Thursday, June 19, 2008

Efek BBM


Kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu memang dilematis. Di satu sisi, dalam jangka panjang kenaikan itu dimaksudkan untuk mendongkrak atau memperbaiki perekonomian negara. Di sisi lain, kenaikan ini menyusahkan rakyat. Kenaikan harga BBM membuat harga bahan makanan melonjak naik; harga barang-barang secara umum naik, gejala terjadinya inflasi; biaya transportasi naik, juga menjadi penyebab harga barang naik karena ada budget lebih yang dibutuhkan untuk memproses bahan mentah menjadi bahan jadi; titik pertemuan antara budget constraint, income dan spending makin susah didapat – kenapa ya dulu susah banget lulus mata kuliah ini? – dan akibat-akibat lainnya. Tampaknya memang lebih banyak dampak buruknya yang dialami sekarang ini. Belum lagi lay off alias PHK. Berbuntut kemiskinan. Ga ada tabungan. Akhirnya? Vicious circle of poverty.

Efeknya ke gue? Ga kalah banyak. Yang paling kerasa adalah bensin. Wah! Dengan mobil yang pake bensin pertamax, astaga naga deh. Orang sih bisa bilang kan gaji juga ikut dinaikin, tapi hei, gue pengangguran yah. Just for information.

Anyway, bukan itu sebenernya topik yang mau gue angkat, tapi akibat kenaikan itu salah satu penghematan besar-besaran yang gue lakukan adalah dalam hal transportasi secara umum, ongkos Jakarta-Bandung secara khusus. Gila aja, masa travel sekarang Rp70.000? Belum ngitung ongkos ke poolnya lho. Bolak-balik? Kali aja dua. Andaikan seminggu sekali, dan dalam sebulan hampir Rp600.000 hanya untuk travel doang? Belum pengeluaran-pengeluaran yang lain.

Berbekal tekad berhemat, perjalanan gue terakhir kali ke Bandung menurut gue cukup menjaga isi dompet. Berangkat dengan nebeng orang – not hitch hiking, please – dan di Bandung gue ke mana-mana naik angkot. Pulang ke Jakarta, inilah pertama kalinya gue naik kereta api lagi setelah tiga tahun lamanya ga pernah naik kereta lagi. Pertama kalinya melihat jalan tol Cipularang dari kejauhan di atas jembatan Sasak Saat.

Berangkat ke stasiun dengan angkot, nyampe di Jakarta turun di Jatinegara dan pulang naik angkot. Totalnya? Udah include ongkos angkot, Rp40.000 sajah!

2 comments:

Lia Marpaung said...

nacch gituu donk adikku,....:) ga ada salahnya kita sekarang belajar 'berhemat'...selain itu juga ada positifnya kita berkendaraan umum....paling engga, ada lebih banyak lagi yg kita bisa lihat...untuk menjadi renungan, sekaligus membuat kita bisa lebih bersyukur dengan apa yang kita miliki....

ajak2 doonk ke bandung, joyce ! :)

JR said...

setuju banget, kakakku sayang.. banyak banget hal baru yang gue lihat dan pelajari. Indeed, a blessing in disguise :)