Friday, April 25, 2008

Always there..

Today I just find out that I'm surrounding by angels. I really mean it, angels. I know that during these times they're always there for me, whether I notice it or not.

Now I'm feeling so ashame because recently I think that few of them are way too busy we can't share our stories. I was wrong. I was completely wrong. The fact is they are always there; I'm the one who wasn't there. And it slaps me. More over, they think about me, my feelings, my doubt. They considered it all for me, to the smallest part.

The fact is, they knew about it from the beginning, even before I knew. They knew the real fact, while I only knew the rumours. Not that I regret that I'm the last one to know, it's just that it hits me..again.

And they hide it from me.

The first thing popped in my mind is: 'How could you guys?? I can't believe you didn't tell me on the first place.. How could you be so mean?..' and so on, and so on.

Ternyata?

It's a super-sensitive things that they afraid I would be broken -- really broken -- if they tell me the truth right away back then. They were so afraid it would hurt my feelings very much. At one point they wanted to tell me -- for my good sake -- but in the meantime, for my own good, they didn't want to tell. Either way, it would change my whole life. And they were really considering it. At the end they decided not to tell, hoping that I would really think about it. If I decide to fight, they will support; the same thing if I decide to leave. Mereka mendukung gue jauh sebelum gue tahu. Tanpa gue sadari samasekali.

They encouraged me (back then I would say they forced me) to take the step soon.. Whether I would fight or not. At that time, I angrily thought that the status was on me and him to decide, but now I know that they were encouraging me to decide so I can move on with my life, jalan manapun yang gue ambil. Pertimbangannya, jika setelah menjalani waktu lama and I decide to keep fighting, it would be good (which is now I'm in a happily and blessed relationship with this person), thanks to God. Lah kalo sebaliknya? Setelah nunggu lama2 ternyata malah 'bubar'? They knew I would be more than broken.

Jadi kenapa akhir2 ini gue ragu atas mereka?
God gives me them, friends which I really can count on. They're blessing. They're angels. I believe that God speaks to me through them. God appoints them to be my friends. To surround me. Bukan sekedar kebetulan.
Gue semakin yakin bahwa Dia yang menentukan semua waktunya. He holds the time, He planned it amazingly perfect, dan tidak sembarangan Dia menjatuhkan waktu. He gave me time so He can prepare me to face and hear the truth, dan temen2 gue ini adalah salah satu caraNya memperkuat kenyataan itu.

Monday, April 21, 2008

Sang Perempuan

Akhir2 ini isu feminisme sering dijadikan topik obrolan, termasuk oleh gue dan dia. Setelah diskusi, bertukar pikiran, menantang intelektualitas masing2 dan menyejajarkan prinsip, akhirnya kesimpulannya kembali ke diri masing2..yang bagusnya mencapai kesepakatan.

Isu ini relatif, ga bisa diukur. Pengertian tiap orang tentang feminisme ini begitu beragam. Jangankan dari sisi laki2, dari perempuan sendiri macam2. Ada yang memandang itu baik, ada yang memandang itu kurang baik, ada juga yang berpendapat kalo mau bicara feminisme itu harus lihat dari konteksnya, dan ada juga opini bahwa selama dalam batas2 tertentu feminisme itu baik, tapi kalo lewat dari itu, sudah menjadi kurang baik.

Pandangan gue:
Yang penting adalah kesetaraan. Perempuan punya hak yang sama dengan laki2, dalam konteks mendapatkan kemampuan, kesempatan (pendidikan, karir, berpendapat) dan sebagainya. Tidak ada yang lebih unggul karena dia laki2 atau perempuan. Jadi kalo perempuan lebih capable daripada laki2, mengapa tidak? Vice versa. Sama2 menghargai itu. Sportif ajalah..

Lain halnya dalam konteks hidup berpasang2an. Sepintar apapun sang perempuan, setinggi apapun karirnya dari pasangannya – yang mana memang harus diakui sang laki2 – sang laki2 tetaplah seorang pemimpin. Dalam hal ini sang perempuan harus mengakui itu, dan sepenuhnya sadar bahwa kodratnya adalah tidak melebihi laki2. Tuhan juga bilang bahwa perempuan merupakan pendamping yang sepadan bagi laki2. Jadi walaupun sepadan, yang menjadi tokoh kunci adalah laki2, kan?

Menurut gue, istilah ‘emansipasi’ lebih bisa masuk ke otak gue daripada istilah ‘feminisme’. ‘Emansipasi’ itu berkaitan dengan kesetaraan – dalam konteks2 di atas tadi – sementara ‘feminisme’ itu menurut gue berkaitan dengan keinginan sang perempuan untuk cenderung lebih segala2nya daripada laki2, ekstrimnya ga butuh laki2. So, menurut gue, kalo ngaku feminis, jangan minta laki2 memperlakukan lo sebagai perempuan. Contoh kecilnya aja, jangan mau dibukain pintu sama laki2, jangan ‘ladies first’, jangan parkir di ladies parking, dsb.

Anyway, ini hanya pemikiran gue. Mau setuju atau tidak, silakan. Toh yg seperti gue bilang di awal, ini relatif. Bukannya gue ga bangga jadi perempuan, justru sebenarnya gue sangat bangga. Cuman agak bingung aja kenapa isu ini begitu booming.

Kesimpulan akhirnya adalah, Tuhan menjadikan kita unik. Ada tujuannya Dia menciptakan laki2, ada tujuanNya menjadikan perempuan. Tidak ada gunanya menyama2kan perempuan dengan laki2, apalagi membeda2kan keduanya.

Dari kitab Amsal Daud, gue mendapati peran seorang perempuan begitu hebat. Padahal masih jaman itu gitu loh.. Di situ dibilang bahwa perempuan yg hebat adalah perempuan yg bisa dipercaya, dan olehnya suaminya diberkati. Ia mengatur rumah tangga dan keluarganya dengan baik. Ia meniti karir, tapi masih memperhatikan orang lain yang butuh pertolongan. Takut akan Tuhan, dan ia melayani sesama sebagai perwujudan imannya.

Ajaib bahwa Tuhan memakai keseharian seorang perempuan menjadi berkat dan memuliakan Tuhan.

Saya mau menjadi perempuan yang seperti itu. Anda jugakah?

Selamat hari Kartini.
God bless you!

Friday, April 11, 2008

Oven listrik

Sore ini gue mengalami satu kejadian yang cukup lucu. Mungkin sebenernya lebih cocok dikategoriin bahaya malah, tapi gue yang ngalaminnya ngerasa ini menggelitik.

Gue punya oven. Oven elektrik. Bukan microwave, tapi oven. Oven ini udah cukup tua umurnya, dan udah melewati beberapa kali perbaikan pula. Sebenernya malah nyokap udah berpikiran untuk beli baru karena masalah yang timbul makin sering. Kadang2 dia panas, kadang2 dia ga panas2, dalamnya udah mulai retak2, makanan yang dipanasin di situ suka jadi gosong padahal udah disetel timernya, dsb dsb.

Sore ini gue berniat manggang roti. Supaya rotinya terbakar sempurna atas bawah, gue mau menyingkirkan tray aluminiumnya. Pas gue angkat, WAH! Tray itu nyetrum gue! Gue jadi urung ngangkatnya. Nyokap ngedatengin gue dan membantu. Dengan capitan, beliau berhasil mengangkat tray itu dan menyingkirkannya. Entah kenapa, rasa geli mulai muncul, dan gue mulai terkikik.

Kemudian tiba giliran si roti dimasukin ke oven itu. Dengan tangan telanjang gue pegang roti itu dan mau gue taruh di dalam oven. Begitu roti itu nyentuh ovennya, WAH! Gue kesetrum lagi! Rotinya nyetrum gue! Yang bener aja, masa gue kesetrum roti?! Maksudnya bisa menghantar listrik. Nyokap lagi2 membantu dengan senjata capitannya. Sembari beliau masukin roti2 itu ke dalam oven dengan pakai capitan, gue dengan manja 'sembunyi' di belakang nyokap dan pegangan ke nyokap. Pokoknya sejauh mungkin dari oven.

Begitu beliau masukin tuh roti dan rotinya menyentuh oven, WAH! Gue kesetrum lagi! Nyokap nyetrum gue! Padahal udah lewatin beberapa media, termasuk nyokap!

Tanpa bisa ditahan lagi, gue dan nyokap teriak2 heboh dan tergelak2 ketawa geli berdua di dapur :D
Lucu rasanya betapa setrum itu menjalar begitu cepat, 'menular' atau tersalur cepat dan mengagetkan.

Kalau aja kebahagiaan dan tawa bisa disalurkan cepat seperti setrum itu, gue dengan segala senang hati mau banget 'kesetrum' dan 'menyetrum' orang2! :D

God bless you!

Monday, April 7, 2008

12 macam hal

12 macam hal. Kenapa 12? Karena gue lahir tanggal 12.
  1. It's been four months sharp. Gue ga bisa nulis 'ga kerasa'. Justru sangat kerasa, jangankan empat bulan, memasuki bulan kedua aja gue udah mulai uring2an. Gue butuh ajang aktualisasi diri. Gue butuh tempat untuk melakukan sesuatu dengan otak gue, tangan gue, tenaga gue, instead of cuman leha2, jalan2 dan ngabisin uang. Gue suka sibuk, asal bukan sibuk yang sok ikut2an atau dengan kata lain menghandle kerjaan yang bukan kerjaan gue.

  2. Berkaitan dengan nomor satu, gue mulai menyusun rencana untuk mulai menetapkan target2. Gue harus menentukan kapan gue mau berhenti leyeh2 dan melakukan sesuatu. Yang terbersit di otak gue adalah, jika sampai beberapa waktu ke depan gue ga kerja2 juga, gue harus melakukan sesuatu, yang mana di otak gue ada pilihan mau kursus, nerusin kuliah ke S2, atau menurunkan skala idealisme gue soal kerjaan. Maksud gue idealisme adalah selama ini gue idealis mau di industri yang sama dengan kerjaan gue sebelumnya. Sekarang gue mikir, siapa sih yang tahu apakah emang path gue di situ atau malah gue bisa lebih berhasil di bidang lain?

  3. Kenapa ya ada orang2 yang suka melewatkan kesempatan di depan mata dan menganggap enteng hal2 tertentu? Gue ga munafik, sometimes gue juga melewatkan kesempatan, tapi gue bisa membela diri dimana kesempatan yang gue lewatin itu bukan sesuatu yang buat orang lain adalah hal besar; itu semata2 hanya menyangkut diri gue sendiri dan tidak menyangkut keadilan buat orang lain. Tapi, sebesar2nya jiwa pencari kesenangan yang gue miliki, menganggap enteng adalah hal yang salah. Lebih baik adalah tidak nganggap enteng, tapi jalani dengan riang.

  4. Memasuki bulan kelima. Jatuh bangun, tawa dan airmata, cobaan dan pelepasan. Mengalahkan diri sendiri, berdamai dengan diri sendiri, menemani dan ditemani, empati buat orang, spare my feelings and my ego for all these things. Hal2 indah. Hal2 yang terberkati.

  5. Gue kembali menjadi orang berambut coklat. Warna asli rambut gue. Gue yang sesungguhnya. Kadang2 gue berpikir terlalu jauh dengan sewaktu2 berpendapat bahwa ganti2 warna rambut sama seperti ganti2 topeng wajah.. Sesekali memang baik, tapi kalo berlebihan, kita jadi seolah ga punya karakter karena selalu mencoba jadi orang lain. Anyway. Hanya sebuah pemikiran.

  6. Setelah 10 tahunan, gue akhirnya naik bis metro mini lagi di Jakarta. Seru juga. Cuman kali ini memang ga terlalu menyengsarakan, karena gue naiknya jam 10 pagi.. Ga penuh, ga berebutan ama anak sekolah atau orang kerja, ga keringatan, ga usah desak2an berdiri, ga lengket dan bersentuhan dengan kulit orang2. Hanya bersentuhan dengan kulit orang. Hehe.. Juga dengan bajaj. Kendaraan asal India ini juga udah lama ga gue naikin. Cuman yang ini sih mgkn ga 10 tahun amat. Masih gue naikin jaman nyanyi di Kedubes beberapa tahun lalu, dan Januari kmaren juga masih naik. Kemaren gue naik bajaj lagi di Kelapa Gading. Yang bikin satu ini seru dan beda dari yang sebelum2nya? Ahem.. ;)


  7. Kemarin untuk pertama kalinya gue gereja di GKI Kayu Putih. Gerejanya modern dan bagus. Deket dari rumah. Dan mengingatkan gue akan GKI Maulana Yusuf di Bandung. Jadi gue langsung berasa nyaman.

  8. Dapet inspirasi religius baru: Penderitaan dan cobaan demi namaNya semakin dipermuliakan? Mengapa tidak? Apalagi kita tahu Dia juga setia nemenin kita.

  9. Dua kali Jumat terakhir berturut2 gue terlibat dan dilibatkan dalam sebuah 'perjalanan' spiritual. Mencoba lebih dekat dan intim dengan Tuhan, dan menyaksikan seseorang diubahkan ke arah yang jauh lebih baik, ke dalam harapan yang lebih baik, dan rencana kehidupan yang lebih baik.

  10. Temen gue akhirnya melahirkan seorang bayi perempuan bernama Michelle Erkens. Nyokapnya C-section, tapi menurut kabar semua sehat dan baik2 aja. Congratulations, Ber and Will! So happy for three of you!

  11. Berjalan2 berdua menikmati lampu2 dan jalanan kota Jakarta di malam hari menjadi kebiasaan yang menyenangkan dan selalu dinanti2. Pada suatu ketika gue menyadari bahwa this is what I've been longing for.. Imajinasi gue tentang date yang gue impikan selama ini, terlepas itu apakah itu date yang sempurna atau tidak, yaitu menikmati setiap detik yang ditempuh sambil memandang Jakarta di malam hari yang terus hidup dan begitu hidup dengan nyala lampu2nya :)

  12. Gue membaca artikel di kolom urban life Kompas Minggu dan tersenyum sendiri. Sangat hebat dan ajaib bahwa dalam kasih ada pengampunan dan kesetiaan. Tidak membutuhkan balasan.. Gue sudah mendapatkan ganjarannya :)

Thursday, April 3, 2008

Precious Lord, Take my hand,
Lead me on, let me stand,
I am tired, I am weak, I am worn
Through the storm, Through the night,
Lead me on to the light
Take my hand precious Lord, Lead me home

When my way grows drear precious Lord linger near
When my light is almost gone
Hear my cry, hear my call
Hold my hand lest I fall
Take my hand precious Lord, lead me home

When the darkness appears and the night draws near
And the day is past and gone
At the river I stand
Guide my feet, hold my hand
Take my hand precious Lord, lead me home

Precious Lord, take my hand
Lead me on, let me stand
I'm tired, I’m weak, I’m lone
Through the storm, through the night
Lead me on to the light
Take my hand precious Lord, lead me home