Sunday, July 6, 2008

Menjaga hati, mata dan lidah

Menjaga hati.

Lagu ini dipopulerkan baru-baru ini oleh Yovie And Nuno. Tapi bukan soal lagu itu yang menarik perhatian gue akhir-akhir ini. Hanya aja setiap kali gue denger lagu ini, gue seperti diingatkan lagi dan lagi bahwa gue harus menjaga hati. Namun bukan menjaga hati dalam hal yang berkaitan dengan perasaan terhadap seseorang, lho (walau tentunya itu pun akan gue jaga sebaik-baiknya). Gue akan coba tuliskan argumentasi gue kenapa menjaga hati itu penting, dan apa hubungannya dengan mata dan lidah.

Mata adalah jendela hati.

Melalui mata, terlihat apa yang ada di hati. Pernyataan ini bisa berlaku secara harafiah, bisa juga dalam arti kiasan. Gue sendiri bukan orang yang bisa memakai mata sebagai jendela hati ketika gue berhadapan dengan seseorang, karena gue lebih suka punya pemikiran positif akan seseorang ketimbang menyelidiki gimana matanya memandang. However, gue sendiri adalah orang yang hatinya mudah dilihat dari cara gue memandang. Kata temen-temen gue sih, keliatan dari mata gue apakah saat itu gue sedih, gembira, marah, semangat, dsb. Intinya adalah, kejujuran, kebohongan, perasaan di hati itu tercermin dari mata. Dalam artian harafiah, keliatan juga dari mata apakah hati atau liver kita dalam keadaan sehat atau tidak. Buktinya, kalau orang sakit hepatitis akan terlihat dari warna matanya yang kuning.
Namun, yang menjadi perhatian gue adalah dalam artian kiasan. Selain argumen di atas, mata juga bisa menjadi cermin yang sebaliknya. Contohnya, kalau kita melihat sesuatu tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita pesen smoothies strawberry, munculnya juice strawberry. Gue sih, hati gue jadi cenderung tidak terjaga karena gue lalu jadi kesel, ngomel-ngomel sama waiter/waitressnya. Maksud gue, instead of coba bersabar dan nanya baik-baik kenapa bisa lain dengan pesenan kita.

Lidah adalah jendela hati.

Ini sebetulnya hal yang membuat gue tertarik untuk menuliskan posting ini. Mulanya karena renungan harian yang gue baca beberapa hari yang lalu tentang mulut. "Mulutmu harimaumu," gitu katanya. Kata-kata yang keluar dari mulut kita ibarat harimau: sangat berkuasa. Ucapan hakim di pengadilan bisa menentukan hidup matinya seorang terdakwa. Ucapan seorang pejabat bisa memengaruhi nasib rakyat. Ucapan pengusaha pada rekannya dapat membuat transaksi bisnis jadi atau batal. Ucapan seorang pria pada kekasihnya bisa membuatnya tersanjung atau tersinggung. Sekali salah ucap, akibatnya bisa gawat! Mengucapkan apa yang tidak perlu atau tidak pantas. Mengendalikan lidah memang lebih sulit daripada mengendalikan api atau menjinakkan binatang. Tanpa dikekang, lidah bisa menjadi liar. Kadang mengucapkan berkat, kadang kutuk. Tidak konsisten. Jadi, belajarlah mengekang lidah. Berpikirlah lebih dulu, baru berbicara. Saring dulu, baru ucapkan. Lebih penting lagi: jagalah hati agar selalu murni. Sebab apa yang keluar dari mulut, berasal dari hati (Matius 15:18, dikutip dari Renungan Harian, 3 Juli 2008). Nah, inilah maksud gue bahwa lidah adalah jendela hati.

Perenungan ini cukup menampar gue sendiri. Apalagi gue adalah orang yang lebih sering mikir belakangan, ngomong duluan. Menjaga hati juga menjadi sangat penting. Menjaga untuk tetap taat, disiplin, takut sama Tuhan. Menjaganya untuk kudus, tetap berkenan, tetap digerakkan untuk melakukan hal yang berkenan, yang baik, penuh kelembutan, pengendalian diri, empati dan ga egois, dan banyak hal. Menjaganya untuk tetap percaya dan menyerahkan segalanya kepadaNya, bukan saja diri, hidup, tapi juga masalah, kekalutan, ketakutan, kesedihan.

Sekali lagi, dan itu akan berulang-ulang kali lagi menampar gue.

3 comments:

Sisca L. Andriries said...

"biarkan aku menjaga perasaan ini...wow..."
OMG!! lagu ini lg... lama2 bener2 jd lagu favorit gw neh... ^^"
that's right, blak2an boleh2 aja... tp sblm menyakiti hati org, lbh baik qta pikirkan dulu apa yg mo diomongin... ^^
that was me before... ga percaya??
dulu gw ketus banget lho ma org, makanya temen2 gw banyak cowok, susah ngomong manis2... ^0^

Anonymous said...

koq postingan lu bikin gw jadi inget ama lagu: Jagalah hati, jangan kau nodai, jagalah hati jendela hidup ini..(bener ga seh??heheheheh..)..hanya sebuah intermezzo dari an happy mom in holland yg lagi ingidam jajanan bdg :-p

JR said...

@sisca: emberrrr! gue lebih parah sis.. tau ndiri lah. tapi gue sekarang udah banyak berubah. hail to the change! :)

@the happy mom in holland: itu lagunyah Aa Gym bukan sih? huahahaha..