Wednesday, February 20, 2008

Suara dan perasaan

Gue, seperti banyak juga cewek2 pada umumnya, mudah jatuh hati sama seorang cowok karena suaranya. Suara dia sewaktu bicara aja udah bikin ‘nyesss’, apalagi kalo dia udah nyanyi. Walau gue ‘dibesarkan’ di dunia nyanyi2 ini, gue ga pernah bisa mendengar cowok2 bersuara keren tanpa jatuh hati. Suara2 tenor yang manis dan sejuk, dan suara2 bass yang empuk dan hangat. Seringkali kita manusia2 sopran dan alto sampe lupa nyanyiin part kita karena terpesona dan terkagum2.

Menurut temen gue, dan juga berdasarkan penelitian2 tentang suara -atau musik- ini, semua ini karena peranan getaran yang ditimbulkan suara. Begitu dia memasuki bagian telinga, dia akan menggetarkan seluruh bagian telinga sampai ke dalam, yang mana syaraf2nya secara langsung mengirimkan sinyal2 itu ke otak.

Suara akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Salah satu jaras adalah jaras retikuler-talamus, bagian yang akan menerima suara, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia.

Efeknya bisa macam2, menimbulkan emosi yang berlainan. Bisa tenang, bisa nyaman. Bisa juga jadi ga teratur, marah, sedih.

Sehingga kita bisa jatuh hati sama suara seseorang, itulah alasan logis dan medisnya, digabung dengan aspek keindahan dan estetika yang kita punya dalam diri masing2 sehingga menimbulkan atmosfer yang menyenangkan.

Mungkin itu juga sebabnya kenapa kalo kita kangen seseorang dan ga bisa ketemu, dengan menelepon dia dan denger suaranya, perasaan kita bisa tenang. Terkadang bukan hal yang gombal kalo kita menelepon hanya sekedar untuk denger suaranya, karena pada faktanya emang perasaan kita jadi nyaman karenanya ;)

No comments: