Thursday, August 7, 2008

Tamasya dengan Bus Transjakarta

Sejak harga BBM naik (sebenarnya gue hanya mencari kambing hitam atas status pengangguran gue yang ga punya penghasilan tapi maunya seneng-seneng melulu) gue dipaksa untuk mengencangkan ikat pinggang. Bukan karena supaya kurus, hehe. Maksudnya gue harus bener-bener hemat karena saldo tabungan gue makin lama makin sinting tipisnya.

Sebenarnya sudah lama terpikirkan untuk mulai belajar menggunakan fasilitas Bus Transjakarta. Tapi karena selalu ada mobil, plus malas, plus manja, rencana itu selalu tertunda. Kalaupun ga ada mobil, gue naik taxi. Ada aja alasan untuk gue menghindar dari keharusan naik Bus Transjakarta itu. Gue menggunakan bus itu cuman sebatas rumah - Arion Plaza. Hehehe.

Setelah kena marah nyokap gara-gara ngabisin uang di taxi doang, akhirnya gue bertekad kali ini gue bener-bener harus belajar naik fasilitas umum. Ga boleh cari-cari alasan lagi. Kebetulan kali ini ga ada mobil di rumah. Satu-satunya yang bisa ‘memaksa’, alias memotivasi gue adalah “gue harus pergi ke tempat yang jauh dimana kalau gue naik taxi, ongkosnya ga masuk akal mahalnya.”

Mikir, mikir, mikir… Ragunan keluar sebagai jawaban. Dan, gue terberkati dengan adanya dia yang mau menemani gue pelesir di Ragunan. Jadi gue mempersiapkan diri untuk ‘liburan’ satu hari ini. Perjalanan kan jauh. Dari Jakarta Pusat – hampir Timur – ke Jakarta Selatan, ujung pula. Intinya jauh. Sengaja mengosongkan dompet. Lagian sudah cekak pula. Bertekad ga nyari ATM. Harus bisa memanage uang yang ada. Lagian di kebun binatang mana ada ATM?

Ternyata? Seru dan asyik! Haha… Naik dari halte Utan Kayu, nanya penjaga halte di mana gue turun kalau mau ke Kuningan. Akhirnya kebayanglah sama gue stressnya pengemudi Bus Transjakarta itu, apalagi bus yang gue tumpangi tadi pengemudinya perempuan, dan gue kagum ngelihatnya. Orang-orang nyeberang seenaknya di jalur Busway, motor dan mobil yang bandel makai jalur Busway. Apalagi daerah Pasar Rumput. Udah mah jalur jalannya sendiri sempit, ditambah banyak mobil dan motor jalan ga jelas, semrawut, dan mobil-mobil yang parkir di pinggir jalan. Ribet banget. Kalau gue pasti udah ngedumel-dumel, neriakin orang-orang, maki-maki sepanjang jalan. Tapi selebihnya seru. Ga pernah sejauh ini gue naik Bus Transjakarta. Sepanjang jalan gue merhatiin dan ngitung jumlah halte, di halte yang mana dan keberapa gue harus turun. Takut kebablasan atau malah kurang. Tadinya mau sambil denger iPod, gue urung karena gue harus konsen ngedengar halte apa berikutnya. Atas petunjuk kondekturnya, gue turun dari bus koridor IV di halte Dukuh Atas, ganti bus koridor VI yang akan melanjutkan perjalanan gue ke Ragunan. Berdesakan, berebutan masuk dengan orang-orang lain. Akhirnya gue ngerasain berada di dalam Bus Transjakarta yang melaju sepanjang Kuningan, setelah selama ini cuman bisa ngelihat doang.

Terus melaju, para penumpang naik dan turun di tiap halte. Macam-macam penumpangnya. Ada ibu muda bawa dua anak kecil, ada bapak-bapak. Ada yang lusuh, ada yang penuh gaya. Mahasiswa, orang kantoran. Kadang bus penuh berjejalan, kadang kosong setelah melewati halte-halte tertentu. Awalnya berdiri, kemudian duduk, memperhatikan orang-orang turun-naik. Kadang-kadang pengeras suara yang bilang, “Pemberhentian berikutnya..” kadang si mas kondekturnya teriak-teriak. Hehehe. Teruuuuuus…. Melewati KPK, Pasar Festival, Kedutaan Besar Australia, Casablanca, Depkes, Menara Karya, Erasmus Huis. Halte Karet Kuningan, halte Kuningan Timur dan seterusnya… Berhenti di Pejaten tempat dia nunggu, hampir ketinggalan kalau ga gue panggil-panggil, bus terus melaju ke arah pemberhentian terakhir di Ragunan. Bus semakin kosong, ga ada lagi penumpang yang berdiri.

Sangat kurang dari sejam sejak gue berangkat dari rumah (biasanya kalau pakai mobil bisa sejam lebih), plus hanya dengan Rp3.500, bus mencapai perhentian terakhir, dan kami tiba di Taman Margasatwa Ragunan.

Ragunan, be prepare… Here we come!

No comments: