Tuesday, August 26, 2008

Semua yang campur-campur

Sebagian besar makanan atau minuman yang modelnya dicampur-campur rasanya biasanya enak. Tentunya mengikuti kaidah yang berlaku (kaidaaaaaahhhh.. Emangnya kaidah tangan kanan). Coba aja es campur, rujak, gado-gado, lotek, nasi campur.

Kenapa ya harus dimisalkan dengan makanan? Hmm.. Tau deh. Yang pertama kali muncul di otak adalah makanan, soalnya.

Ada juga model not dicampur-campur. Alhasil bikin chord yang ngga lazim (baca: agak bikin sakit kepala, hehehe). Namanya disonans. Di otak gue, highly associated dengan seseorang yang demen banget bikin chord disonans. Katanya sih, yang disonans-disonans ini semacam 'benang kusut' yang seringkali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian mengawali suatu bentuk harmonisasi yang indah setelahnya. Jadi, seperti keindahan chord harmonis yang muncul sesudah yang disonans-disonans itu, begitulah juga kehidupan kita yang terasa bahagia sesudah masalah lewat. Gitu deh kurang lebih.

Yang dicampur-campur, ada juga model pelangi. Warnanya campur-campur, tapi membentuk sebuah keindahan. Bisa diasosiasikan dengan kehidupan majemuk dalam masyarakat kita. Walau berbeda, namun jika berdampingan justru bisa membentuk kehidupan yang damai. Eit, maap, itu bukan dicampur deng judulnya.. Disejajarkan. Kalau warna-warna itu semua dicampur, hasilnya cuman satu: putih. Itu kalau komposisi warnanya semua sebanding. Kalau ngga, judulnya butek.

Tapi jangan karena yang dicampur-campur itu biasanya enak, kemudian semua hal jadi dicampur. Perasaan yang dicampur-campur, emosi yang dicampur-campur, malah menimbulkan hal yang kurang baik.

Hmm.. Tiba-tiba jadi kepikiran es campur.. Sluuurrrrp. Yummy.

2 comments:

Anonymous said...

mau donk es campur nyah..di holland kaga ada neh :-(

JR said...

kaciannn.. hehehe. bikin atuh neng, da gampang ieu.. :P