Friday, December 19, 2008

Pohon Natal

Masang Pohon Natal selalu jadi keasyikan tersendiri buat gue, kakak gue dan nyokap gue. Mulai dari bongkar-bongkar satu sudut rumah nyari pohonnya, nyeret si pohon keluar, trus ngediriinnya dan ngehiasnya, akhirnya adalah nyapu rontokan 'dedaunan'-nya dan memandang Pohon Natal yang udah jadi dengan rasa puas.

Yang terlewat adalah tahun lalu, saat kami sekeluarga memutuskan untuk pertama kalinya ber-Natal tidak di rumah, tidak pula di kota Jakarta, dan tidak di Indonesia :) Tahun lalu kami masang Pohon Natal mungil yang ga terlalu ribet dan butuh ekstra waktu. Namun ternyata justru asyiknya masang Pohon Natal adalah ribet-ribetnya.

Tadinya kami udah niat mau beli hiasan-hiasan baru buat pohon, karena perasaan kok hiasan kami selain udah tua, udah ga jelas bentuknya, juga rasanya kok dikit ya.. Sirik ama Pohon Natal yang cantik-cantik di mall. Namun setelah gue masang satu demi satu, dipasang semuanya.. Wah, ternyata banyak juga kok. Pohonnya langsung penuh. Dan gemerlapan. Senangnya..

Hiasan-hiasan Pohon Natal kami ternyata banyaknya adalah yang beling alias bisa remuk. Hiasan-hiasan ini udah ada semenjak kakak gue masih kanak-kanak, nah gue masih sangaaaat kanak-kanak. Pernah ngeremukin satu, karena digenggam terlalu kuat :P

Akhirnya masang Pohon Natal juga jadi kegiatan mengenang-ngenang masa lalu. Tiap hiasan ada sejarahnya, ada memorinya. Di puncak pohon, sebuah salib dipasang. Ini salib baru. Yang lama tersimpan rapi di sebuah kotak, bagian bawahnya udah pecah. Perjalanan salib itu menemani kami ber-Natal udah jauh sekali. Berpuluh tahun dan melewati berbagai kota di mana kami pernah tinggal dulu. Sekarang masih menemani kami, tapi kasihan dia udah lelah, jadi disimpan aja dalam box. Jadi kenang-kenangan.

Walaupun akhirnya coreng-moreng debu (setahun gitu lho disimpan), tapi rasa puas dan bahagia membuncah dalam hati, disertai senyuman-senyuman sambil mengenang masa bahagia di masa lalu dan menjalani masa bahagia di masa kini.

No comments: