Tuesday, October 28, 2008

pelampiasan

Apa yang biasanya dilakukan kalau lagi kesal?

Seiring makin dewasanya gue, pelampiasan gue semakin berganti. Dulu waktu kecil, biasanya gue nangis dan meronta-ronta sampai puas, sampai nyokap datang dan merayu-rayu gue. Hehe.. Gedean dikit, pelampiasan gue mulai anarkis: banting-banting barang. Tentunya pilih-pilih juga, kalau pecah-belah yang gue banting, bisa-bisa gue yang dibanting nyokap. Yaaaah, bantal kek, boneka kek (aduh, kasian juga ya boneka-boneka yang tidak bersalah itu), apa pun yang ga membahayakan siapa pun.

Makin gede lagi, belajar anger-management. Mulai belajar nahan diri, nahan tangan, tapi ga bisa dipungkiri pelampiasannya ke kalimat-kalimat yang gue keluarkan. Ga maki-maki juga sih, apalagi sampai ada kebun binatang. Bisa-bisa bokap yang turun tangan. Bukan main tangan, tapi ngebentak anak bungsunya ini. Gue kemudian belajar untuk milih kata-kata juga. Munculnya? Membentuk pembawaan gue yang suka ngomong tanpa mikir. Sinis dan sarkastis yang jadi kebiasaan, bukan saat marah doang.

Sedikit lebih gede lagi, gue belajar untuk diam kalau marah, dan memilih pelampiasan dengan berjalan kaki. Seiring kelelahan, keringat, tenaga yang dikeluarkan, kekesalan gue pun ikut berkurang.

Gue terus memanage diri, namun ada juga satu masa memalukan dimana gue betul-betul kehilangan kendali, dan berteriak-teriak marah di depan umum. Haduh, ga lagi-lagi deh. Benar-benar ga bisa dibanggakan.

Sekarang gue lebih terkontrol lagi dalam menyikapi kemarahan gue. Walaupun mungkin ga lagi banting-banting barang, ga lagi terlalu sering ngomong sinis, dan berjalan kaki pun semakin jarang gue lakukan, gue masih belajar terus untuk penyikapan yang lebih baik lagi. Kekesalan gue masih sangat terlihat melalui tingkah laku, dan jadinya menularkan kekesalan ke orang lain juga. Gue masih belajar, terus belajar, untuk sabar, ga menenggelamkan diri dalam kekesalan, dan memilih melihat hal-hal baik.

No comments: