnya, seperti tahun lalu. Gue bernatal di Aussie, benua kangguru. Untuk pertama kalinya seumur idup, bernatal ga di rumah sendiri. Pas Natal kami ada di Gold Coast, dimana ternyata Natal ga dirayakan meriah. Memang ada beberapa pohon Natal terpasang, tapi sisanya ga heboh, ga ada pawai2 atau perayaan kota. Bahkan terkesan agak dingin, auranya, atmosfernya, nyaris ga ada. Apalagi Gold Coast ternyata hampir sama dengan Bali, isinya turis semua yang dateng untuk liburan, menikmati suasana pantai dan surfing. Palingan cuma 30-40% aja orang asli Australianya.

Anyway, gue berdua kakak gue berhasil menemukan waktu yang pas dan gereja yang pas untuk merayakan Christmas Eve. 10 menit jalan dari hotel, jam 12 malem. Perayaannya bener2 sederhana, pohonnya juga ga besar, bahkan jemaatnya banyak juga yang dateng hanya dengan T-Shirt dan sendal jepit :D Tapi surprisingly, banyak juga ternyata Australiannya yang pingin memaknai Natal sebagai hari kelahiran Sang Mesias, bukan sekedar tradisi semata. Gerejanya lumayan penuh, sebagian Australian dan sisanya adalah turis2 yang lagi liburan. Sempet terbersit juga, aduh Natalnya agak kurang greget dibanding di 'rumah' sendiri alias di Indo, tapi toh Tuhan hadir di mana2, kan? Dan justru kesederhanaan itu yang penting.

Tahun barunya?
Belum dimasuki.. 2 hari lagi. Yang satu ini sudah tentu akan dirayakan di negeri sendiri, dengan segala kehangatannya. Tapi, ada juga hal2 memprihatinkan yang menutup tahun 2007 ini. Misalnya, bencana longsor di Tawangmangu, tempat masa kecil gue, yang merenggut 27 nyawa. Lalu ada bencana banjir di Jakarta yang sempet mutus jalan tol ke bandara. Lalu ada lagi isu global warming. Dari negara tetangga, Benazir Bhutto yang tewas ditembak. Bayangin orang2 yang kena dampak itu semua. Bersyukurlah kita yang aman, masih bisa berkumpul di tengah2 keluarga, or at least masih ada keluarga, teman, rumah yang nyaman, hidup cukup. Itu semua sangat berharga.

Kabar baik yang akan datang? Gue yakin banyak.. Hanya aja gue belum tau apa.

Resolusi?
Coba liat tahun lalu.
-manjangin rambut (sanggup ga ya?) --> Ini bener2 gagal
-makin pinter, setelah banyak sekali pembelajaran dan proses pendewasaan di taun 2006 --> Wah kepintaran ternyata sangat relatif.. tapi gue cukup yakin gue makin banyak ilmu
-dapet kerja (aminnnn!) plus gaji yg bisa mendukung obsesi sepatu gue, hihihi --> I worked! Really! Sebelum akhirnya resign setelah 11 bulan kerja :P
-have someone to share everything (aminnnn!) --> Nah yang ini juga belum.. Walaupun gue lagi highly demanded! :)
-ga nyolot (huahaha! Bisa ga yaaa?) --> Nyolot gue sangat jauh berkurang.. Tekanan kerjaan..
-jadi cewek (hihihi) --> Idem.. Sangat banyak bertambah sejak ngantor. Moga2 bisa terus lanjut setelah 'pensiun' ini..
-better in serving God --> Maaf Tuhan, malah berkurang..
-punya sepatu Jimmy Choo (I wish!) --> Dengan gaji pas2an? Ckckck..
-tambah tindik --> Ini berhasil, jelas. Ada 2 tindikan tambahan :)
-menghilangkan 5 kilo dari badan --> total2, paling cuma berkurang 2-3 kilo.. Hiks..
-bisa jalan2 lagi ke luar negri kalo semua mengijinkan :) --> Tahun 2007 gue dapet 2 kesempatan.. Korea dan Australia..

Resolusi tahun 2008:
-manjangin rambut (masih nyoba)
-dapet kerja lagi (kali ini gue memilih kerja di korporat)
-have someone to share (Amiiinnnn.. )
-better in serving God
-punya handphone U700!
-tattoo? berani ga ya?
-menurunkan 5 kilo!
-bisa jalan2 lagi ke luar negeri kalo situasi membolehkan :)
Apa lagi ya? Nanti nambah lagi deh kalo inget.

Bookmark? Hmm... Belum pasti semua kayaknya. Gue jalanin apa adanya aja deh..

Evaluasi 2007: Terlalu banyak hal yang terjadi sampe gue males ngelist. Yang pasti gaya penulisan blog gue jauh berubah dan makin baik. Banyak hard skill dan soft skill yang gue dapet; nambah banyak temen; pengalaman kerja yang berharga (11 bulan really means something); laptop baru hasil kerja; few wonderful dates; and else.

Shortly, I wish we all have a good year in 2007, and a perfect year in 2008..

Friday, December 14, 2007

Dewasa vs umur

Banyak orang pernah bilang, dan majalah2 juga, bahwa 'menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah sebuah pilihan'.

Gue sangat setuju dengan pernyataan itu. Setuju banget. Soalnya, bisa aja kan ada orang udah 30 taun tapi pemikirannya masih kekanak2an, belum mikir jauh? Sebaliknya, ada juga orang yang baru 22 atau 23 tapi pemikirannya udah matang, dan bisa diandalkan.

Masalahnya adalah kadang2 di mulut gampang, tapi dibawa ke keseharian nyatanya susah. Rasanya, semakin kita bertambah umur, makin pengen kita (baca: gue) kembali ke zaman kanak-kanak dahulu, ga perlu mikirin apa2, ga perlu mikir what to do next dalam konteks melanjutkan garis hidup. Cuma peduli sama maen2, teriak2, ketawa2, pundung, dan PR - kalo yg ini mgkn bagi sebagian orang, buat gue mah ga ngaruh ada atau ga ada PR :-P -

Menjadi dewasa buat gue adalah semakin mengerti hak dan kewajiban (klise, tentu, tapi emang demikian), makin besar tanggung jawab, baik yg tiba2 nempel di pundak kita ataupun yang emang kita inginkan. Menjadi dewasa bukan lagi melakukan tindakan spontan, I mean in a negative point of view, melainkan melakukan semuanya udah harus dengan perhitungan, pertimbangan, pikirin negatif positifnya, pikirin benefit cost rationya, mikirin bukan dalam jangka pendek aja tapi juga jangka panjang, misalnya dengan melakukan A, apa sih yang akan gue peroleh in the next, lets say, five years? Menjadi dewasa adalah mulai mengambil keputusan2 sendiri, ga lagi bergantung sama orang tua.

You choose it, you get it, and you have the risk.

Memang, akan ada banyak saat dimana kita (again, baca: gue) kembali berpikir seperti anak2, bertingkah seperti anak2, entah karena kita memilih demikian atau tanpa disadari. Impulsif, egois, mau menang sendiri, manja, ga peduli dengan hal lain. Ga pengen maju ke depan, dan cenderung memilih tetap di comfort zone. Gue, saat ini memilih untuk melepas tanggung jawab, dan kembali ke kandang, menjadi anak2 lagi, ga perlu mikirin kewajiban, in fact, ga ada kewajiban berkaitan dengan masa depan gue. Tapi gue ga peduli. I do like challenge, tapi sekarang gue memilih untuk mundur sejenak dan berpikir. Apakah itu bagian dari menjadi dewasa, atau kembali jadi anak2?

Dengan bertambahnya umur, apakah gue udah semakin dewasa? Apakah gue sudah memilih untuk jadi dewasa? Apa sih sebenarnya ukuran kedewasaan itu? Apakah bisa diukur dari adanya pemikiran untuk punya karier cemerlang, tabungan yang cukup, kesuksesan, kemapanan, ataukah (ampun, gue memang seorang cewek yang penuh dengan idealisme perempuan dan sekaligus kisah2 manis di buku dongeng) pemikiran untuk akhirnya berani berkomitmen, settle, punya seorang pasangan, kemudian keluarga?

Atau semata2 kedewasaan itu hanyalah cara berpikir?
Pada akhirnya, gue berpikir, seharusnya kedewasaan bisa kita peroleh seiring dengan bertambahnya usia. Gue cukup bahagia mengetahui bahwa kedewasaan gue berjalan beriringan, dan sama besarnya, dengan umur gue. Gue memilih untuk menjadi dewasa.

12 Desember jam 4 pagi, 26.

Sunday, December 9, 2007

So here I am..

We'll meet again
Don't know where
Don't know when
But I know we'll meet again some sunny day

Di kartu farewell gue, salah satu temen ada yang nulis, "Hope you'll find what you really searching for."

Apa ya yang sebenernya gue cari? Entahlah.. Yang jelas apapun itu, harus ada kebahagiaan di dalamnya. Dengan adanya kebahagiaan, gue percaya apapun pasti bisa gue jalani. Banyak uang, hidup bergelimang barang2 mewah, cantik or ganteng, pakaian bagus atau ngga, itu semua ga jaminan hidup jadi bahagia.

Teori gue, sampai kapanpun kita akan selalu mencari dan mencari dan mencari apa sih yang sebenarnya kita inginkan. Kita akan selalu nyari yang lebih baik. Pencarian itu tidak berkesudahan. Sama seperti harapan. Kalo kita berhenti menginginkan atau mengharapkan sesuatu, berarti hidup kita sudah akan berakhir. Walaupun kita misalnya udah jadi CEO, atau Presdir perusahaan multinasional bergengsi (aminnn!), tapi kita akan selalu mencari yang lebih baik. Selalu mencari apa yang sebenarnya kita inginkan.

Have you find what you are really looking for? What is it? Yakin ga lo bahwa itu yang lo inginkan? Are you sure? Are you sure that once you've reached that dreams, you don't want other things and you won't search for it?
Kalo salah satu radio terkenal di Jakarta bilangnya, "Think, think, think again!"

Anyway, gue akhirnya meninggalkan sumber ketidaknyamanan gue selama beberapa bulan terakhir. Gue ga menyesal pernah di sana, banyak sekali pembelajaran, ilmu, pengetahuan yang gue dapet selama di sana. Kemampuan gue bertambah, skill gue bertambah. But everything happened for a reason. Mungkin, dan gue percaya, ada tempat lain yang lebih membutuhkan gue. Ada tempat lain yang lebih baik. Ada tempat lain dimana gue lebih bisa menjadi berkat di sana. As I always said, there's always a blessing in disguise.

But I do sad. Bagaimanapun, banyak teman2 gue di sana. Teman2 yang senasib, sepenanggungan, teman2 berbagi kalo lagi bete2 urusan kerjaan, teman2 yang mau berbagi pengalaman dan kesenangan. Sekarang gue udah ga bareng2 lagi sama mereka. 11 bulan bukan waktu yang singkat, tapi kalo udah berakhir seperti ini, 11 bulan itu pendek. But I know we'll meet again some sunny day :)

Besides, gue juga sedih karena harus berakhir seperti ini. Gue pergi dengan patah hati, karena ternyata pekerjaan ini bukan 'jodoh' gue.

So here I am. I refuse to say pengangguran. Gue cuma sedang ingin istirahat. Sekarang ini gue akan hidup mewah dulu. Ga susah2, batasan hidup mewah gue sangat sederhana: Tidur sampai siang tanpa harus berat hati karena mikirin kerjaan, main game komputer sampai puas, ngedekor ulang kamar, baca novel2 yg ga sempat gue baca, nonton TV, DVD, jalan2 sesuka hati, berenang, bolak-balik Bandung Jakarta, nyanyi2. Ga usah lagi sakit berminggu2 gara2 stress, dan baru sembuh setelah ngajuin resign notification.

Menjelang 26, searching the meaning of life, single but happy..
That's my idea of life.