Friday, December 17, 2010

trips

Salah satu hal yang gue syukuri dalam hidup gue adalah gue punya lebih banyak kesempatan untuk berjalan-jalan mengelilingi kota-kota besar dunia. Dan bahwa gue tidak perlu membayar semahal jika bepergian secara 'normal'.

Bergabung dengan salah satu paduan suara kampus yang cukup ternama di Indonesia, gue mulai mendapatkan kesempatan itu. Pada dasarnya gue memang suka sekali traveling, dan berada di organisasi itu seolah melegitimasi kesenangan tersebut, over anything. Dulu waktu gue masih sangat kanak-kanak dan belum bisa mengingat-ingat, orangtua gue yang pada saat itu berdomisili di Solo sering sekali membawa kami terbang Jakarta-Solo dengan pesawat. Dan gue ga rewel di pesawat, malah asyik main-main sama orang bule sesama penumpang.

Anyways, my first abroad traveling was OZ. Pada saat kenaikan kelas dari SMA kelas 1 ke kelas 2, dan mungkin sekaligus juga hadiah dari bonyok karena gue berhasil masuk ke kelas unggulan, gue dan kakak gue diijinkan ikut tour ke Australia. Nama programnya gue masih inget banget, Australia Dreamland. Berdua saja, bersama rombongan grup yang kita sama sekali ga kenal. Selama 8 hari mengitari OZ. Brisbane, Goldcoast, Melbourne, Sidney. Waktu itu gue masih cupu banget, dan gue inget beberapa kali kena tegur sama orang sana karena ga sengaja lewati garis kuning waktu nunggu trem. It was fine by me then, soalnya yang negurnya ganteng. Ahiiiyyy ;)

I had my second travel abroad to Linz, Austria, 2000. Masih belum ada setahun kuliah, not even 17 y.o. Waktu itu ada Choir Olympic yang pertama. Abis dari situ, kita concert tour juga ke Bolzano, Italia, lalu ke Firenze (also known as Florence), ngamen di pelataran Basilica Vatican, dan berakhir di Roma.

The next was 2003, Marktoberdorf, Germany. Dekat dengan Muenchen. Kami juara 1 untuk lomba di sana. Selepas dari Marktoberdorf, kita concert tour ke Vienna, Austria. Kota yang rada hectic menurut gue. Dari sana, gue dan beberapa teman memutuskan extend ke Amsterdam selama 1 minggu. Total perjalanan tersebut adalah 1 bulan.

On 2005, kami berangkat ke Taipei, Taiwan. Mengalami turbulensi di udara, dan terkurung di hotel selama 2 hari karena taifun, dan selepas itu ke Kyoto, Jepang selama 3 hari. Lalu gue dan beberapa teman extend ke Hongkong.

2006 kami bertolak ke Italia untuk la Fabbrica Del Canto di Legnano. Di sini gue mendapatkan pengalaman seru dengan ketimpa papan penutup jendela dan diangkut ambulance untuk 5 jahitan di puncak kepala ;) Dari Italia, mutar-mutar Basilica dan lempar koin lagi di Fontana di Trevi (gue melakukannya tahun 2000 dan gue kembali tahun 2006!), mutar-mutar di Roma dan kota lama, terakhir kami ke Paris.

2007, bersama 'geng' lain, berangkat ke Busan, Korea. Hanya 2 minggu saja :)
Tahun yang sama, gue bersama kakak dan nyokap gue berangkat ke OZ (second time for me and my sister) dan mengalami winter pada saat summer. Haha.. At least di Melbourne.

2010 is my last trip. Ke negeri yang ga pernah dibayangkan. Inggris....

So. Gue menantikan kapan lagi perjalanan gue yang berikutnya :)

Wednesday, December 15, 2010

..............

Tiga bulan terakhir berjalan bagaikan roller coaster buat gue. Not just an ordinary one, tapi merupakan roller coaster yang seolah-olah digerakkan oleh mesin yang dipasangi roket di belakangnya sehingga bergerak sanga cepat.

But, anyways. Bukan roller coasternya yang mau gue bahas. Namun betapa cepatnya semua berlangsung, dan begitu banyak hal yang berlangsung, dan begitu ekstrim. Terutama dalam minggu terakhir November 2010. As a sweet intermezzo, gue melewati tanggal 23 November 2010 dengan sempurna.. Tidak ada setengah lusin JCo Donuts dan 2 gelas Thai Ice Tea dan malam yang hangat dan semarak di Senayan. Tidak ada JakJazz kali ini. Namun hati kecil gue senang.

Kurang dari seminggu adalah event terbesar gue di perusahaan itu. Event itu sukses, luar biasa, dan di tengah-tengah semua konflik di dalamnya, gue menemukan bahwa gue mencapai satu milestone: gue sudah melakukan yang terbaik. At the end, gue bersukacita dan bersyukur bahwa gue sudah melakukan yang terbaik. Bukan lagi perkara gue berhasil membuktikan kebenaran kata-kata atau keputusan-keputusan gue dengan beberapa pihak terkait.

Dan kurang dari seminggu setelahnya, dengan marah, bingung, dendam, gue dipaksa untuk berbalik dan melangkah keluar dari perusahaan itu. Tanpa alasan. Dan gue punya sejuta alasan untuk sakit hati. Jujur, sampai saat ini, kepahitan masih sangat membekas dalam diri gue, sinisme dan sarkasme selalu keluar dari mulut gue kala membicarakannya. Entah apakah jika fakta bahwa sampai sekarang pun masih banyak yang mempertanyakan hal tersebut, boleh gue jadikan suatu hiburan dan, "tuh kan..."

Kadang-kadang gue merasa bahwa di luar gue begitu tenang,...tapi jauh di dalam, ada sebuah titik yang siap meledak.

Namun jauh di dalam pun, gue tahu ada sebuah tempat yang jauh lebih baik buat gue di luar sana.

Tapi gue ga ngerti kenapa semuanya ini harus begini. Dan kala gue memberikan dengan sepenuh hati perpuluhan terakhir yang gue peroleh dari perusahaan ini, tiba-tiba gue disaput kesedihan yang mendalam, dan gue ga bisa tahan untuk ga berkaca-kaca...

Thursday, October 28, 2010

Rekreasi

Sambil mengganti-ganti template blog ini, gue menemukan satu alternatif image yang namanya menarik: Recreation.

Recreation, kalau diindonesiakan, artinya rekreasi atau bersenang-senang, melakukan suatu aktivitas yang menyenangkan.

Yang membuat gue cukup tertarik adalah, kalau dipisahkan menjadi re-creation atau re-kreasi, berarti maksudnya berkreasi kembali? Melakukan kreasi ulang? Kok malah jadi bias jika dibandingkan dengan makna kata rekreasi itu sendiri. Re-kreasi kan berarti pembuatan ulang, membuat kembali (bukan reform), berkreasi ulang?

Agak bingung.
Yah, hanya sekedar iseng.

Sunday, October 17, 2010

komunikasi

Komunikasi dalam suatu hubungan, hubungan jenis apapun, penting. Benar?

Paling tidak, itu menurut gue. Kalau pesannya ga nyampe, gimana targetnya bisa mengerti apa maunya si pengirim pesan? Bikin iklan aja, harus benar-benar perhatikan apakah message yang hendak disampaikan kepada konsumen sudah nyampe, sehingga dia tertarik, dan akhirnya membeli, lalu merekomendasikan kepada teman.

Anyway, itu hanyalah bahasa iklan. Intinya adalah, sebuah pesan, kalau ingin dikomunikasikan, ya harus disampaikan. Harus terbaca, jelas, harafiah, tersurat. Apalagi jika menyangkut hubungan antar manusia. Seperti kata Pendeta tadi sore, yang bisa baca pikiran manusia hanyalah Tuhan. Dia Yang Maha Tahu. There's no way seseorang bisa membaca pikiran orang lain. Sejelas apapun seseorang memberikan sinyal, namun kalau tidak dinyatakan dengan jelas, ya orang lain ga akan tahu. I'm not expert. Tidak ada standar baku tertentu kalau seseorang melakukan sesuatu, artinya A atau B. Sifatnya relatif. Ga seperti sinyal rambu lalu lintas yang ada standar bakunya, semua orang ngerti, karena berasal dari satu sumber yang sama.

Gue bilang nih ya, sekali lagi, gue bukan pembaca pikiran. Komunikasikan dong dengan jelas, maksudnya apa. Jadi ga terjadi kesalahpahaman, ga terjadi perselisihan, dua-duanya bisa cari solusi bersama, sama-sama puas, sama-sama nyaman. Gue lebih memilih sakit hati namun jelas terkomunikasikan, daripada sakit hati karena masalahnya sendiri dan bagaimana itu tidak terkomunikasikan dengan baik. Jadi dobel sakitnya kalau gitu.

Wednesday, September 29, 2010

UK Tours

Salah satu mimpi gue, yang bahkan tidak pernah terbayang adalah sampai ke belahan dunia sebelah United Kingdom. Yup, entah motivasi utamanya adalah jalan-jalan ke UK atau nyanyi, yang jelas gue menjejakkan kaki dengan sempurna di tanahnya Prince William nan ganteng.

Sungguh pengalaman yang luar biasa. Menghabiskan 7 hari pertama di Llangollen, Wales untuk perlombaan, dan sisa 5 harinya antara London, Glasgow, Edinburgh.

Llangollen, Wales:
- Dingin
- Tinggal di dormitori SD bergaya bangunan kuno dan spooky. Kamar mandinya barengan, toiletnya sebelahan.
- 45 menit menuju tempat perlombaan alias kota
- LO kita namanya Matthew Hayward, dia mirip Baby Huey, demennya Walls Magnum. Punya pacar yang kayak Baby Huey juga.
- Makan siangnya pake voucher, mahal tapi makanannya ga jelas. Malemnya sama. Mana antrinya ampun-ampunan.
- Kena diskualifikasi karena ga bisa nari Yamko.
- Kasus limit jumlah penyanyi yang baru ketauan malam sebelum lomba.
- Digigit lebah, disiram pake red wine.

London:
- Oxford St. yang luar biasa!
- Naik Tube dan berdesak-desakan sama orang
- Tinggal di Wisma Merdeka punya KBRI, yang jaganya rese :P
- Belanja, belanja, dan belanja
- Foto, foto dan foto
- Ke London Bridge saltum, anginnya guede banget, kostum rok mini :P
- Ke Glasgow dan Edinburgh
- Denger konser Simply Red di kejauhan di Edinburgh Castle
- Di Glasgow kita nginep di hostel yang enak, sekamar sama Ninaninggung
- Naek Citilink Bus ke Edinburghnya
- Naek pesawat dari London - Glasgow, plus kasus karena bawaannya cuma boleh satu tas
- Terus di airport Glasgow, bawaannya digeledah semua
- Naek bus dari kota Glasgow ke airport, busnya mogok! Ternyata bisa kejadian di UK juga
- Naek double decker di London
- Koper overweight!

Kira-kira itu yang masih membekas di memori gue tentang detilnya.. But the rest is, AWESOME!

Tuesday, June 22, 2010

random

Di tengah-tengah carut-marut dan berbagai gejolak, gue masih bertahan menjelang 2 bulan di tempat baru. Belajar banyak hal, stretching my capacity, belajar online marketing, belajar bahwa analisis 4C sekarang udah jadi 5C, belajar contract size, leverage, spread, komisi, belajar bahwa SWOT analysis sekarang udah jadi TOWS analysis.

Mulai besok cuti panjang gue dimulai, sampai akhir Juli nanti. Masuk-masuk, launching aplikasi BlackBerry udah menanti. Pembukaan 5 kantor cabang gue ga bisa ikut. Maaf ya team-ku.

Setelah 4 tahun tidak bernyanyi sama PSM dan 3 tahun tidak bernyanyi ke luar negeri, akhirnya tahun ini gue pergi lagi. Ke United Kingdom. Negeri yang sudah lama sekali dicita-citakan menjadi tujuan gue. Tapi berhubung kantor, ya sepertinya gue menjadi sumber devisa yang besar buat PSM, alias bayar denda atas ketidakhadiran latihan. Ditambah lagi, gue ga bisa narinya buat lagu folklore :P Jadi waktu latihan, gue paling katro sendiri. Orang lain ke kiri, gue sukses nabrak karena ke kanan.

Kualitas suara tidak banyak berubah, selain bahwa rangenya mungkin udah hampir ga nyampe lagi ke C. Padahal dulu bisa sampai D.

Yaaaaaah, that's life.

Monday, June 21, 2010

kenapa?

Akhirnya datang juga, perasaan seperti mendadak diterjang kereta itu. Sulit bernapas, sulit berpikir, sulit mengendalikan diri. Bendungan akhirnya bobol juga, seperti yang selama ini sudah diperkirakan akan terjadi.

Tidak tahu lagi apa yang harus dipercaya atau tidak. Tidak tahu lagi apa yang seharusnya menjadi fokus. Tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Kehilangan akal, kehilangan kewarasan, kehilangan rasio, kehilangan iman. Ingin punya, namun apa yang dimiliki selama ini tidak cukup kuat. Apalagi untuk memindahkan gunung, untuk yang kecil-kecil saja gagal.

Tuhan itu baik. Hal yang absolut, bukan untuk diperdebatkan. Hanya saja, Dia punya anak yang tidak baik. Selalu ragu, selalu gamang, selalu tidak tahu apa yang baik, selalu jadi sandungan, selalu tinggi hati, selalu egois, selalu membatasi Dia untuk bisa melakukan hal-hal yang diluar keterbatasannya. Selalu salah mengerti keinginanNya, selalu mengandalkan kekuatan dan asumsi sendiri. Dan, selalu tidak pernah bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, sedang dimiliki, dan akan dimiliki. Tidak tekun, tidak sabar. Mempertanyakan otoritasNya, yang baik bagi semua anakNya, namun kenapa dibiarkanNya hal ini terjadi? Apakah Dia memang menyembunyikan wajahNya dan sedang mendidik?

Ingin terus berjuang, tapi tidak tahu apa yang diperjuangkan.
"Lebih dari pemenang dalam segala perkara," seharusnya, namun saat ini menerima kekalahan dengan hati yang remuk redam, menyerah. Bertekuk lutut.

Friday, June 11, 2010

air mata

Kenapa Tuhan menciptakan air mata?

Bagaimana sih Dia mengkalkulasikan mekanisme kimianya sehingga pada batas-batas tertentu kita mengeluarkan air mata, entah karena gembira, terharu, ataupun dalam kesedihan, dengan kata lain, dalam kondisi emosional yang sudah berlebih?

Kenapa kalau kita sedih, yang keluar adalah air mata, dan itu bisa membuat kita tenang, walaupun mungkin hanya untuk sementara saja?

Bagaimanakah Dia menghubungkan antara perasaan dengan air mata, sehingga kala kita mengalami guncangan perasaan yang sedemikian, air mata kita tercurah?

Gue tidak tahu.. Yang gue tahu, gue bersyukur karena gue mempunyai sepasang mata yang sehat yang bisa memproduksi air mata.

Wednesday, March 31, 2010

the right vs the left

Lagi menggali-gali inspirasi untuk menulis (tertantang oleh omongan teman bahwa tulisan gue cukup 'thought-provoking'), gue tiba-tiba menemukan sesuatu yang cukup menarik (menggelitik? menggugah?) tentang The Right and The Left.

Oke, coba gue lihat dari sisi alkitabiah dulu. Hey, He's still my priority :) Anyway, Sang Anak duduk di sisi kanan Bapa. Berarti, yang paling dipercaya, wakil, yang setara.

Nah, ini dia. Berbicara tentang pasangan (dalam hal ini, buat gue berarti sang lelaki), orang-orang selalu menyebut soulmatenya, pujaan hatinya, atau apalah itu namanya, sebagai The Right One. Buat cewek-cewek adalah The Right Man, buat cowok-cowok ya The Right Woman. Mudah-mudahan ga usah ada tengah-tengahnya, ya. Intinya, The Right One adalah orang yang tepat.

Mengesampingkan posisinya dalam arti harafiah ada di sebelah mana, The Right Man akan selalu menjadi tangan kanan si cewek, panutan, pemimpin, orang yang paling dipercaya. Vice-versa, The Right Woman adalah sang penolong, pendukung, orang yang paling bisa menjadi wakil dan tangan kanan si cowok.

Oke, bagaimana nasib The Left? Ga boleh bilang nasibnya ga seberuntung si kanan sih, apalagi Tuhan juga menciptakannya. Jadi pasti punya keunggulan juga. Di antaranya, ya menjadi tangan kanannya si tangan kanan. Bingung? Yup. Gue juga mulai agak bingung. Bukan berarti jadi ada dua tangan kanan, ya. Tapi kalau dipikir lagi, kalau ngisi TTS pun, lawan 'kanan' adalah 'kiri'.

Tiba-tiba aja sih, terbersit kenapa kayak kebetulan aja si Left ini menjadi lawannya si Right. Selain arti proposisinya.

Coba kita coba tilik 'left': bentuk lampau dari 'leave' atau pergi. Meninggalkan.

So. The Right Guy: Pria yang tepat. The Left Guy: Pria yang pergi, a.k.a tidak tepat.

Jadi sebetulnya, kiri dan kanan apakah berlawanan? Tidak sejalan? Ngga juga. Tanpa tangan kiri, tangan kanan ga punya pasangan untuk pegangan tangan, pasangan untuk ditangkupkan kala berdoa... :)


Saturday, January 2, 2010

..to the twenty-ten

Memasuki tahun baru 2010, blog ini kalau diukur dengan usia sekolah, sudah lulus SMA. Tiga tahun sudah.

Jujur, agak malas menulis, karena kreativitas menulis gue sudah tidak terasah lagi. Tahun-tahun yang lalu, posting pertama di tahun yang baru gue beri judul "Resolusi..." dari yang pertama, kedua, dan ketiga. Tetapi kali ini tidak ada yang keempat.

2009 adalah tahun yang sangat dinamis dan fluktuatif. Banyak tawa, tetapi seperti dua sisi mata uang, airmata juga banyak dicurahkan. Bukan tahun yang mudah, tetapi penuh mujizat.

Januari 2009, gue keterima kerja di salah satu perusahaan majalah terkemuka. Hari ini perjalanan gue genap satu tahun.
Februari 2009, gue sukses menjalankan event pertama gue, walaupun tertatih-tatih seorang diri.
April 2009, nyokap jatuh sakit. Melalui sakit ini, mujizat terbesar bagi keluarga gue di tahun 2009 terjadi. Dua minggu di Bandung, ngantor di lantai ruang tunggu Borromeus. Seluruh sanak saudara, teman, sahabat, mengirimkan salam dan doa.
Juli 2009, salah satu event tahunan majalah gue berhasil dijalankan. Di bulan-bulan ini jugalah untuk pertama kalinya gue melakukan doa puasa selama 30 hari, dan Tuhan menjadikan segalanya nyata :) Salah satu kalimat yang paling membekas adalah dari pemimpin redaksi gue, "Lo diberkati banget ya menjalankan event tahun ini.."
Agustus 2009, gue berhasil mendapatkan tandatangan calon sponsor untuk event ulang tahun majalah senilai ratusan juta... Dan pada saat yang sama, majalah gue ini shut down. Tanggal 12, Tuhan menjawab doa dengan memberikan pekerjaan buat seseorang. Kalau ga salah, sekitar bulan-bulan ini juga dia diberkati dengan menjadi pemimpin pujian (lupa pastinya....)
September 2009, gue resmi pindah majalah. Belajar lagi dari nol, dengan segala pergumulan, kemarahan, keragu-raguan.

Ada yang dalam perencanaan gue, tapi banyak sekali juga hal yang di luar rencana namun diijinkan terjadi.

Lain-lainnya?
Gue menggunting rambut gue, akhirnya, setelah sekian lama dibiarkan memanjang. Selain rontok yang gila-gilaan, I need a fresh new look.
Pernikahan beberapa orang teman. Kepergian beberapa orang teman mewujudkan cita-cita mereka.
Kehidupan penuh cinta yang gue miliki dan kesempatan untuk terus boleh berbagi berkat. Belajar untuk mengalahkan keinginan diri sendiri, belajar untuk mengendalikan diri, belajar untuk menilai situasi, belajar untuk memahami bahwa mencintai adalah bukan tentang diri sendiri.

Seperti gue tuliskan di facebook beberapa hari yang lalu, tahun ini gue tidak punya resolusi yang terspesifikasi.. Banyak rencana, banyak keinginan, banyak harapan, namun semuanya yang terbaik ada di tanganNya.

Resolusi gue tahun 2010? Memenuhi mulut dengan ucapan syukur :)