Monday, February 11, 2008

Status

Status.
Apa yang dimaksud dengan status dalam konteks hubungan antara dua orang? Pentingkah keberadaan sebuah status?

Gue yakin sebenernya ada juga orang2 yang agak memikirkan masalah status ini, hanya mungkin ga terlalu ambil pusing dan memilih menjalani apa adanya, atau ga tahu apa yg sebenernya mereka inginkan tentang status ini, ga ada orang yang cukup mengerti. Bisa juga ada yang ga puas dengan jawaban2 yang sudah ada.

Gue: Ga tahu apa yang gue inginkan dan ga puas dengan jawaban yang ada.

Sebetulnya, penting ga sih status itu? Apa yang membuat itu penting? Kapankah itu menjadi penting? Gue pikir, selama dua orang yang terlibat merasa hubungan di antara mereka baik2 aja, bahkan cenderung indah, merasa bahagia dgn itu, status mungkin ga terlalu penting pada saat itu. Jangan sampai status menjadi media pemuasan diri, misalnya karena ingin punya embel2 ’in a relationship’, pas ada seseorang yang mau mencoba berbagi, lalu jadi terburu2 memaksakan sebuah status while it’s still too early. Ini namanya egois, sementara hubungan ini kan melibatkan dua orang.

Ada yang bilang, penting memastikan status, supaya masing2 tahu ada di mana posisi mereka dalam hubungan itu, dan supaya bisa menentukan rencana2 selanjutnya. Apa betul? Bisa aja kan kedua pihak, walaupun belum terikat status, tapi udah punya rencana2 untuk ke depan. Malah, yang udah terikat dalam status pun banyak juga kan yang cuman jalan di tempat, dan belum nentuin rencana apa2?

Jadi apakah penting status itu?
Apakah status itu adalah sebuah garis yang ditarik untuk menyatakan ‘gue pacar lo, lo pacar gue’?
Apakah status itu sebuah pemastian?

Dalam bahasa Inggris, berada dalam suatu hubungan adalah ‘in a relationship’. Apakah itu harafiah? Berarti kalo dua orang berada dalam suatu hubungan, walaupun masih dalam jalur ‘dating’ atau berkencan, which means they’re seeing each other -itu hubungan juga kan?-, apakah itu adalah ‘in a relationship’?
Ataukah ‘in a relationship’ punya makna yang lebih dalam, seperti eksklusivitas? Yang membawa maksud: status adalah komitmen..?

Apakah korelasi antara status dengan waktu itu cukup kuat?
Mungkin, pada akhirnya, menentukan sebuah status itu perlu waktu. Satu periode waktu yang menurut gue ga bisa dipaksakan atau dipatok atau ditentukan, whether 1 bulan, 3 bulan, bahkan 1 tahun. Kesimpulan gue sendiri adalah, itu akan terjadi bila waktunya tiba nanti. Entah kapan. Sama seperti Tuhan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya, sama seperti orang yang mencari pasangan, you know it, you it’s him/her when the time has come, kapan tahap yang lebih tinggi – in my opinion, a status – pun akan dicapai dalam sebuah hubungan dalam waktu ‘pada waktunya’. Periode waktu itulah yang akan mempersiapkan dan semakin menguatkan hubungan antara kedua orang yang berada dalam suatu hubungan sampai berani untuk melangkah maju. Dalam pengertian gue, menuju ‘satu tujuan jangka panjang’. Pada saat itulah status menjadi penting.

Hmm, somehow, ini adalah sebuah pemikiran yang sangat2 relatif. Ga ada pendapat yang salah tentang masalah status ini. Kembali ke pribadi masing2, gimana mau mengonsep pengertian tentang hal itu. Bukannya ga mungkin seiring waktu pemikiran gue ini akan berubah. Tidak ada yang salah soal ‘perlu batas waktu untuk memastikan’, ‘perlu status untuk menyusun rencana’, dan ‘ketidak-begitu-pentingnya status pada saat ini’.

Yang paling penting sekarang adalah menjalani sebaik2nya apa yang ada di depan mata, memanfaatkan waktu sebaik2nya, semakin menumbuhkan kebaikan yang ada, memeliharanya, mensyukuri apa yang udah diterima, semua demi mempersiapkan masa depan dan kehidupan yang lebih baik.

Kesimpulannya, mungkin pada saat ini kami memang belum siap untuk berkomitmen.

No comments: