Friday, May 30, 2008

On Eagle's Wings

"And He will raise you up on eagle's wings,
Bear you on the breath of dawn,
Make you to shine like the sun,
And hold you in the palm of His hand."

Tuesday, May 27, 2008

tiga besar

Gue lagi kesel sama beberapa makhluk hidup lain yang hidup nebeng di rumah gue. Udah mah nebeng, pake bikin susah yang punya rumah. Hari ini top listnya ada 3:

1. Semut. Semut itu ada di mana-mana di setiap jengkal rumah. Nyimpen makanan di lemari, disemutin. Gelas, disemutin. Padahal cuman dipake minum air putih doang! Termos air panas, disemutin. Heran gue. Padahal airnya kan puanasss banget, teteeeep aja tuh semut-semut nyari celah buat masuk ke sana. Emang sih, semut-semutnya sebagian akan tewas mengenaskan karena kebodohan, tapi segitu hanya sebagian kecil dari semua semut-semut yang ada! Plus lagi gue jadi harus ngosongin termosnya karena banyak jenazah di dalemnya! Itu belum apa-apa. Semut-semutnya masuk dispenser! Aaarrrgghhhhh...

2. Nyamuk. Ini juga satu bikin heran. Musim hujan udah lewat lama, pasukan nyamuk malah pesta poranya baru sekarang, di saat hari panas, ga ada genangan air. Sederetan rumah di seberang rumah gue pada masuk rumah sakit karena DB. Parah..

3. Tikus. Gue ga tahu hewan pengerat simbol koruptor (maaf ya teman-temanku yang lahirnya tahun '84 di bawah shio tikus, tapi emang nyebelin banget, maksudnya tikusnya) ini muncul darimana. Nyimpen sesuatu di meja, bisa tahu-tahu ilang. Ayam goreng sepotong bisa ilang. Masa tikus makan ayam? Ckckckck... Dan yang lebih parah lagi, obat gue dua kartu ikut lenyap dibawa tikus! Mau dia apain juga sih tuh obat? Sebel aja. Udah dokternya mahal, obatnya juga mahal, malah ilang dibawa tikus. Gue jadi inget jaman tahun 2003 dulu pas berangkat ke Jerman. Kaus kakinya Berta ilang sebelah sampe detik ini.. Hahaha!

Sebeeeeeeellllll.. Huh..

Monday, May 26, 2008

to change..or not to change?





Fiona: You know, you are acting like a... a...
Shrek: Go on, say it.
Fiona: Like an ogre!
Shrek: Well, whether your parents like it or not, I am an ogre! And guess what, princess? That's not about to change.
Fiona: I've made changes for you, Shrek. Think about that.

bandingkan dengan:

Sebuah commercial suatu produk kecantikan di televisi dimana ceritanya ada reuni sekolah, dan si perempuan khawatir apakah si laki-laki masih inget sama dia. Ternyata si laki-laki ga lupa, dan si perempuan bilang, "For you, I never change."

Jadi?
Jadi?

Friday, May 23, 2008

Journey

Song titled 'Journey', sung by Angela Zhang for Mandarin series 'Dolphin Bay', probably the one and only Asian song I very like to hear more than once. I never watch the series, frankly, so I never know what kind of story it is.

For me, this song is like pouring my heart out, a regret and a pray, ask God to cure my painful feelings and to release me from my own burden.

It's a long, long journey
Till I know where I'm supposed to be
It's a long, long journey
And I don't know if I can believe
When shadows fall and block my eyes
I am lost and know that I must hide
It's a long, long journey
Till I find my way home to You

Many days I've spent
Drifting on through empty shores
Wondering what's my purpose
Wondering how to make me strong

I know I will falter, I know I will cry
I know You'll be standing by my side
It's a long, long journey
And I need to be close to You

Sometimes it feels no one understands
I don't even know why I do the things I do
When pride builds me up till I can't see my soul
Will You break down these walls and pull me through?

'Cause it's a long, long journey
Till I feel that I am worth the price
You paid for me on Calvary
Beneath those stormy skies

When satan mocks and friends turn to foes
It feels like everything is out to make me lose control
'Cause it's a long, long journey
Till I find my way home to You


Isn't He great when He understands me while no one can?; when He answers, consoles me and wipes my tears when no one can?; when He forgives me for things I don't even know why I do?; for His staying when I am left behind all alone; for He never late in helping. And for thousands things and blessings I receive.

Though it's very painful, He promises me the best things in my life, and He will standing by my side during my journey. This is how He works in building me. Praise The Lord.

God bless you.

Monday, May 19, 2008

Food and taste


During my delicious lunch with my sister and her friend at The Pacific Place yesterday, I realized the main reason why food makes people like to eat (and becomes fat) is on tastes. Not its nutrition, not also the varied color, nor the shape. The main reason is the taste. Without the taste, food will no longer become an interesting and attractive object. It’s a lie if someone says his/her main reason in consuming certain food is the rich nutrition it has. No matter how high calcium it has, high vitamins, but if the food has no taste, or at least tastes badly, you will not eat that, right?

The doubled mistakes that junk food has is on its good taste and its (very) low nutrition. On the other hand, extreme ways make healthy food also has doubled mistakes; its high nutrition and its not-too-good-taste. Why can’t each kind of those foods be light-hearted and not to be selfish and egocentric? They can meet each other in the middle. Okay, maybe it’s not as easy as it sounds.

Mind if I offer a simpler way? The junk foods to raise a little of its nutrition and to decrease some of the taste, while the healthy food to be a bit more ‘naughty’ by increasing its taste and not being always in a ‘saintly’ nutrition.

Then, I suppose they will make a brighter culinary world for all of us people, right? And a happier people, at least happier in their tongue and their digestive system.

So, back again to my point, what makes people fat is the taste the food has in it. People tend to double – some even triple – their eating portion because of the taste. Not because they are hungry; it’s the good taste that makes people hungry, not the opposite. If hungry is the reason, then the taste makes the hungry thing even doubled.

The world of culinary is turning around the taste. I think everybody can agree with that.

How can we relate the story with our life as human being? Easy. Easy in saying it. Look at the blue sentence before. Be light-hearted, not to be selfish and egocentric on each other, which mean to understand, do empathic, and no want to dominate. A brighter culinary world; a peace in our life. The taste is ‘love’ from The Great Chef Himself. More over, can we be the taste itself?

Difficult in executing.

Friday, May 16, 2008

Tertawa

Barusan gue membaca artikel online di my-newlyfound-favorite-website Kompas Community tentang sepeda motor (sebenernya ini bukan tentang sepeda motornya, sih) dan gue ketawa ngakak.

Dan entah kenapa, gue tiba2 menyadari, wah, udah lama sekali gue ga ketawa seperti ini. Gue bahkan ga inget kapan terakhir kali gue ketawa terbahak dan ngerasain sensasi menggelitik yang memacu gue untuk terus ketawa dan ga bisa berhenti. Kebayang kan, ketawa yang bener2 heboh, sampe keluar air mata, sampe sakit perut, sampe keabisan napas..

Agak ironis, mengingat sebetulnya gue adalah orang yang mudah sekali tergelitik dan ketawa. Hal lucu sekecil apapun, se-ngga penting apapun, bisa bikin gue ketawa. Ketawa itu menyenangkan, memacu semangat gue, mengajarkan gue untuk selalu bisa nemuin segi positif dari segala hal. Di masa sekolah dulu, temen-temen gue mengenal gue sebagai orang yang optimistis karena gue senang ketawa. Bukan ngetawain orang, lho. Itu sih ngga baik. Tapi kalo orang itu dengan senang mau diketawain, ya gue mau banget ngebantu. Hehe.. Ga jarang lho gue diomelin guru karena bukannya belajar, malah ketawa-ketawa. Gue malah sampe pernah jatuh dari kursi gara-gara ketawa. Hahahaha...

Di masa kuliah, temen-temen gue terutama yang seperjuangan di PSM mengenal gue karena ketawa gue. Dulu Ivan pernah bilang, ketawa gue menular. Kalo gue udah ketawa geli, hampir semua yang ada di sekeliling gue ikut-ikut ketawa, walau ga tahu apa yang gue ketawain. Dan dia bilang, gue kalo ketawa ada nadanya. Halahhhhh... Ekstrim bener.. Kalo gue lagi ngumpul-ngumpul di dalem sekre dan ketawa, dan pada saat itu ada yang baru dateng, pasti bilang, "Lo ya Jo, ketawa lo tuh kenceng banget.. Kedengeran sampe parkiran depan! Langsung ketahuan ada lo.." Halahhhhh... Ekstrim :D

Secara di PSM kayaknya ga ada orang yang ketawanya ga heboh. Dimanapun kita berkumpul, orang-orang lain sekitar kita pasti keganggu banget. Serasa ruangan milik sendiri. Hehehe...

Di lingkungan tempat kerja gue dulu, di atas, semuanya hobi banget ketawa. Ada satu temen namanya Tyas, dia kompornya. Orangnya lucu banget, tukang ngebanyol, dan dia ga ngapa-ngapain pun kita bisa ketawa. Hehe, sebenernya mungkin gue doang sih. Dan semuanya di atas punya suara ketawa yang gede-gede, dan kadang orang-orang di bawah sampe nanya ada apa sih di atas.

Di kantor bawah, HOAHHHH... Gue cuman ketawa-ketawa di luar kantor sama temen-temen M******* Seperjuangan Team. Tapi itupun seru, walau jumlah kita sedikit banget. Bisa ketawa-ketawa gara-gara salah tempat parkir, nyasar, ga perlu lagi disebut kalo lagi hangout.

Intinya?
Gue kangen ketawa. Gue kangen sampe terbahak-bahak sampe puas.

Thursday, May 15, 2008

Sekarang..

  1. Berbekal laptop kesayangan, menghabiskan waktu di kafe deket rumah, yang bisa ditempuh hanya dengan 7-10 menit jalan kaki sambil menikmati hari yang cerah dan pemandangan pepohonan hijau sepanjang jalan. Intinya: memanfaatkan wi-fi gratis.
  2. Travel yang akan membawa gue pulang ke Jakarta jam 1 siang nanti cuma sejarak 7-10 menit (juga) dari kafe ini, jadi inilah alasan gue duduk-duduk di kafe ini sekarang.
  3. Situasi: meja hijau (bukan pengadilan lho), kursi hijau. Di atas meja ada segelas cappuccino dingin, kacamata, daftar menu, handphone yang gue silent, laptop (tentunya), sehelai tissue, dan sepiring lotek. Hidup sehat.
  4. Sebenernya ga baik makan sambil mengerjakan hal lain, tapi ini mumpung ga di rumah, mumpung ga sama siapa-siapa, dan gue bersikap tidak sopan (ampun, Tuhan).
  5. Punggung gue pegel banget. Kayak nenek-nenek aja. Efek-efek kurang tidur. Sekarang susah sekali menikmati waktu yang berkualitas untuk tidur kalo lagi di Bandung, karena pagi2 dingin, selimut ga mendukung, kamar berdebu yang menyemangati gue untuk terus bersin-bersin, dan jalanan depan rumah yang berisik. Ga bisa gue tidur sampe siang-siang. Sebel.
  6. Menyelesaikan makan sebelum poin 6 ini ditulis.
  7. Pingin ke toilet, tapi ribet kalo harus pake titip-titip tas dan laptop. Ke toilet bawa tas dan laptop? Sama juga repotnya.
  8. Harus segera menyelesaikan postingan ini.
  9. Tinggal tidur di perjalanan.
  10. Nyampe jam 3 sore nanti, mau langsung pulang dan nerusin tidur. Bantuan obat mungkin akan sedikit mengurangi sakit punggung gue.

Wednesday, May 14, 2008

Soulmate

"At one point, I even thought.....soulmates."

This is how Harry Sanborn - a role played by Jack Nicholson in 'Something's Gotta Give' - describes his deep feeling to Erica Barry - played by Diane Keaton.

This 'soulmate' thing popped up in my mind when recently he brought this up. Which then makes me think, what is soulmate, actually? What is the definition? Who can be someone's soulmate? How can it happen? Where can someone finds his/her? When is it?

On Wikipedia, I find few definitions about soulmate, taken from many sources:

  • Merriam-Webster Online Dictionary: a person temperamentally suited to another
  • Encarta® World English Dictionary: somebody close to somebody else, or somebody with whom somebody else naturally shares deep feelings and attitudes
  • Infoplease Dictionary: a person with whom one has a strong affinity

I also find that soulmate is highly related to 'kontak batin' (I cannot find the suitable English for that term), where if someone is in sadness, angry, or happiness, the other half can feel it too, although they're far from each other.

Finding soulmate cannot be measured from 'outside' appearance, especially when it comes to physical measurement. It cannot be measured by social status, financial status, and/or many more status. Sometimes you just know it when you know it. Sometimes it comes when all of sudden you realize that you already found it.

Menurut gue, yang paling mengena bahwa soulmate adalah seseorang yang dengannya seseorang lain bisa menjadi dirinya sendiri; seseorang yang bisa membuat nyaman seorang lainnya; seseorang yang bisa mengerti seorang lainnya, walaupun dia sedang dalam mood yang tidak baik, misalnya. Seseorang yang bisa menerima seorang yang lain sebagaimana adanya, kelebihan dan kekurangannya; seseorang yang mengesampingkan ego demi seorang lainnya; seseorang yang memberikan kasih sayang tanpa syarat kepada seorang lainnya.

So..

Have you find your soulmate? :)

Monday, May 12, 2008

Yovie and Nuno vs. Paul McCartney feat. Michael Jackson

Tahu dong lagunya Yovie and Nuno yang judulnya 'Dia Milikku'..? Pertama kali gue tertarik dengan lagu ini karena lihat video klipnya yang ngambil tempat di London. One of the cities I really want to visit. Gue pikir, gile, bikin video klip aja sampe ke London booooo.. Kemudian hal kedua yang membuat gue tertarik dengan lagu ini adalah liriknya. Menceritakan tentang dua orang cowok yang berteman, tapi mereka ngerebutin satu cewek. Kalo jaman dulu mungkin ksatria-ksatria di Inggris sampe bersedia duel pedang demi mendapatkan si perempuan ini. Halahhhh... Mulai imajinasi berlebihan :) Tapi kayaknya seru juga ya direbutin dua cowok.. Hmm.. Hahahaha, tambah ngelantur aja gue.

Dia untukku, bukan untukmu
Dia milikku, bukan milikmu
Pergilah kamu,
jangan kauganggu
Biarkan aku mendekatinya..

Itu adalah sepenggal lirik lagunya. Dan gue ngerasa seolah pernah mendengar lagu yang kurang lebih serupa dengan itu. Setelah menggali-gali otak, ingatan gue melayang ke lagunya Paul McCartney. Di lagu itu dia duet sama Michael Jackson, dan lagunya judulnya 'The Girl Is Mine'.

I don't understand the way you think
Saying that she's yours not mine
Sending roses and your silly dreams
Really just a waste of time
Because she's mine
The doggone girl is mine

Mirip ya..? Sama-sama tentang dua orang cowok yang memperebutkan satu cewek.

Dan nyambung lagi, mengingatkan gue tentang Meredith Grey di serial TV 'Grey's Anatomy', dimana dia direbutin oleh Dr. Sheppard, si McDreamy, dan Dr. Finn, si McVet. Sebenernya agak heran juga gue kenapa dia direbutin.. Menurut gue, ironis bahwa serial ini tentang dia, tapi justru dialah karakter yang paling ga gue sukain. Anyway, instead of wordwar atau perang di mulut doang, dan bukan juga perang keahlian sebagai dokter -- secara yang satu dokter spesialis bedah dan satunya dokter hewan -- mereka perang lewat cara sehat, yang mereka lakukan lewat kencan-kencan mereka masing-masing sama si Meredith. How they treat Meredith as their date, jadi masing-masing mengusahakan date terbaik untuk si Meredith.

Lalu?
Ga ada lalu-lalu. Cuman sekedar pikiran iseng aja..

Sunday, May 11, 2008

The d*** layout

I really, really can never imagine how frustrating it is to change the layout of my blog!
Bener-bener bikin marah dan naik darah..
I've been sitting for 2 hours and still cannot change anything!

Aaaaaarrrrrrggghhhh...!

Tuesday, May 6, 2008

Oven listrik baru

Inget dengan cerita oven listrik gue yang dodol beberapa waktu lalu? Ingatannya boleh direfresh dengan klik Oven listrik.

Akhirnya kami punya oven listrik baru, yang dibelinya pun jauh, di Kalipah Apo Bandung. Bawa pulangnya pun ribet, karena naik travel. Huaaa...hh.

Lalu gue tiba2 pingin roti bakar alias french toast. Jadi dengan semangat '45 gue mengganti yang lama yang udah kacau balau itu dengan yang baru. Yang lama sekarang teronggok menanti belas kasihan di pojokan dapur.

Gue pasanglah si oven baru itu. Gue sambungin ke listrik, masukin roti, dan gue muter timernya sampe 5, untuk pembakaran 5 menit. Setelah gue liat bahwa pemanasannya sempurna - indikatornya adalah si besinya berubah warna jadi merah dan kacanya memanas - gue meninggalkan si oven, karena seharusnya pada menit kelima dia bunyi "ding!" dan berhenti memanggang. Pada waktu itu seharusnya roti gue udah terpanggang sempurna.

Seharusnya.

Timernya kagak berfungsi!
Jadi setelah beberapa lama, gue baru teringat gue manggang roti (I admit I have a very short term memory), plus gue heran kenapa ovennya ngga bunyi2, maka gue hampiri si oven.

Roti gue hampir jadi arang..! Hitam dan keras!
Sejenak terpesona sama si roti, gue kemudian tertawa geli banget di dapur..

Oalah, ada-ada aja sih oven di rumah gue :D

Sunday, May 4, 2008

Walked-out interview

Pernah melakukan sesuatu yang gila banget sampe jadi ga percaya bahwa kita melakukannya? Gue sering. Tapi yang terjadi atas gue beberapa hari yang lalu menurut gue gila banget.

Ditelepon hari Rabu untuk konfirmasi tentang lamaran kerja yang gue submit di sebuah organisasi global non-profit, gue kemudian diberitahu bahwa sebuah email berisi kuesioner interview telah dikirimkan ke gue untuk diisi dan dikembalikan selambat-lambatnya keesokan harinya, Kamis jam 5 sore. Yang membuat gue agak heran adalah karena hari Kamis itu tanggal merah, 1 Mei. Hmm, agak aneh. But then ya sudahlah, dimintanya begitu masa gue mau nawar? Apalagi gue punya harapan cukup besar sama tempat ini. Sampai kemudian gue akhirnya mensubmit dokumen itu keesokan harinya jam 3 sore.

Malam itu juga, jam 7, gue ditelepon untuk interview keesokan harinya jam 9.30 pagi di kantornya di Jakarta. Dan sintingnya pada malam itu gue lagi di Bandung..! Jadilah gue seperti kebakaran jenggot, cacing kepanasan kena garam, apalah itu namanya, rusuh jaya nyari travel untuk pulang malam itu juga ke Jakarta. Sempet kepikir pula, rada gila juga ya nelepon untuk interview kok malam-malam gitu?

Tapi, gue optimis. Gue persiapkan diri gue sebaik mungkin, apalagi organisasi ini bergerak di bidang yang lumayan gue kuasain semasa kuliah dulu. Gue punya percaya diri.

Interview dimulai jam 9.30 pagi, dan pada saat itu ada 6 orang termasuk gue. Diawali perkenalan, rangkaian interview dilanjutkan dengan group discussion, lalu sesi games yang mewajibkan kami semua berperan sebagai public speaker, lalu ada role play, sesi tanya jawab, dan yang terakhir adalah pengumpulan petisi.

Sebelum seluruh rangkaian selesai, satu-persatu peserta berguguran. Eit, jangan salah sangka. Bukannya ga lolos. Tapi, berguguran meninggalkan medan perang karena keinginan sendiri alias walkout.

Ternyata deskripi pekerjaannya jauh sekali meleset dari perkiraan gue dan temen2 baru gue, setelah akhirnya belakangan kami ngobrol2. Kami ngiranya A, sementara ternyata pekerjaan yang ditawarkan adalah G. Jauh deh. Intinya, bukannya bermaksud sombong atau apa, kami overqualified. Oke, pekerjaan ini butuh hati, keteguhan, pantang menyerah, tapi bukan butuh hati, keteguhan dan pantang menyerah seperti yang kami kira. Oke, ga boleh juga menyebut diri overqualified, hanya aja kami ga sesuai dengan pekerjaan itu. Ga mengecilkan arti pekerjaannya lho, gue akui pekerjaan itu berat.

Alasan berikutnya, kompensasi. Oke, pekerjaan ini memang sesuatu yang sangat butuh idealisme tinggi, which is itu juga toh yang membuat gue semangat dan yakin. Tapi kompensasi tetaplah kompensasi...

Pada akhirnya, kami semua keenam-enamnya memang keterima. Tapi dari keseluruhan 6 orang, 4 orang walkout, dan itu termasuk gue. 2 orang pertama meninggalkan arena sebelum selesai, dan 2 orang kemudian (gue dan temen gue) walkout setelah menyelesaikan semua rangkaiannya. Gue rasa jarang sekali ada orang yang udah keterima kerja tapi malah memutuskan untuk walkout.

Agak sedih. Bukan karena faktor dari guenya, tapi gue agak kecewa dengan organisasi ini. Sayang aja, dengan nama besar, buat gue pribadi nampak seperti tidak sebesar itu.

Yah, satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Gue percaya bahwa di suatu tempat ada tempat yang lebih sesuai untuk gue, yang udah Dia pilihkan.

Friday, May 2, 2008

Facing your giants

Karena pengalaman dan cobaan berat yang dialaminya, seseorang mendorong dan mereferensikan ke gue sebuah buku karya Max Lucado, seorang Amerika, pendeta dan penulis buku2 kristiani. "Kamu udah pernah baca buku ini?" Dia mengangsurkan buku judulnya "Facing Your Giants". Dan serta-merta gue tersenyum, karena beberapa waktu yang lalu gue pernah mengangkat topik ini di blog, judulnya Siap atau tidak..

Buku ini inspirasional banget buat gue.

Setelah kemudian gue akhirnya membeli beberapa lagi buku karya Max Lucado ini, yang mana kemudian gue koleksi, sedikit banyak gue bisa melihat apa yang hendak disampaikan sama dia. Buku-bukunya terutama memang ditujukan untuk orang-orang yang mengalami pencobaan, pergumulan batin dan iman, baik yang berasal dari luar dirinya maupun dari dalam dirinya sendiri. Itulah 'raksasa-raksasa' yang dimaksud.

Buku ini penuh penghiburan, selain petunjuk-petunjuk yang dipedomani oleh Alkitab tentang gimana selanjutnya kita mau berbuat, apa yang bisa kita lakukan, what next. Gimana caranya kita mau move on, berdamai dengan diri sendiri, keluar dari kubangan masa lalu dan dosa. Buku ini juga menulis berita pengampunan dari Dia, anugerah dan berkat yang berlipat-lipat yang membanjiri kita yang sering tidak kita sadari dan syukuri. Yang penting kita mau percaya dan berserah, membiarkan Dia membentuk kita, mengukir, memahat kita menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Untuk yang merasa tidak sedang dalam pencobaan, kalimat-kalimat, ayat-ayat dan ilustrasi-ilustrasi yang dituangkan dalam buku ini bermaksud mengajar, mengantisipasi, memberi petunjuk, membangun iman percaya, atau bahkan tidak disangka-sangka, teguran bagi yang tidak menyadari. Atau juga, seperti yang seringkali gue alamin, tiba-tiba aja, "Oh! Ini ternyata. Ini jawabannya, jawaban dari pertanyaan gue selama ini, respon Dia dari doa gue selama ini."

Hebat bukan, cara Dia bicara melalui buku, teman, keadaan, apapun? :)