Sunday, October 17, 2010

komunikasi

Komunikasi dalam suatu hubungan, hubungan jenis apapun, penting. Benar?

Paling tidak, itu menurut gue. Kalau pesannya ga nyampe, gimana targetnya bisa mengerti apa maunya si pengirim pesan? Bikin iklan aja, harus benar-benar perhatikan apakah message yang hendak disampaikan kepada konsumen sudah nyampe, sehingga dia tertarik, dan akhirnya membeli, lalu merekomendasikan kepada teman.

Anyway, itu hanyalah bahasa iklan. Intinya adalah, sebuah pesan, kalau ingin dikomunikasikan, ya harus disampaikan. Harus terbaca, jelas, harafiah, tersurat. Apalagi jika menyangkut hubungan antar manusia. Seperti kata Pendeta tadi sore, yang bisa baca pikiran manusia hanyalah Tuhan. Dia Yang Maha Tahu. There's no way seseorang bisa membaca pikiran orang lain. Sejelas apapun seseorang memberikan sinyal, namun kalau tidak dinyatakan dengan jelas, ya orang lain ga akan tahu. I'm not expert. Tidak ada standar baku tertentu kalau seseorang melakukan sesuatu, artinya A atau B. Sifatnya relatif. Ga seperti sinyal rambu lalu lintas yang ada standar bakunya, semua orang ngerti, karena berasal dari satu sumber yang sama.

Gue bilang nih ya, sekali lagi, gue bukan pembaca pikiran. Komunikasikan dong dengan jelas, maksudnya apa. Jadi ga terjadi kesalahpahaman, ga terjadi perselisihan, dua-duanya bisa cari solusi bersama, sama-sama puas, sama-sama nyaman. Gue lebih memilih sakit hati namun jelas terkomunikasikan, daripada sakit hati karena masalahnya sendiri dan bagaimana itu tidak terkomunikasikan dengan baik. Jadi dobel sakitnya kalau gitu.

No comments: