Tuesday, October 28, 2008

hujan

Sepertinya, akhirnya musim penghujan dimulai juga di Jakarta. Kenapa gue bilang di Jakarta? Karena ada daerah-daerah lain yang sudah dapat musim hujan duluan, dan ada juga yang belum hujan. Jangankan begitu, di Jakarta aja sendiri hujannya ga merata. Bisa hujan lebat di Pasar Minggu, di Percetakan Negara masih kering.

Hujan, buat gue, sarat emosi. Yang lebih seringnya bersifat sendu dan murung. Kalau lagi suasana hati senang, tiba-tiba gelap mendung dan hujan, mood bisa jungkir. Sedikit berkuranglah. Kalau lagi sedih dan murung, hujan seolah menjadi pembenaran dan nambah-nambah kesenduan. Seolah langit juga ikut sedih bersama gue.

Namun banyak juga hal-hal menyenangkan kala hujan. Bergelung dalam selimut, minum secangkir coklat hangat, baca buku dengan latar belakang musik, atau nonton tivi. Hayoooooo, siapa yang ga pernah punya imajinasi macam itu?

Bisa juga jalan-jalan sepayung berdua (bagian yang mau gue skip adalah bagian beceknya, kaki dan celana basah), atau berada di mobil, menelusuri jalanan basah dengan latar musik lembut mengalun. Hohoho.. Siapa yang ga pernah punya imajinasi romantis semacam itu?

Bagaimanapun, gue senang musim hujan sudah dimulai. Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

5 comments:

wiemz said...

melintasi hujan dengan payung berdua atau melewati hujan dari balik mobil itu sama iko ya Jo? So sweeetttt.... :p

JR said...

monyong lo Mam.. :D sirik yaaaaa..

Lia Marpaung said...

gue paling senang melihat titik2 air hujan yang jatuh di jendela...dan bunyi suara hujan...

semasa di papua dulu, gue paling senang melihat air hujan yang jatuh di jendela ruangan kantor gue...dan yang paling tidak terlupakan saat hujan datang dirumah gue semasa tinggal di papua....di daerah Angkasa, ini daerah paling tinggi di kota Jayapura....kalau hujan datang, udara jadi berembun dan dingin...gue senang banget duduk2 di kursi malas gue, mendengar suara hujan yg jatuh di langit2 rumah, dan memandang lautan dari atas pegunungan sudut teras depan rumah gue....sambil berbalut selimut dan menikmati secangkir teh peppermint....

tulisan lo jadi membuat gue kangen dengan waktu lalu....

Anonymous said...

Karena naik motor, buat gue hujan berarti harus bawa gembolan banyak Joyce, harus bawa jas hujan, bawa baju ganti, dan kadang, bawa sepatu. And semuanya terbungkus plastik. Serba repot juga sih... tapi kalau pas tidur sih, hujan itu sedaaaaap...

JR said...

@lia: pasti lo kangen banget suasana begitu ya li.. jauh dari hiruk-pikuk kota, pokoknya damai. di jakarta mana bisa :P

@adit: setuju banget soal tidur itu dit. selama ga pake acara petir2an aja..