Sunday, October 11, 2009

Sunday afternoon..

I love Sunday.

Saat ini sore udah berganti malam, dan hari amat bersahabat. Ga mendung, panasnya ga terik. Udara ga berat, ga panas, cukup hangat dan enak.

Agak sedikit malas menghadapi minggu yang baru esok hari, tapi harus semangat. Dan itulah kenapa aku menyukai hari Minggu. Kepenatan, kebosanan, kelelahan selama seminggu udah hilang, udah dicharge kembali dengan segala pemulihan, pembaharuan, berkat-berkat baru, dan persiapan yang Dia sedang lakukan atasku untuk menjalani dengan kepala tegak satu minggu mendatang.

Aku ga akan menyangkal bahwa excitement untuk cepat-cepat nyampe ke hari Minggu dimunculkan sendiri olehNya dalam diriku. Menjalani satu minggu, selalu ada saat-saat dimana aku pingin cepat-cepat nyampe ke Minggu. Entah excitement untuk mendapat pencerahan kembali, kekuatan dan semangat baru, atau nyanyikan lagu-lagunya, atau menyampaikan syukur (tentu sebetulnya kalau ini malah jangan sampe harus nunggu hari Minggu), atau ketiganya, tapi kerinduan itu ada, dan aku senang karena Dia menaruhnya di dalam diriku.

Yang tadinya malas banget udah harus memulai hari Senin lagi, pekerjaan lagi, digantikan oleh semangat untuk melakukan lebih baik lagi, penuh dengan ide-ide baru, kemungkinan-kemungkinan baru, alternatif-alternatif baru, dan biasanya, dengan iman aku mengucapkan bahwa aku akan memenangkan setiap hari. Tuhan bersamaku, dan aku selalu yakin Ia akan membawaku memenangkan setiap hari.

Bukankah Ia begitu mempesona? :)

Monday, October 5, 2009

i try, really, at my best..

Gue membohongi siapa sih selama ini? Gue sendiri! Parahnya, gue sendiri! Dan jadinya, korban yang paling rugi adalah gue!

Selama ini gue selalu memandangnya baik-baik saja, dan memang at least itulah yang terlihat di permukaan, di kulit, namun pada kenyataannya itu tidaklah sebaik itu. Orang-orang bertanya, "Gimana?" Ya baik-baik saja. Mungkin karena apa yang dikatakan mulut akan meyakinkan hati, makanya gue mengatakan itu.

Apa kabar gue sekarang? Jujur, tidak terlalu baik. Gue mencoba bersikap jujur terhadap diri gue sendiri.

Gue mencoba, percayalah, gue selalu mencobanya dengan sekuat yang gue bisa. Berpikir positif. Tapi gue juga menyadari bahwa sekarang lambat laun positive attitude itu mulai menguap. Terkikis. Capek rasanya. Ga boleh capek sebetulnya kalau memperjuangkan sesuatu, tapi dengan mengerikan gue mendapati diri gue mulai capek. Dan yang ini gue juga mencoba jujur dan tidak menipu diri sendiri.

Gue menilik diri gue sendiri, apakah ada sikap-sikap gue yang justru bertentangan dengan perkataan gue? Jangan sampai gue ngomong bahwa gue tidak menyukai sesuatu tapi nyatanya gue malah melakukannya. Apakah ada yang tidak masuk akal dengan permintaan gue? Rasanya tidak. Apakah gue memang harus menerima apa adanya karena memang demikian adanya, walau tidak seperti yang gue inginkan? Gue akui memang tidak boleh menyamakan orang lain dengan diri sendiri, tapi bisakah ada kompromi dan jalan tengah? Apakah gue terlalu memaksakan pendapat dan selalu ingin benar sendiri? Kalau gue diinginkan untuk bicara dan lalu gue bicara, kenapa rasanya malah seolah kesalahan dikembalikan ke gue? Diam, salah. Bicara juga salah.

Bantu aku dong.. Harus apa..? Harus gimana..?
Kupikir aku harus berhenti sebentar dan menarik diri.

Saturday, October 3, 2009

yang praktis ajah..

Gue orang yang praktis. Gue menyenangi kepraktisan, memilih menghemat waktu supaya waktu yang tertabung bisa dipakai untuk hal lain.

Praktis nomor 1.
Gue ngga suka mandi lama-lama dan menghabiskan terlalu banyak waktu di kamar mandi, kecuali memang niat mandi lama misalnya ada bath tub. Dalam keseharian, gue bisa mulai dari bangun sampai dengan masuk ke mobil untuk berangkat kantor, it takes only 30 minutes. Mandi bersih, tidak ada satu titikpun terlewat, dan ritual sesudah mandi semuanya terlaksana. Kecuali make up, karena gue ngga suka pakai make up. Cukup moisturizer dan bedak serta sedikit blush on. Cukup.

Praktis nomor 2.
Gue ngga bisa lama-lama menghabiskan waktu memilih baju, walaupun tidak bisa memungkiri bahwa gue lumayan pemilih dalam soal ini. Akhirnya gue suka mematok berapa lama gue boleh memilih baju. Ini biasanya terjadi kalau mau ngantor atau pergi gereja.

Praktis nomor 3.
Gue ngga demen pakai high heels. Koleksi high heels gue cukup banyak, dan gue penggemar sepatu, tapi gue ga menyukai memakai high heels untuk keseharian. Bahkan untuk ngantor. Buat gue, sepatu-sepatu cantik itu adalah untuk kesempatan-kesempatan tertentu aja, seperti pesta atau pergi gereja. Namun mengantisipasi kalau tiba-tiba ada hal-hal urgent, gue menyimpan sepasang high heels di kolong meja kantor.

Praktis nomor 4.
Kalau traveling, gue membawa barang sesedikit mungkin. Ga mencuci kalau dirasa tidak perlu, dan kalau belum perlu ga usah ganti baju. Gue agak heran dengan orang yang demi gaya sampai harus ganti baju beberapa kali dalam sehari. Kalau harus travel dengan koper, pakai koper yang tidak terlalu besar yang kalaupun penuh sesak, gue masih bisa mengangkatnya dengan kedua tangan sendiri. Jangan sampai merepotkan orang lain lah. Makanya gue jarang bawa jinjingan kecil-kecil, selain karena takut kececer dan ketinggalan juga sih.

Praktis nomor 5.
Soal makan pun praktis! Ga milih-milih. Walau bisa sampai bersih banget piringnya, tapi ga lama-lama makannya. Ngapain sih lama-lama? Harus 32 kali mengunyah supaya tercerna sempurna?