Saturday, January 31, 2009

murung

Saat ini gue betul-betul merasa seperti orang yang ga bersyukur. Kerjanya mengeluh melulu. Bukannya mensyukuri apa yang ada pada gue saat ini, gue malah murung, kesal, sedih, menginginkan apa yang ga bisa gue miliki.

Padahal, banyak sekali hal yang bisa gue syukuri saat ini. Gue dikelilingi orang-orang yang menyayangi gue, gue ga kekurangan suatu apa, gue punya pekerjaan, di sisi lain gue punya weekend untuk menarik napas dan beristirahat, walau capek setengah gila gue punya kaki yang sehat untuk jalan kaki, gue punya mata yang sehat untuk menangis, gue punya stamina yang bagus untuk menembus hujan.

Tetapi gue akui, ada kalanya di saat-saat ga bekerja, gue merasa ada ruang yang kosong yang butuh untuk diisi ulang (bukan soal free-flow soft drink atau refill pulsa ya). Dulu di kala belum kerja, gue bisa kapan aja mengisi ulang atau minta diisi ulang sebelum benar-benar kosong. Sekarang waktu jadi berkurang, dan kadang-kadang kekosongan seolah makin terasa karena... Yah, makin dewasa, makin tua, gue harus menyadari bahwa tidak selalu apa yang gue inginkan itu tercapai. Yang terkadang jadi masalah buat gue adalah ada kalanya itu begitu mendera sampai rasanya sakit.

Yah.. Sedikit kemurungan di kala weekend. Gue yang biasanya gembar-gembor menyarankan orang untuk bersyukur, ternyata juga butuh orang-orang yang memaksa gue untuk bersyukur.

Thursday, January 29, 2009

komunikasi

Ini bukan soal yang berat-berat tentang komunikasi. Cuman sekedar berbagi pengalaman berkaitan dengan komunikasi yang gue alami akhir-akhir ini.

Komunikasi itu penting. Yap, bahkan kadal aja menganggap komunikasi tuh penting (ga tahu kenapa gue ambil contoh kadal). Bahkan sampai ada fakultasnya sendiri di perguruan tinggi. Nyatanya, sekarang ini gue banyak sekali dikelilingi manusia-manusia jebolan ilmu komunikasi, sampai-sampai gue bertanya-tanya apakah gue salah ambil jurusan (sebenarnya udah sadar dari kapan tahu sih..), seharusnya jurusan nyanyi-nyanyi.

Anyway, Marketing Director kantor gue mengemukakan pentingnya mendengar dalam berkomunikasi. Jadi inget salah satu posting di blognya mantan kantor yang berbunyi kurang lebih, untuk mendengar dibutuhkan keterampilan, skill, dan sebenarnya mendengar adalah sebuah talenta. Bukan hanya sekedar mendengar, tetapi memahami, mencerna, mengerti. Which is, kemudian dibutuhkan ruang lingkup pengetahuan yang sama antara yang didengar dengan yang mendengar. Itulah makanya kenapa kalau kita jualan, kita harus tahu kepada siapa kita jualan. Hmm, marketing banget yah.

Intinya, komunikasi itu penting. Mengutarakan apa yang kita mau, tidak mau, tidak suka, yang mengganjal, rencana, apapun, dalam konteks relationship baik pertemanan, persaudaraan, maupun asmara. Gimana dia bisa tahu kita lapar kalau kita cuma bilang, "Sayang, kayaknya nasi goreng itu lucu yah." (gue juga ga tahu seperti apa nasi goreng yang lucu itu.) Lebih pas kalau bilang, "Aku lapar. Mau nasi goreng itu." Bodo deh mau dibilang apa. Daripada jaim-jaiman terus pingsan kelaparan.

Komunikasi juga penting di saat kita butuh informasi akan apa yang kita ga tahu. Biarin aja dianggap bego, daripada ga tahu apa-apa dan ga nanya? You gain nothing selain bego sendiri.

Namun kadang-kadang susah juga kalau komunikasi ada, syarat-syaratnya terpenuhi, tetapi decoding alias penerimaannya salah. Atau proses penerimaannya salah. Bukan pengirimannya. Seperti apa yang terjadi sama gue tadi siang. Niat mau isengin dia, gue ngirim email pake email kantor. Isinya gombal, tapi untungnya ga parah. Lalu gue ketik alamat emailnya. Klik 'send'. Ternyata oh ternyata, mendadak gue inget bukan itu alamat emailnya...! Parahnya, udah terkirim dan ga mental, berarti memang ada yang punya alamat itu.

Antara kesel, geli, dan ketawa-ketawa sendiri, akhirnya gue ngirimin email kedua ke alamat itu untuk men-disregard email tadi. Haduhhh... Parah. Mana pake email kantor..

Ini pelajarannya: komunikasi itu harus memenuhi kriteria tentang siapa, apa, dimana, bagaimana, bilamana.

Thursday, January 22, 2009

Jekyll and Hyde

Pernah mengalami gelombang depresi mendadak?
Rasanya mengerikan. Kehilangan arah, mendadak ga tahu harus melakukan apa, mendadak merasa ga tahu apa pun, mendadak merasa diri adalah manusia paling bodoh sedunia, mendadak merasa ga mampu mengerjakan apa pun.

Seketika terbanting ke titik nol.

Gue tahu, akhir-akhir ini gue seringkali berpikir yang tidak-tidak, gamang, ragu, akhirnya jadi kehilangan arah, kehilangan fokus. Gue tahu, daripada tenggelam dalam perasaan-perasaan tersebut gue seharusnya tetap yakin, tetap fokus pada hal-hal yang positif. Seharusnya begitu. Otak gue mengatakan demikian. Namun perasaan dan emosi maunya lain. Seharusnya gue bersyukur dengan apa yang gue miliki, hal-hal positif apa yang gue punyai, kesempatan-kesempatan apa yang ditawarkan kepada gue.

Sebetulnya semua ini tergantung pola pikir juga sih. Sisi logis gue memandang setiap hal sebagai tantangan, kesempatan untuk belajar, untuk maju, berkembang. Sisi emosional gue memandangnya sebagai ancaman, resiko, dan menghadapinya dengan ketakutan. Rasanya seperti Jekyll and Hyde. Serba setengah-setengah.

Mungkin gue benar-benar harus belajar untuk fokus pada kecilnya kadar keberanian yang gue punya daripada fokus kepada ketakutan gue yang besar.

Friday, January 9, 2009

weekend

Fiuhh...
Melewati satu minggu pertama. Walaupun masih belum terlalu berat, namun gue senang akhirnya besok weekend. Libur. Pertama, karena liburnya itu sendiri, dan kedua, artinya gue sukses melewati minggu ini.

Memulai lagi sesuatu yang mana merupakan rutinitas setelah vakum sekian lama memang cukup sulit. Apalagi gue orang yang terlalu menikmati hidup dan sukanya bersenang-senang. Tetapi memang sudah waktunya untuk memulai lagi, keluar dari cangkang (kayak kerang aja) dan bergerak maju. Belajar lagi. Mengembangkan diri, mengembangkan kemampuan, keterampilan. Mengasah kembali apa yang sudah ada namun sempat tumpul karena tidak digunakan sekian waktu.

Sempat terbersit beberapa kali rasa cemas, kuatir, namun gue mau percaya bahwa justru di situ letak tantangannya. Kalau sudah bisa mengalahkan satu demi satu, berarti gue makin maju, makin berkembang, dan makin dibawa untuk naik ke level kesulitan berikutnya.

Semangat..!
Weekend, here I come!

Sunday, January 4, 2009

The greetings, the opening, resolution and bookmarks (3)

Waktu demi waktu berlalu, hari demi hari berlalu, dan tahun-tahun pun berlalu.

First thing first, Selamat Hari Natal dan Tahun Baru. Walaupun sudah seringkali dikatakan tiap waktu dan dengan berbagai cara, Selamat Natal (dan Tahun Baru) untuk kita semua (terjemahan bebas bagian akhir Christmas Song, dengan penambahan di sana-sini, hehehe)!

Dua tahun yang lalu gue memulai blog ini. Setahun yang lalu lebih beberapa hari (sejujurnya sih seminggu, hehe) gue menuliskan postingan The greetings, the opening, resolution and bookmarks (2) sebagai penanda ulangtahun blog ini yang pertama. Dan sekarang gue menuliskan postingan ini untuk menandakan ulangtahun kedua.

Seperti penulisan setahun yang lalu (dasar males mikir, keterbatasan kreativitas), Natal 2008 buat gue tidak terlalu terasa gong-nya. Maksudnya dari segi suasananya, atmosfernya. Plus lagi bener-bener Natal di Jakarta tahun ini serasa Natalan di bulan Juni yang panasnya lagi ampun-ampunan dan matahari bersinar sepanjang waktu. Namun selebihnya, gue senang bisa bernatal di rumah. Sesenang-senangnya bernatal di tempat lain, seperti juga seenak-enaknya makanan di tempat lain, still there's no place like home. Tapi juga ada sedikit rasa kesal yang menyelinap, antara lain karena macetnya perjalanan dari rumah ke gereja. Masa berangkat jam 3 sore, baru kekejar kebaktian yang 7? Jam 4, we missed it, begitu juga kebaktian jam 5 dan 6.30. Buset bener deh... Plus nyokap sakit, jadi makan malam Natalnya cuma berdua.

Namun, bagaimanapun, keadaan seperti apapun tetap harus disyukuri, bukan?

Tahun barunya, secara dunia global, krisis mengintai. Belum lagi pecah perang (lagi) antara Israel dan Palestina. Haduhaduhaduh, sedih deh kalau mengingat bahwa di area-area itulah berita tentang Tuhan dimulai, tapi kok justru ga bisa damai. Sekali lagi, bersyukurlah bahwa kita aman, tenteram, damai, sentosa. Dan semuanya bisa berkumpul, dalam keadaan baik, dikelilingi dan mengelilingi, berbagi kebahagiaan dan berkat dengan orang-orang terkasih :)

Bicara perjalanan gue sepanjang tahun 2008, ga ada yang bisa dikatakan atau dideskripsikan dengan gamblang. Bahkan ga bisa digambarkan dengan apapun. Genap setahun gue menganggur, dan siapa yang nyangka bahwa dalam setahun itu gue mendapatkan banyak sekali. Mungkin tidak lebih banyak daripada 'perhitungan' per tahun dari tahun-tahun sebelumnya, namun di tahun inilah Tuhan mengajarkan gue untuk menghitung; dan ternyata ga bisa dihitung. Di tahun 2008-lah seolah Tuhan mengerem langkah gue untuk berjalan terlalu cepat dan memperlihatkan pada gue lebih jelas kemuliaanNya dimana-mana. Mengingatkan gue bahwa penyertaanNya tidak akan pernah berakhir. Tahun yang amat berharga. Dipersiapkan untuk sesuatu yang lebih hebat lagi, dibentuk untuk menjadi lebih indah lagi, ditumbuhkan untuk menjadi lebih kuat dan lebih dewasa lagi, dalam segala hal.

Dan mendatang? Serba tidak pasti. Bahkan Tuhan tidak menjanjikan semuanya akan indah, namun apapun yang akan terjadi, Ia tetap bersama gue, bersama kita, dan semuanya untuk kebaikan kita. Mungkin akan lebih berat daripada sebelumnya, akan lebih banyak penempaan, tapi gue percaya grafik kehidupan kita terus menanjak. We haven't laugh our best laughter yet, kita belum mengalami kebahagiaan kita yang paling top sekalipun; we are heading toward it.

Resolusi? Tahun lalu:
-manjangin rambut (masih nyoba) --> berhasil!! Hore!
-dapet kerja lagi (kali ini gue memilih kerja di korporat) --> :)
-have someone to share (Amiiinnnn.. ) --> :) lagi.. masih terus didoakan untuk keadaan yang terbaik
-better in serving God --> hmm.. tapi gue percaya iya, walau ga secara spesifik :P
-punya handphone U700! --> D840 gue adalah handphone terlama gue sejak punya handphone!
-tattoo? berani ga ya? --> resolusi yang agak bodoh :D
-menurunkan 5 kilo! --> nah ini gagalia.
-bisa jalan2 lagi ke luar negeri kalo situasi membolehkan :) --> belum kesampaian. Tapi pasti ada waktunya ;)

dan tambahan:
-olahraga seminggu minimal 2 kali --> yahhh.. so so lah.. kalau niat ya pergi renang.
-mulai rajin baca renungan harian --> nah ini banyak improvement, tapi harus lebih taat dan tekun lagi.
-pake gelas sendiri2 kalo di rumah --> sempet berhasil, tapi kayaknya belakangan ini gagal lagi :P
-belajar inget2 tempat markir mobil --> nah ini juga banyak improvement.
-belajar ga nunda2 --> lumayanlah..
-belajar sabar dan ga cepet naik darah --> mungkin ini termasuk yang lumayan banyak peningkatannya.. thanks to the dearest one :)

Resolusi tahun ini? Belajar dari Renungan Harian: Melakukan yang terbaik untuk Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama dan orang-orang terkasih, dan 'Apa yang Tuhan ingin aku untuk lakukan?'

God bless you! Happy New Year!