Sunday, November 30, 2008

hidung yang malang

Setelah kurang lebih lima tahun lamanya terjebak kecanduan obat - jangan dulu mikir negatif. Ini memang negatif tapi ga sesinting itu - dan merasa bisa gila kalau ga ada obat itu, akhirnya gue berhasil sembuh.

Ini dongeng si obat tetes hidung. Semua temen-temen gue tahu bahwa gue punya kecanduan gila sama obat ini. Gue sampai dibilang pecandu, ngobat, dsb.

Penyakitnya adalah mampet hidung. Sebetulnya gangguan pernapasan ini sudah berlangsung sejak masa sekolah menegah atas, namun pada waktu itu gue abaikan. Ternyata kakak gue punya masalah yang sama, dan setelah berobat ke dokter ia diberikan obat tetes hidung namanya 'Iliadin'. Alesannya, obat tetes hidung merek 'Otrivin' harganya mahal :P Singkat cerita, kakak gue beberapa kali menawarkan obat semprot hidung ini. Dia bilang ampuh banget. Tetapi karena gue pikir gue bisa kecanduan, jadi gue tolak.

Selama beberapa saat, sampai awal masa kuliah, gue ga pernah bisa bernapas normal. Hidung selalu mampet, tapi ga ada ingus. Bukan sinusitis. Parahnya, asupan oksigen ke otak jadi berkurang, dan jadinya kepala suka pusing. Yang paling sengsara adalah waktu tidur. Satu-satunya cara adalah napas lewat mulut. Ini juga bikin sakit tenggorokan. Serba salah.

Sampai suatu waktu gue menyerah dan nyobain obat semprot hidung ini. Hasilnya? WOW! Untuk pertama kalinya sejak sekian tahun, akhirnya gue betul-betul bisa napas!

Dan inilah yang memulai perjalanan gue sebagai 'pemakai'. Satu botol cukup untuk 10 hari, dan dalam sehari gue pakai 3-4 kali. Padahal jelas-jelas di petunjuk pemakaiannya, ga boleh sering-sering. Tapi ya gimana? Wong jadi enak napas..

Berbagai advis disampaikan supaya gue pakai cara ini, cara itu, supaya gue bisa berhenti pakai obat dan sembuh. Kadang-kadang kepikiran ngeri juga kalau gue dihadapkan pada situasi dimana gue ga bisa buka mulut tapi hidung ga bisa napas?? Hiii.. Belum lagi kalau akhirnya jadi kebal karena sering pakai, plus kerusakan yang mungkin terjadi gara-gara tingkat pemakaian yang tinggi?

Malas dan alasan ga ada waktu jadi senjata gue untuk ga pergi memeriksakan diri. Toh, gue pikir, gue udah menemukan penyelesaiannya. Si Iliadin obat semprot hidung itu.

Sampai suatu hari seseorang menyatakan keberatannya kalau gue pakai obat itu. At least saat bersama dia, gue ga boleh pakai. Demi kebaikan gue sendiri, dia bilang. Secara halus - dan akhirnya keras - dia memaksa gue periksa ke dokter. Akhirnya satu hari gue pergi ke dokter. Si dokter mendiagnosa alergi kelembaban, rhinitis alergi. Sedaftar resep obat untuk satu minggu pun dibuat.

Dan setelah satu minggu? Gue sembuh... Ga ada lagi obat hidung. Sembuh total. Hanya, gue harus betul-betul jaga kebersihan lingkungan gue. Ga boleh ada debu, kamar harus dijaga ga lembab.

Hmm.. Yang penting, gue sehat! Hore!

Friday, November 28, 2008

rasa


Yang dirasakan sekarang?
Seperti bunga yang baru mekar.
Bunga cantik yang meliuk lucu di vas.
Tempelan-tempelan glowing in the dark.
Apel merah yang baru dicuci.
Aneka buah-buahan dengan warna ceria di keranjang.
Sepatu yang baru digosok.
Balon yang membubung tinggi.
Gelembung-gelembung.

Kenapa rasanya gue berkilau?
Kayak gigi yang baru disikat.
Jendela kena pantulan sinar matahari.

Ah. Ngelantur.

Saturday, November 22, 2008

Satu tahun

Satu tahun yang sangat berharga. Ga bisa ditukar dengan apapun. Ga mau ditukar dengan apapun. Lebih banyak bunga yang tumbuh, panen yang berlimpah, juga lebih banyak hujan tercurah, gelas yang remuk, kayu yang patah daripada tahun-tahun sebelumnya yang dialami.

Ga ada yang sama. Melewati satu tahun yang seperti apapun, semuanya tidak akan pernah ada yang tidak berubah.

Semua perubahan berjalan sesuai dengan temponya, semua perubahan terjadi sesuai masanya. Seolah perlahan, namun semuanya sudah diatur. Setiap kepingan akan jatuh di tempatnya, yang sudah jatuh mulai memperlihatkan bentuk. Semuanya sudah dimulai, dan tidak akan berhenti sampai selesai. Tidak akan ada antiklimaks.

Suatu hari yang mengawali semuanya, sampai memenuhi jangka waktu satu tahun. Dalam pada itu Ia tersenyum dan menampakkan wajahNya, ikut bersedih kala ada kesedihan, dan ikut tertawa saat waktunya menyenangkan. Belajar untuk bersandar, dan untuk pertama kalinya merasakan penuhnya rasa damai dalam diri saat betul-betul meletakkan kepala di pangkuanNya, dan kenyamanan saat menyelip masuk berlindung di bawah sayapNya.

Satu tahun yang sangat luar biasa dan sangat penuh berkat. Setiap hal yang dimaksudkan untuk kebaikan, untuk mulai dewasa, semakin bertumbuh, semakin gemilang.

Selamat ulang tahun.

Sunday, November 16, 2008

si jelek

Beberapa hari yang lalu gue mendengar satu kalimat yang dilontarkan Joyce Meyer di televisi, tentang sekumpulan wanita yang terdiri dari ibu rumah tangga, wanita karier, single mother, mahasiswa yang dalam kehidupan keseharian terkadang menyesali diri atas apa yang ingin mereka lakukan namun tidak bisa karena ketidakpunyaan.

Dia bilang, kurang lebih demikian:
"Yang terpenting sekarang adalah menitikberatkan pada apa yang kita miliki; bukan pada apa yang tidak kita punyai. Tidak ada gunanya merasa bersalah. Iblis senang pada orang yang terus menerus merasa bersalah karena perasaan semacam itu menghalangi berkat Tuhan yang mau disampaikan."

Ya. Dengan cara apapun iblis akan menjauhkan manusia dari berkat-berkat Tuhan, sehingga tidak ada damai sejahtera di dalam diri manusia. Dan si bego itu seneng banget kalau demikian adanya.

Jadi kenapa seringkali gue merasa menyesal karena tidak bisa melakukan ini atau itu? Atau kenapa gue tidak punya ini atau itu? Kenapa gue lebih suka membiarkan perasaan-perasaan kacau tinggal di dalam diri gue dan malah menikmati sensasinya? Kenapa gue lebih memilih itu daripada melepaskan semuanya dan menaruhnya di kaki Tuhan untuk kelegaan dan damai sejahtera di dalam hati?

Worst of all: Kenapa gue membiarkan si konyol bertanduk itu bersenang-senang atas penderitaan gue dan kenapa gue ngijinin dia untuk singgah?

Beranikah gue pasang tampang, dan dengan garang mengusirnya, "Minggir lo, dasar jelek!" dan sepenuhnya bersukacita karena Tuhan?

Harus bisa, atuh! Aku kan anak Tuhan! Bersyukurlah atas apa yang kita miliki dan pergunakan itu sebaik-baiknya seperti yang Dia ingini untuk kita lakukan!